Mengharukan! Awal Pertemuan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu sampai Sabet Emas Olimpiade
loading...
A
A
A
Penantian panjang Indonesia telah berakhir. Ya, Greysia/Apriyani mencatatkan sejarah sebagai ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.
’’Yang terus saya pikirkan adalah, bagaimana terus mendorong dengan setiap tantangan, bagaimana saya bisa membalikkan ini. Dan saya memaksakan diri untuk sejauh ini, dan melakukan yang terbaik yang saya bisa,”kata Apriyani.
’’Aku tidak bisa berkata-kata sekarang. Tentu kita sudah sampai di sini dan mendapatkan medali emas, dan beginilah rasanya mendapatkan medali emas. Anda tidak bisa menggambarkannya,” kata Polii.
’’Dua puluh tahun yang lalu, ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia tidak memiliki sejarah di ganda putri. Saya tahu saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulu tangkis. Dan saya memiliki keyakinan itu ketika saya baru berusia 13 tahun, bahwa saya ingin membuat sejarah bagi Indonesia di ganda putri.’’
’’Singkat cerita, butuh komitmen. Untuk mencapai mimpi, dan untuk bersabar, untuk konsisten di bawah tekanan mencapai tujuan Anda, dan di sinilah saya berada. Beberapa dari Anda tahu Olimpiade London membuat saya patah hati, dan beberapa orang berkata, jangan menyerah. Mereka memercayai saya. Jadi saya terus berjalan. Dan waktu istirahat terus datang. Dan kemudian Apriyani muncul.’’
’’Saya berterima kasih kepada Apriyani karena berlari bersama saya, apa pun kesulitannya.”
’’Yang terus saya pikirkan adalah, bagaimana terus mendorong dengan setiap tantangan, bagaimana saya bisa membalikkan ini. Dan saya memaksakan diri untuk sejauh ini, dan melakukan yang terbaik yang saya bisa,”kata Apriyani.
’’Aku tidak bisa berkata-kata sekarang. Tentu kita sudah sampai di sini dan mendapatkan medali emas, dan beginilah rasanya mendapatkan medali emas. Anda tidak bisa menggambarkannya,” kata Polii.
’’Dua puluh tahun yang lalu, ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia tidak memiliki sejarah di ganda putri. Saya tahu saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulu tangkis. Dan saya memiliki keyakinan itu ketika saya baru berusia 13 tahun, bahwa saya ingin membuat sejarah bagi Indonesia di ganda putri.’’
’’Singkat cerita, butuh komitmen. Untuk mencapai mimpi, dan untuk bersabar, untuk konsisten di bawah tekanan mencapai tujuan Anda, dan di sinilah saya berada. Beberapa dari Anda tahu Olimpiade London membuat saya patah hati, dan beberapa orang berkata, jangan menyerah. Mereka memercayai saya. Jadi saya terus berjalan. Dan waktu istirahat terus datang. Dan kemudian Apriyani muncul.’’
’’Saya berterima kasih kepada Apriyani karena berlari bersama saya, apa pun kesulitannya.”
(aww)