Cabor Menembak PON XX Papua, Atlet Sulsel Keluhkan Senjata
loading...
A
A
A
PAPUA - Tim menembak Sulsel, belum bisa memberikan raihan hasil maksimal di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun ini.
Dua nomor yang telah diikuti belum bisa menyumbang medali untuk kontingen Sulsel, padahal mereka menargetkan bisa membawa pulang lima medali di semua nomor. Seperti di nomor Reaksi Production, atlet Sulsel Nodi Hermanto harus kalah bersaing dari atlet dari daerah lain.
Kemudian di nomor 10 meter air pistol putri, Reshinda juga terpental jauh dari perolehan skor di babak kualifikasi saat tanding di lapangan tembak komplek Stadion Papua Bangkit, Jumat, (08/10/2021). Ia hanya berada di posisi 15 dengan skor 540 dengan 6 kali tepat sasaran.
Sementara atlet dari Jawa Barat mendominasi untuk lolos ke kuarter final dengan menempatkan dua atletnya yakni Ni Putih Sri dengan skor 562 dengan 14 kali tepat sasaran dan Khinanthi UL dengan skor 554 dengan 10 tepat sasaran.
Atlet Kalimantan Selatan di posisi kedua dan disusul oleh Jawa Tengah untuk bertanding di kuarter final PON XX Papua kali ini.
Atlet Menembak Sulsel Reshinda mengatakan, ada beberapa faktor hingga dirinya belum bisa memberikan hasil maksimal di nomor tersebut, meski nomor ini menjadi andalannya karena berhasil meraih juara pertama di ajang Seasa and Indonesia Shooting Campionship Open Tournament 2019.
"Tadi mungkin kendalanya di senjata, karena alat yang digunakan pengadaan sejak tahun 2014," kata dia usai ditemui di lapangan tembak Kompleks Stadion Papua Bangkit, Jumat (08/10/2021).
Selain itu, kata dia, sarana dan prasarana latihan. Dirinya mengaku selama ini latihan di tempat yang sangat manual termasuk sasarannya. "Sementara kita tanding semua sudah pakai elektrik. Ini berpengaruh, karena pencahayaan di sasaran beda dibandingkan kalau kami hanya pakai kertas," katanya.
Sehingga, kata dia, memang butuh waktu untuk penyesuaian venue PON XX Papua tahun ini. "Latihan resminya kita hanya sekali dan diberi waktu, jadi memang butuh penyesuaian," jelasnya.
Pelatih Menembak Sulsel Muh Rizal mengaku, memang alat yang digunakan para atletnya merupakan alat sudah lama. "Senjatanya saja ini pengadaan tahun 2014, tapi kita masih gunakan di PON Papua," ungkapnya.
Meski demikian, dirinya mengaku atletnya akan berupaya memberikan yang terbaik untuk pertandingan tiga nomor yang tersisa. Karena jadwalnya besok Sabtu, (09/10/2021) satu atletnya akan tampil 10 meter air rifle. "Kita berharap lah bisa beri yang terbaik untuk kontingen," tandasnya.
Diketahui, pada cabang olahraga menembak, Sulsel menurunkan empat atlet terbaik untuk bertarung dalam beberapa kelas menembak. Di antaranya, 10 meter air pistol dan mixed, 25 meter sport pistol, reaksi production dan 10 meter air rifle. Adapun atletnya yakni, Reshinda, Nodi Hermanto, Sabhara Aditya dan Andi Muhammad Fajrin.
Dua nomor yang telah diikuti belum bisa menyumbang medali untuk kontingen Sulsel, padahal mereka menargetkan bisa membawa pulang lima medali di semua nomor. Seperti di nomor Reaksi Production, atlet Sulsel Nodi Hermanto harus kalah bersaing dari atlet dari daerah lain.
Kemudian di nomor 10 meter air pistol putri, Reshinda juga terpental jauh dari perolehan skor di babak kualifikasi saat tanding di lapangan tembak komplek Stadion Papua Bangkit, Jumat, (08/10/2021). Ia hanya berada di posisi 15 dengan skor 540 dengan 6 kali tepat sasaran.
Sementara atlet dari Jawa Barat mendominasi untuk lolos ke kuarter final dengan menempatkan dua atletnya yakni Ni Putih Sri dengan skor 562 dengan 14 kali tepat sasaran dan Khinanthi UL dengan skor 554 dengan 10 tepat sasaran.
Atlet Kalimantan Selatan di posisi kedua dan disusul oleh Jawa Tengah untuk bertanding di kuarter final PON XX Papua kali ini.
Atlet Menembak Sulsel Reshinda mengatakan, ada beberapa faktor hingga dirinya belum bisa memberikan hasil maksimal di nomor tersebut, meski nomor ini menjadi andalannya karena berhasil meraih juara pertama di ajang Seasa and Indonesia Shooting Campionship Open Tournament 2019.
"Tadi mungkin kendalanya di senjata, karena alat yang digunakan pengadaan sejak tahun 2014," kata dia usai ditemui di lapangan tembak Kompleks Stadion Papua Bangkit, Jumat (08/10/2021).
Selain itu, kata dia, sarana dan prasarana latihan. Dirinya mengaku selama ini latihan di tempat yang sangat manual termasuk sasarannya. "Sementara kita tanding semua sudah pakai elektrik. Ini berpengaruh, karena pencahayaan di sasaran beda dibandingkan kalau kami hanya pakai kertas," katanya.
Sehingga, kata dia, memang butuh waktu untuk penyesuaian venue PON XX Papua tahun ini. "Latihan resminya kita hanya sekali dan diberi waktu, jadi memang butuh penyesuaian," jelasnya.
Pelatih Menembak Sulsel Muh Rizal mengaku, memang alat yang digunakan para atletnya merupakan alat sudah lama. "Senjatanya saja ini pengadaan tahun 2014, tapi kita masih gunakan di PON Papua," ungkapnya.
Meski demikian, dirinya mengaku atletnya akan berupaya memberikan yang terbaik untuk pertandingan tiga nomor yang tersisa. Karena jadwalnya besok Sabtu, (09/10/2021) satu atletnya akan tampil 10 meter air rifle. "Kita berharap lah bisa beri yang terbaik untuk kontingen," tandasnya.
Diketahui, pada cabang olahraga menembak, Sulsel menurunkan empat atlet terbaik untuk bertarung dalam beberapa kelas menembak. Di antaranya, 10 meter air pistol dan mixed, 25 meter sport pistol, reaksi production dan 10 meter air rifle. Adapun atletnya yakni, Reshinda, Nodi Hermanto, Sabhara Aditya dan Andi Muhammad Fajrin.
(agn)