Cara Bandar Judi Bola Melakukan Pengaturan Skor Sepak Bola seperti Perserang Serang
loading...
A
A
A
Cara bandar judi bola melakukan pengaturan skor pertandingan sepak bola seperti yang terjadi di Perserang Serang relatif sama dengan kasus sebelumnya. Kasus pengaturan skor sebelumnya pernah terjadi di klub sepak bola Indonesia seperti Persewangi Banyuwangi dan PSBK Blitar.
Publik Indonesia baru saja dibuat kaget ketika Perserang Serang memecat 5 pemain dan pelatihnya karena terlibat pengaturan skor. Pengaturan skor yang melibatkan mereka sengaja dibuat agar Perserang Serang kalah sesuai dengan keinginan bandar judi bola.
Cara bandar judi bola untuk mengatur skor pertandingan sepak bola sebenarnya cukup sederhana, namun efeknya sangat fatal. Inti dari pengaturan skor pertandingan adalah uang yang dibayarkan bandar judi ke pemain atau pelatih yang terlibat langsung di pertandingan.
Bandar judi bola bisa berasal dari mana saja. Untuk pertandingan-pertandingan sepak bola di Asia Tenggara, pusat bandar judi bola biasanya berasal dari Singapura dan Kamboja. Dua negara ini memang melegalkan judi bola sehingga bandar judi bola bebas untuk membuat saran pendukung judi bola seperti membuka rekening khusus judi bola hingga membuat aplikasi judi bola.
Bandar judi bola misalnya dari Singapura jika ingin mengatur skor pertandingan di lndonesia, maka dia akan menghubungi agen-agen judi bola di Indonesia atau yang biasa disebut runner. Runner inilah yang akan menghubungi pihak klub untuk menawarkan sejumlah uang agar mau mengatur skor pertandingan sepak bola sesuai dengan keinginan bandar.
Kita mungkin pernah mendengar nama-nama runner di Indonesia yang pernah ditangkap pihak polisi. Seperti misalnya Vigit Waluyo, Mbah Putih, dan lain-lain. Mereka ditangkap karena terbukti melakukan pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3 Indonesia.
Setelah bandar judi menawarkan sejumlah uang kepada para runner ini, maka runner ini yang akan bergerak. Para runner ini akan menghubungi orang-orang di dalam klub yang dituju. Orang dalam klub yang bisa diajak kerja sama bisa siapa pun. Mulai dari manejemen, pelatih, hingga pemain, tergantung siapa yang mau diajak kerja sama.
Setelah runner ini nego dan deal harga yang akan diberikan ke oknum klub, maka runner akan memberikan detailnya. Detail yang ingin diatur bisa sesuai dengan keinginan bandar. Beberapa detail pertandingan yang bisa diatur sesuai keinginan bandar judi antara lain:
1. Skor pertandingan
2. Jumlah gol kebobolan
3. Jumlah gol yang dimasukkan
4. Jumlah gol bunuh diri yang harus dicetak, dan lain-lain.
Tim-tim yang rawan terlibat pengaturan skor adalah tim yang secara finansial tidak kuat. Jika kita melihat pengaturan skor yang pernah terjadi, biasanya tim-tim Liga 2 dan Liga 3 Indonesia yang rawan terjadi pengaturan skor. Untuk tim Liga 1 Indonesia rata-rata secara finansial lebih stabil sehingga bandar judi agak sulit masuk.
Setelah kesepekatan terjadi, maka pemain dan pelatih lah yang menjalankan pesanan dari bandar judi tadi. Bahkan, wasit dan hakim garis di lapangan pun bisa jadi bekerja sama dengan pemain dengan memberikan kode-kode tertentu. Hal ini tentu agar keinginan bandar judi bisa terjadi di lapangan.
Adanya pengaturan skor ini kadang bisa dilihat dari bahasa tubuh pemain yang bermain di lapangan.
Jika ada bahasa tubuh yang mungkin seperti malas mengejar bola atau sengaja salah passing, kadang bisa menjadi bukti adanya pengaturan skor pertandingan walau kadang juga harus dibuktikan lagi. Setelah “pesanan” sudah jadi di lapangan, maka bandar judi akan memberikan uang yang disepakati.
Jika yang terlibat lebih dari 1 orang, maka uang itu akan dibagi sesuai dengan kesepakatan. Pengaturan skor akan sulit dideteksi jika semakin banyak orang yang terlibat baik di dalam maupun luar lapangan. Maka, sudah seharusnya modus pengaturan skor ini dihapus dari sepak bola Indonesia. Sepak bola Indonesia tidak akan maju jika kalah dengan skandal pengaturan skor seperti ini.
Publik Indonesia baru saja dibuat kaget ketika Perserang Serang memecat 5 pemain dan pelatihnya karena terlibat pengaturan skor. Pengaturan skor yang melibatkan mereka sengaja dibuat agar Perserang Serang kalah sesuai dengan keinginan bandar judi bola.
Cara bandar judi bola untuk mengatur skor pertandingan sepak bola sebenarnya cukup sederhana, namun efeknya sangat fatal. Inti dari pengaturan skor pertandingan adalah uang yang dibayarkan bandar judi ke pemain atau pelatih yang terlibat langsung di pertandingan.
Bandar judi bola bisa berasal dari mana saja. Untuk pertandingan-pertandingan sepak bola di Asia Tenggara, pusat bandar judi bola biasanya berasal dari Singapura dan Kamboja. Dua negara ini memang melegalkan judi bola sehingga bandar judi bola bebas untuk membuat saran pendukung judi bola seperti membuka rekening khusus judi bola hingga membuat aplikasi judi bola.
Bandar judi bola misalnya dari Singapura jika ingin mengatur skor pertandingan di lndonesia, maka dia akan menghubungi agen-agen judi bola di Indonesia atau yang biasa disebut runner. Runner inilah yang akan menghubungi pihak klub untuk menawarkan sejumlah uang agar mau mengatur skor pertandingan sepak bola sesuai dengan keinginan bandar.
Kita mungkin pernah mendengar nama-nama runner di Indonesia yang pernah ditangkap pihak polisi. Seperti misalnya Vigit Waluyo, Mbah Putih, dan lain-lain. Mereka ditangkap karena terbukti melakukan pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3 Indonesia.
Setelah bandar judi menawarkan sejumlah uang kepada para runner ini, maka runner ini yang akan bergerak. Para runner ini akan menghubungi orang-orang di dalam klub yang dituju. Orang dalam klub yang bisa diajak kerja sama bisa siapa pun. Mulai dari manejemen, pelatih, hingga pemain, tergantung siapa yang mau diajak kerja sama.
Setelah runner ini nego dan deal harga yang akan diberikan ke oknum klub, maka runner akan memberikan detailnya. Detail yang ingin diatur bisa sesuai dengan keinginan bandar. Beberapa detail pertandingan yang bisa diatur sesuai keinginan bandar judi antara lain:
1. Skor pertandingan
2. Jumlah gol kebobolan
3. Jumlah gol yang dimasukkan
4. Jumlah gol bunuh diri yang harus dicetak, dan lain-lain.
Tim-tim yang rawan terlibat pengaturan skor adalah tim yang secara finansial tidak kuat. Jika kita melihat pengaturan skor yang pernah terjadi, biasanya tim-tim Liga 2 dan Liga 3 Indonesia yang rawan terjadi pengaturan skor. Untuk tim Liga 1 Indonesia rata-rata secara finansial lebih stabil sehingga bandar judi agak sulit masuk.
Setelah kesepekatan terjadi, maka pemain dan pelatih lah yang menjalankan pesanan dari bandar judi tadi. Bahkan, wasit dan hakim garis di lapangan pun bisa jadi bekerja sama dengan pemain dengan memberikan kode-kode tertentu. Hal ini tentu agar keinginan bandar judi bisa terjadi di lapangan.
Adanya pengaturan skor ini kadang bisa dilihat dari bahasa tubuh pemain yang bermain di lapangan.
Jika ada bahasa tubuh yang mungkin seperti malas mengejar bola atau sengaja salah passing, kadang bisa menjadi bukti adanya pengaturan skor pertandingan walau kadang juga harus dibuktikan lagi. Setelah “pesanan” sudah jadi di lapangan, maka bandar judi akan memberikan uang yang disepakati.
Jika yang terlibat lebih dari 1 orang, maka uang itu akan dibagi sesuai dengan kesepakatan. Pengaturan skor akan sulit dideteksi jika semakin banyak orang yang terlibat baik di dalam maupun luar lapangan. Maka, sudah seharusnya modus pengaturan skor ini dihapus dari sepak bola Indonesia. Sepak bola Indonesia tidak akan maju jika kalah dengan skandal pengaturan skor seperti ini.
(aww)