Conte Tak Mampu Memutus 'Kutukan' Inter Milan di Coppa Italia
loading...
A
A
A
NAPLES - Sejak Leonardo memberikan trofi Coppa Italia pada 2011, sudah ada 10 pelatih yang datang dan pergi menukangi Inter Milan. Dari 10 pelatih tersebut, tak ada satu pun yang bisa menyamai pencapain Leonardo.
Minggu (14/6/2020), giliran Antonio Conte yang dipastikan kembali gagal memberikan satu trofi Coppa Italia kepada Inter. Selain gelar, Conte juga tidak bisa memutus kutukan tiket ke final yang dialami 10 pelatih sebelumnya.
Setelah back to back gelar Coppa Italia pada 2010 dan 2011, Inter tak pernah sekali pun menyentuh final. Rapor terbaik mereka adalah ke semifinal seperti saat ditundukkan Napoli, Minggu (14/6). Padahal Conte memiliki skuad yang bisa dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan Napoli.
Jadi wajar jika mantan pelatih Juventus dan Chelsea itu masih tidak bisa menerima hasil 1-1 saat melawan SSC Napoli di leg kedua semifinal Coppa Italia sehingga harus tersingkir karena pada leg pertama mereka kalah 0-1. Menurut pelatih berusia 50 tahun tersebut, I Nerazzurri sebenarnya lebih pantas untuk melaju ke final.
Conte menganggap Inter tampil mendominasi dan memiliki lebih banyak peluang. Dia mengatakan pasukan Gennaro Gattuso beruntung karena penjaga gawang David Ospina tampil bagus sehingga timnya kesulitan mencetak gol. (Baca: Emosi Gattuso Meledak Saat Antar Napoli ke Final Coppa Italia)
Kekecewaan Conte seakan mengulangi apa yang dirasakannya saat kalah 0-1 di leg pertama Februari lalu kala sang lawan piawai dalam bertahan. Klaim Conte didasari performa Inter di Stadio San Paolo. Bermain ofensif sejak awal pertandingan, mereka membuka keunggulan melalui Christian Eriksen pada menit kedua.
Inter bahkan menguasai bola 68% dan melepaskan 18 tendangan, 9 di antaranya on target. Tapi Napoli mampu menyamakan kedudukan berkat gol Dries Mertens (41). “Pada dua leg pertandingan, saya yakin kami pantas mencapai final. Saya hanya memiliki sedikit untuk mengkritisi tim saya setelah pertandingan ini karena ini adalah sepak bola agresif yang ingin saya lihat, yaitu berusaha mendominasi permainan,” ungkap Conte seperti dilansir football-italia.net.
Kendati demikian Conte menyadari bahwa Inter masih membutuhkan banyak peningkatan dalam beberapa hal seperti menjaga konsentrasi dan memaksimalkan peluang. Dia menganggap itu adalah perbedaan dan membantu timnya untuk tumbuh lebih baik. Karena itu, meski gagal ke final, mantan pelatih SS Bari tersebut tidak ingin larut dalam kesedihan.
Dia yakin Inter akan jauh lebih siap saat Seri A kembali bergulir. I Nerazzurri akan menjamu Sampdoria di Giusseppe Meazza, Senin (22/6/2020), sekaligus menjaga peluang merebut scudetto. “Mengecewakan kami kemasukan gol dan tersingkir, karena itu adalah kesalahan naif yang bisa kita hindari. Jika kami ingin bertarung dengan tim seperti Napoli, kami menciptakan begitu banyak peluang, mendominasi pertandingan dan kinerja ini menjadi pertanda baik untuk masa depan,” tegas Conte.
Adapun Napoli melaju ke final Coppa Italia pertama kalinya sejak menjadi juara pada 2014. Gattuso yang baru saja kehilangan saudarinya meninggal karena sakit, awal bulan ini begitu emosional dengan keberhasilan Napoli menjungkalkan Inter. Dia merasa sangat bangga karena para pemainnya melakukan segala upaya untuk menang. (Baca juga: Conte Merasa Inter Tak Pantas Tersingkir di Coppa Italia)
Minggu (14/6/2020), giliran Antonio Conte yang dipastikan kembali gagal memberikan satu trofi Coppa Italia kepada Inter. Selain gelar, Conte juga tidak bisa memutus kutukan tiket ke final yang dialami 10 pelatih sebelumnya.
Setelah back to back gelar Coppa Italia pada 2010 dan 2011, Inter tak pernah sekali pun menyentuh final. Rapor terbaik mereka adalah ke semifinal seperti saat ditundukkan Napoli, Minggu (14/6). Padahal Conte memiliki skuad yang bisa dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan Napoli.
Jadi wajar jika mantan pelatih Juventus dan Chelsea itu masih tidak bisa menerima hasil 1-1 saat melawan SSC Napoli di leg kedua semifinal Coppa Italia sehingga harus tersingkir karena pada leg pertama mereka kalah 0-1. Menurut pelatih berusia 50 tahun tersebut, I Nerazzurri sebenarnya lebih pantas untuk melaju ke final.
Conte menganggap Inter tampil mendominasi dan memiliki lebih banyak peluang. Dia mengatakan pasukan Gennaro Gattuso beruntung karena penjaga gawang David Ospina tampil bagus sehingga timnya kesulitan mencetak gol. (Baca: Emosi Gattuso Meledak Saat Antar Napoli ke Final Coppa Italia)
Kekecewaan Conte seakan mengulangi apa yang dirasakannya saat kalah 0-1 di leg pertama Februari lalu kala sang lawan piawai dalam bertahan. Klaim Conte didasari performa Inter di Stadio San Paolo. Bermain ofensif sejak awal pertandingan, mereka membuka keunggulan melalui Christian Eriksen pada menit kedua.
Inter bahkan menguasai bola 68% dan melepaskan 18 tendangan, 9 di antaranya on target. Tapi Napoli mampu menyamakan kedudukan berkat gol Dries Mertens (41). “Pada dua leg pertandingan, saya yakin kami pantas mencapai final. Saya hanya memiliki sedikit untuk mengkritisi tim saya setelah pertandingan ini karena ini adalah sepak bola agresif yang ingin saya lihat, yaitu berusaha mendominasi permainan,” ungkap Conte seperti dilansir football-italia.net.
Kendati demikian Conte menyadari bahwa Inter masih membutuhkan banyak peningkatan dalam beberapa hal seperti menjaga konsentrasi dan memaksimalkan peluang. Dia menganggap itu adalah perbedaan dan membantu timnya untuk tumbuh lebih baik. Karena itu, meski gagal ke final, mantan pelatih SS Bari tersebut tidak ingin larut dalam kesedihan.
Dia yakin Inter akan jauh lebih siap saat Seri A kembali bergulir. I Nerazzurri akan menjamu Sampdoria di Giusseppe Meazza, Senin (22/6/2020), sekaligus menjaga peluang merebut scudetto. “Mengecewakan kami kemasukan gol dan tersingkir, karena itu adalah kesalahan naif yang bisa kita hindari. Jika kami ingin bertarung dengan tim seperti Napoli, kami menciptakan begitu banyak peluang, mendominasi pertandingan dan kinerja ini menjadi pertanda baik untuk masa depan,” tegas Conte.
Adapun Napoli melaju ke final Coppa Italia pertama kalinya sejak menjadi juara pada 2014. Gattuso yang baru saja kehilangan saudarinya meninggal karena sakit, awal bulan ini begitu emosional dengan keberhasilan Napoli menjungkalkan Inter. Dia merasa sangat bangga karena para pemainnya melakukan segala upaya untuk menang. (Baca juga: Conte Merasa Inter Tak Pantas Tersingkir di Coppa Italia)