Kesabaran Indonesia Menggelar MotoGP Berbuah Manis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perjuangan lima tahun lebih dari pihak Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menggelar MotoGP berbuah manis. Grand Prix (GP) Indonesia yang digelar, Minggu (20/3/2022), berjalan dengan sukses. Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer, menjabarkan bagaimana proses kembalinya balapan MotoGP ke Tanah Air setelah absen selama 25 tahun sejak terakhir kali digelar di Sirkuit Sentul, Bogor, pada 1997.
Mulai dari membenahi kawasan kosong, membujuk Dorna selaku pemegang hak komersial MotoGP untuk menggelar balapan walau belum ada lintasan, hingga proses pembangunan di tengah pandemi. "Yang terjadi kemarin (MotoGP Indonesia) bukan proses instan tetapi akumulasi proses lima tahun hingga menjadi sirkuit," kata Mansoer kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Mansoer mengutarakan Pemerintah menyerahkan kawasan Mandalika seluas 1200 hektar ke pihaknya pada 2012. Pada waktu itu, ITDC merencanakan strategi pembangunan apa yang bisa mendatangkan pengunjung lebih cepat ke Mandalika. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, mereka akhirnya memilih sports tourism dengan MotoGP menjadi jantung kegiatan.
BACA JUGA: Pengamat MotoGP Yakin Marc Marquez Mampu Lewati Masa-masa Sulit dalam Kariernya
Perjuangan ITDC berikutnya adalah meyakinkan Dorna bahwa Indonesia mampu kembali menggelar MotoGP. Pendekatan pertama pun dilakukan kepada CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta pada Oktober 2017.
Ketika itu, ITDC memberanikan diri datang bersama tim kecil ke Sepang untuk menemuinya. Setelah pertemuan awal itu, mereka diberi undangan ke Qatar pada seri pertama musim 2018.
"Datang ke Lusail dengan membawa tim lebih lengkap dan desain Sirkuit. Mereka (Dorna) tertarik karena sirkuit akan dibangun di kawasan yang punya keindahan alam luar biasa," ucap Mansoer.
BACA JUGA: FIA Inspeksi Sirkuit Mandalika Jelang GT World Challenge Asia 2022
Ezpeleta dan pihak Dorna pun akhirnya terpincut oleh kawasan Mandalika setelah memantau kondisi kawasan langsung dari sebuah helikopter. "Kontrak harus ditekan di awal 2019. Ada satu slot yang ketika itu diperebutkan oleh Meksiko, Brasil, Indonesia untuk membalap pada 2021," tambah Mansoer.
Kontrak ITDC bersama Dorna diteken pada 28 Januari 2019 untuk World Superbike (WSBK) dan MotoGP. Pada awalnya, kontrak hanya untuk lima tahun tetapi pihak ITDC meyakinkan Dorna agar memperpanjang menjadi 10 tahun agar mengamankan pembiayaan dengan para pihak investor lokal.
Mulai dari membenahi kawasan kosong, membujuk Dorna selaku pemegang hak komersial MotoGP untuk menggelar balapan walau belum ada lintasan, hingga proses pembangunan di tengah pandemi. "Yang terjadi kemarin (MotoGP Indonesia) bukan proses instan tetapi akumulasi proses lima tahun hingga menjadi sirkuit," kata Mansoer kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Mansoer mengutarakan Pemerintah menyerahkan kawasan Mandalika seluas 1200 hektar ke pihaknya pada 2012. Pada waktu itu, ITDC merencanakan strategi pembangunan apa yang bisa mendatangkan pengunjung lebih cepat ke Mandalika. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, mereka akhirnya memilih sports tourism dengan MotoGP menjadi jantung kegiatan.
BACA JUGA: Pengamat MotoGP Yakin Marc Marquez Mampu Lewati Masa-masa Sulit dalam Kariernya
Perjuangan ITDC berikutnya adalah meyakinkan Dorna bahwa Indonesia mampu kembali menggelar MotoGP. Pendekatan pertama pun dilakukan kepada CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta pada Oktober 2017.
Ketika itu, ITDC memberanikan diri datang bersama tim kecil ke Sepang untuk menemuinya. Setelah pertemuan awal itu, mereka diberi undangan ke Qatar pada seri pertama musim 2018.
"Datang ke Lusail dengan membawa tim lebih lengkap dan desain Sirkuit. Mereka (Dorna) tertarik karena sirkuit akan dibangun di kawasan yang punya keindahan alam luar biasa," ucap Mansoer.
BACA JUGA: FIA Inspeksi Sirkuit Mandalika Jelang GT World Challenge Asia 2022
Ezpeleta dan pihak Dorna pun akhirnya terpincut oleh kawasan Mandalika setelah memantau kondisi kawasan langsung dari sebuah helikopter. "Kontrak harus ditekan di awal 2019. Ada satu slot yang ketika itu diperebutkan oleh Meksiko, Brasil, Indonesia untuk membalap pada 2021," tambah Mansoer.
Kontrak ITDC bersama Dorna diteken pada 28 Januari 2019 untuk World Superbike (WSBK) dan MotoGP. Pada awalnya, kontrak hanya untuk lima tahun tetapi pihak ITDC meyakinkan Dorna agar memperpanjang menjadi 10 tahun agar mengamankan pembiayaan dengan para pihak investor lokal.