Akhir Tragis Karier Mo Farah Dipermalukan Pelari Pekerja Paruh Waktu

Selasa, 03 Mei 2022 - 10:04 WIB
loading...
Akhir Tragis Karier Mo Farah Dipermalukan Pelari Pekerja Paruh Waktu
Akhir Tragis Karier Mo Farah Dipermalukan Pelari Pekerja Paruh Waktu/The Sun
A A A
Akhir tragis karier Mo Farah setelah dipermalukan pelari amatir pekerja paruh waktu yang membayar £37 atau sekitar Rp695 ribu untuk berlomba melawannya di nomor 10.000 meter. Ellis Cross, 25 tahun, yang bekerja paruh waktu di toko atletik di Teddington, mengejutkan Mo Farah dan penonton di Vitality London 10.000 meter di depan Istana Buckingham.

Cross mengalahkan Mo Farah dengan kecepatan larinya untuk menang dalam waktu 28 menit 40 detik. Itu membuat pemenang medali emas Olimpiade empat kali dan juara dunia enam kali, mengakui karier trek elitenya berakhir. ''Ketika saya berbaris, saya harus menjadi atlet terbaik yang saya bisa dan saya harus percaya bahwa saya bisa menang. Hari ini, di tempat saya berada, sepertinya ada lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,''kata Mo Farah.



Setelah kekalahan itu, Mo Farah belum memiliki rencana mengenai masa depan kariernya. ''Aku hanya jujur pada kalian. Dalam hal trek, itu saja, saya pikir. Ada potensi pergi ke Commonweath Games di Birmingham atau Eropa musim panas ini,''lanjutnya.

''Tetapi dengan Kejuaraan Dunia, karena saya pernah ke sana dan melakukannya, kecuali saya dapat bersaing dengan para pemain dan menjadi kompetitif, Anda harus jujur dan membuat keputusan itu. Saat ini saya pikir saya punya banyak pekerjaan untuk kembali ke sana dan balapan lagi dan berada dalam kondisi yang layak.”

Farah mengungkapkan bahwa dia telah melewatkan pelatihan selama lima bulan setelah mengalami cedera pada paha depan kanannya setelah upayanya yang gagal untuk mendapatkan seleksi untuk Olimpiade yang dijadwalkan ulang tahun lalu di Tokyo tetapi tbukan alasan.



Sementara itu, masih tidak percaya, Cross mengungkapkan bahwa dia telah mengeluarkan uang untuk pendaftaran £37 dan berharap untuk lima besar. Dia berkata: ''Tidak ada yang tahu siapa saya. Saya hanya seorang pelari klub. Saya bukan termasuk elite - saya ditolak untuk itu. Jadi saya harus membayar tiket masuk, tidur di ranjang sendiri, bangun jam 6 pagi dan naik kereta.''

''Ketika saya berlari, semua orang memanggil nama Mo karena mereka tahu siapa dia dan saya tidak mencantumkan nama saya. Ini tidak bisa dipercaya.''
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2323 seconds (0.1#10.140)