Pendekar Filipina lebih ganas ketimbang Vietnam

Rabu, 23 Oktober 2013 - 19:57 WIB
Pendekar Filipina lebih ganas ketimbang Vietnam
Pendekar Filipina lebih ganas ketimbang Vietnam
A A A
Sindonews.com - Keberhasilan mengalahkan pesilat terbaik nasional asal DKI Jakarta, Rosmayani, membuat Wewey Wita, yang berasal dari Jawa Barat, berani sesumbar untuk mempersembahkan medali emas di SEA Games XXVII Myanmar, yang akan dimulai pada Desember mendatang.

Wewey mengungkapkan jika mampu menandingi Rosmayani, maka dia memiliki tugas khusus di Myanmar nanti. “Saya bersyukur mampu menandingi Rosmayani yang memiliki prestasi bagus dan peraih medali emas di SEA Games XXVI Jakarta. Mampu mengalahkan sang juara sudah tentu saya memiliki tugas khusus setelah dipercaya masuk Pelatnas SEA Games Myanmar,” terang Wewey, seperti dilansir situs Satlak Prima, Rabu (23/10).

Berhasil masuk tim inti SEA Games dan menang tipis atas Rosmayani saat tampil dalam seleksi, kata Wewey, merupakan suatu prestasi yang harus dipertahankan. Jika sebelumnya Rosmayani mampu menyumbang emas di event dua tahunan tahunan tingkat Asia Tenggar itu, maka dia juga harus mampu mengikutinya.

Wewey mengakui bahwa Filipina merupakan lawan terberat di cabang olahraga pencak silat kelas C. Dia mengetahui langsung hal tersebut, setelah melakukan latihan bersama di Jakarta dan Bandung.

Dia juga menambahkan, kekuatan Vietnam, yang digadang-gadang menjadi lawan terberat, tidak seberapa ketimbang pendekar-pendekar dari Filipina. Namun, itu bukan berarti Wewey akan menyepelekan lawan dari negara yang lain, dia akan tetap berhati-hati dengan lawan-lawan yang lain.

Disinggung mengenai peraturan baru dalam pertandingan di SEA Games Myanmar, Wewey mengaku tidak mengalami kesulitan. Peraturan baru dirasakannya lebih menguntungkan dibanding peraturan lama. Itu bisa dilihat melalui serangan sapuan yang bisa diserang dan menghasilkan nilai. Sementara sebelumnya, lawan yang menyerang dengan sapuan tidak boleh dibalas. “Bila melakukan serangan tanpa diberikan nilai, bahkan bisa dikurangi. Hal itu tentunya sangat merugikan atlet yang mendapat serangan sapuan dengan penilaian berat sebelah atau tidak adil,” pungkasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8707 seconds (0.1#10.140)