Geliat Liga Primer di Tengah Pandemi Covid-19

Senin, 27 April 2020 - 14:13 WIB
loading...
Geliat Liga Primer di Tengah Pandemi Covid-19
Foto/Istimewa
A A A
LONDON - Desakan melanjutkan kembali Liga Primer dan kompetisi di Inggris lainnya terus bergulir. Pandemi Covid-19 diharapkan segera berlalu sehingga pertandingan-pertandingan yang tersisa bisa diselesaikan. Geliat Liga Primer sudah diperlihatkan Arsenal.

Situasi ini memang tidak seperti musim sepak bola 1939-1940 di mana terakhir kali musim kompetisi Inggris dimulai dan dibatalkan. Ketika Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939 dan musim sepak bola ditinggalkan, masing-masing tim telah memainkan tiga pertandingan.

Blackpool berada di puncak. Tidak ada yang mengusulkan untuk memberi mereka gelar, sangat tidak masuk akal. Namun, musim ini jelas berbeda. Liverpool yang memimpin klasemen sementara Liga Primer telah memainkan 29 dari 38 pertandingan mereka atau lebih dari 76%. Sementara itu, pemimpin Championship, Leeds United telah menjalani 37 dari 46 pertandingan, seperti halnya Barrow yang berada di puncak klasemen Nation League telah mencapai lebih dari 80%.

Figur serupa direproduksi di seluruh piramida sepak bola Inggris. Beberapa liga mungkin berada pada tingkat sedikit lebih maju daripada yang lain, tetapi gambar pada dasarnya sama. Dorongan pertama untuk liga yang mampu melakukannya harus tetap mencoba menyelesaikan musim dan itulah ingin dicapai Liga Primer.

Ada yang bilang publik tidak akan peduli. Tetapi, beberapa orang berpikir perlunya pelarian, berarti mereka akan lebih peduli dari sebelumnya. Rencana melanjutkan kompetisi masih dibentuk dan mereka masih terperosok dalam ketidakpastian karena situasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Seperti diketahui, Belanda membatalkan musim Eredivisie dan FA melakukan hal sama di bawah tingkat kedua dari sepak bola nonliga. Sementara sepak bola Jerman berharap kembali bulan depan dan itu berarti Liga Primer kemungkinan mengikuti pada awal Juni.

Semua pertandingan akan digelar di balik pintu tertutup. Bila demikian, bergulirnya kompetisi setidaknya akan memungkinkan klub-klub di tingkat atas untuk mendapatkan uang yang seharusnya mereka dapatkan dari pemegang hak siar dalam menyelesaikan musim ini dan memberikan lebih banyak legitimasi di klasemen akhir.

Di sisi lain, mungkin saja rencana itu tidak terealisasi. Tidak ada yang bisa memprediksi apa akan terjadi. Tidak ada yang bisa melacak penyakit ini secara akurat. Tidak ada yang bisa memberi tahu dengan pasti apa akan terjadi jika para pemain positif Covid-19 ketika sepak bola mencoba dilanjutkan.

Karena itu, ada kemungkinan Liga Primer tidak dilanjutkan. Jika itu terjadi, solusinya jelas adalah posisi harus ditentukan pada poin per rata-rata pertandingan. Upaya menggulirkan kembali kompetisi membuat klub-klub melakukan persiapan. Geliat itu diperlihatkan Arsenal yang dikabarkan kembali berlatih hari ini dengan sejumlah klub Liga Primer lainnya juga berusaha melakukannya.

Pemain Arsenal akan diizinkan kembali ke markas pelatihan London Colney mereka untuk pekerjaan pengondisian mulai pekan ini. Pemain akan memiliki akses ke tempat latihan berdasarkan rotasi yang ketat, dengan pemain berolahraga dalam kelompok kecil sambil menjaga jarak sosial sesuai dalam pedoman Covid-19 Pemerintah Inggris.

“Pemain akan diizinkan mengakses tempat latihan London Colney kami pekan ini. Akses akan terbatas, dikelola dengan hati-hati, dan jarak sosial akan dipertahankan setiap saat. Semua bangunan Colney tetap ditutup. Pemain akan bepergian sendiri, melakukan latihan individu dan kemudian pulang ke rumah,” ungkap pernyataan resmi Arsenal.

Dengan pembicaraan pemerintah pekan ini untuk membahas kemungkinan dimulainya kembali musim ini, klub-klub ingin mendapatkan pemain kembali pada kondisi terbaiknya. Jadwal yang lebih pasti kemungkinan dibahas pada pertemuan pemegang saham Liga Primer, Jumat (1/5).

Kelompok yang terdiri atas empat atau lima pemain bisa melakukan latihan pengkondisian bersama saat tersebar di antara tempat latihan. Mereka diharapkan untuk mengemudi ke tempat pelatihan sendirian dalam kit dan pergi tanpa bersosialisasi, makan atau mandi.

Dari Italia, 20 petugas medis yang mewakili klub Seri A menegaskan tidak akan menentang melanjutkan musim, tetapi ingin membuat poin bermanfaat pada protokol pengujian untuk memperjelas situasi. Sebuah laporan surat kabar Corriere della Sera dan La Repubblica mengatakan hanya tiga pihak, Juventus, Lazio, dan Genoa, tidak memiliki masalah dengan protokol yang disajikan untuk pelatihan serta bermain selama pandemi Covid-19.

Sebanyak 17 klub lainnya dan staf medis mereka memberikan 20 poin untuk dipertimbangkan seputar logistik serta kepraktisan. Sekarang surat bersama telah dikirim ke kantor berita Ansa yang menjelaskan posisi semua klub Seri A dan dokter kepala mereka. “Selama beberapa hari terakhir, staf medis klub Seri A menerima protokol organisasi dan penyaringan yang diusulkan oleh komisi medis serta ilmiah FIGC,” ungkap pernyataan resmi petugas medis.

Para petugas medis menegaskan, pihaknya akan mendukung apabila kompetisi bergulir asalkan situasi Italia sudah kondusif dan aman. Pemerintah Italia diharapkan mengurangi langkah-langkah lockdown mulai 4 Mei, yang menandai dimulainya pelatihan untuk individu atau kelompok sangat kecil.

Pelatih Italia Roberto Mancini mengakui mungkin lebih baik bagi Italia jika Seri A tidak dilanjutkan. Italia adalah negara Eropa pertama terkena Covid-19 dan beberapa daerah telah diberlakukan lockdown selama dua bulan, dengan sepak bola dihentikan pada 10 Maret.

“Saya bisa mengatakan bahwa akan lebih baik berbicara secara egois jika Seri A tidak dilanjutkan, karena jika mereka memainkan begitu banyak pertandingan berturut-turut selama musim panas, akan berisiko cedera. Namun, saya tahu bahwa para pemain saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan, jadi saya berharap mereka bisa menyelesaikannya secepat mungkin,” ujar Mancini. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1504 seconds (0.1#10.140)