Kisah Muhammad Ali Menolak Jadi Tentara AS saat Perang Vietnam yang Mengejutkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Legenda tinju Muhammad Ali memiliki banyak kisah menarik dalam hidupnya. Salah satunya ketika dia menolak bergabung dengan tentara Amerika Serikat (AS) di Perang Vietnam tahun 1967.
Ali memang dikenal sebagai seorang muslim sekaligus aktivis yang sering menyerukan kebaikan dan perdamaian. Alasan itu yang membuatnya enggan untuk turun bersama pasukan tentara AS untuk menyerang Vietnam.
Selain itu, Legenda yang dijuluki The Greatest itu menegaskan bahwa dia tidak memiliki masalah apapun dengan orang-orang Vietnam. Dia pun menjelaskan agama Islam yang dianutnya tidak pernah mengajarkan untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
"Saya seorang Muslim dan tidak ada yang Islami tentang pembunuhan orang-orang tak bersalah di Paris, San Bernardino, atau di manapun di seluruh dunia. Muslim sejati tahu bahwa kekerasan dan kekejaman dari mereka yang disebut dengan Jihadis Islamis berlawanan dengan prinsip-prinsip dari agama kami,” kata Ali pada 2016 lalu sebagaimana dilansir dari IB Times, Jumat (26/8/2022).
"Kami sebagai Muslim harus bertahan menghadapi mereka yang menggunakan Islam untuk mendorong agenda mereka sendiri. Mereka menjauhkan banyak orang dari pelajaran tentang Islam Muslim sejati tahu atau seharusnya tahu bahwa mencoba dan memaksakan Islam kepada siapapun berlawanan dengan agama kami," imbuhnya.
“Berbicara sebagai seseorang yang tidak pernah dituduh mempromosikan political correctness, saya percaya pimpinan politik kita seharusnya menggunakan posisi mereka untuk membawa pemahaman mengenai agama Islam dan menjelaskan bahwa para pembunuh yang sesat ini telah menyelewengkan pandangan orang-orang tentang apa Islam itu sebenarnya,” tuturnya.
Akibat dari penolakan untuk ikut perang Vietnam itu, Muhammad Ali pun divonis lima tahun penjara oleh Pemerintah AS. Lalu, dia juga dihukum untuk membayar denda sebesar USD10 ribu atau sekitar Rp148 juta di kurs saat ini dan dilarang bertinju selama tiga tahun.
Untungnya, mantan juara dunia kelas berat itu tak perlu menjalani hukuman kurungan lima tahun tersebut. Sebab, dia berada ditingkat banding.
Sebelumnya, Muhammad Ali juga beberapa kali menyuarakan soal Islamophobia dan terorisme. Pria kelahiran Louisville, Kentucky itu juga pernah melakukannya dalam wawancara pasca tragedi 9/11 pada 2001 lalu.
Hingga akhir hayatnya, Muhammad Ali tetap dikenal sebagai seorang muslim yang taat dan menyukai perdamaian. Dia meninggal pada 4 Juni 2016 lalu pada usia 74 tahun karena penyakit pneumonia yang dideritanya.
Ali memang dikenal sebagai seorang muslim sekaligus aktivis yang sering menyerukan kebaikan dan perdamaian. Alasan itu yang membuatnya enggan untuk turun bersama pasukan tentara AS untuk menyerang Vietnam.
Selain itu, Legenda yang dijuluki The Greatest itu menegaskan bahwa dia tidak memiliki masalah apapun dengan orang-orang Vietnam. Dia pun menjelaskan agama Islam yang dianutnya tidak pernah mengajarkan untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
"Saya seorang Muslim dan tidak ada yang Islami tentang pembunuhan orang-orang tak bersalah di Paris, San Bernardino, atau di manapun di seluruh dunia. Muslim sejati tahu bahwa kekerasan dan kekejaman dari mereka yang disebut dengan Jihadis Islamis berlawanan dengan prinsip-prinsip dari agama kami,” kata Ali pada 2016 lalu sebagaimana dilansir dari IB Times, Jumat (26/8/2022).
"Kami sebagai Muslim harus bertahan menghadapi mereka yang menggunakan Islam untuk mendorong agenda mereka sendiri. Mereka menjauhkan banyak orang dari pelajaran tentang Islam Muslim sejati tahu atau seharusnya tahu bahwa mencoba dan memaksakan Islam kepada siapapun berlawanan dengan agama kami," imbuhnya.
“Berbicara sebagai seseorang yang tidak pernah dituduh mempromosikan political correctness, saya percaya pimpinan politik kita seharusnya menggunakan posisi mereka untuk membawa pemahaman mengenai agama Islam dan menjelaskan bahwa para pembunuh yang sesat ini telah menyelewengkan pandangan orang-orang tentang apa Islam itu sebenarnya,” tuturnya.
Akibat dari penolakan untuk ikut perang Vietnam itu, Muhammad Ali pun divonis lima tahun penjara oleh Pemerintah AS. Lalu, dia juga dihukum untuk membayar denda sebesar USD10 ribu atau sekitar Rp148 juta di kurs saat ini dan dilarang bertinju selama tiga tahun.
Untungnya, mantan juara dunia kelas berat itu tak perlu menjalani hukuman kurungan lima tahun tersebut. Sebab, dia berada ditingkat banding.
Sebelumnya, Muhammad Ali juga beberapa kali menyuarakan soal Islamophobia dan terorisme. Pria kelahiran Louisville, Kentucky itu juga pernah melakukannya dalam wawancara pasca tragedi 9/11 pada 2001 lalu.
Hingga akhir hayatnya, Muhammad Ali tetap dikenal sebagai seorang muslim yang taat dan menyukai perdamaian. Dia meninggal pada 4 Juni 2016 lalu pada usia 74 tahun karena penyakit pneumonia yang dideritanya.
(sto)