Kisah Pilu Anak Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah Dimakamkan, sang Ibu Menangis Belum Sempat Lihat Terakhir Kali
loading...
A
A
A
“Sambil terisak sang Ibu menambahkan, ‘anak saya sudah dimakamkan, tadi saya belum sempat lihat wajahnya untuk terakhir kali’ pada saat itu terasa waktu berhenti dan hening untuk sepersekian lamanya.”
Yuli lalu memperlihatkan pesan terakhir Bregi sebelum menuju stadion menyaksikan laga bertajuk Derby Jawa Timur itu. Ternyata, itu menjadi salam perpisahan.
“Si ibu menunjukkan pesan terakhir anaknya ke saya ketika pamit, ‘bu saya izin berangkat nonton Arema nggih’ dan sampai sekarang itu menjadi izin terakhir yang diterima ibunya,” papar Ginanjar.
“Saya mencoba menenangkan, berdiri di samping ibunya (Yuli) dan mencoba untuk mendekap, di sana air matanya keluar tak tertahankan, dan akhirnya saya menawarkan tumpangan untuk jalan ke Surabaya, syukur ibunya mau,” tuturnya.
“Di perjalanan menuju Malang si ibu hanya menangis dan tatapannya kosong, dia juga menunjukkan foto anaknya dan bilang ‘saya jauh-jauh ke Jakarta untuk besarin anak, kalo anak saya sudah engga seperti ini rasanya sia-sia,” kata Ginanjar.
Perjalanan dari Surabaya menuju Malang diwarnai isak tangis. Tangis Ginanjar ikutan pecah lantaran terus menerus melihat sang Ibu menangis.
“Air mata di perjalanan pun sudah tidak bisa saya tahan, hujan di perjalanan menambah perasaan sedih yang tak berujung,” pungkasnya.
Instastory Instagram: Clik disini
Yuli lalu memperlihatkan pesan terakhir Bregi sebelum menuju stadion menyaksikan laga bertajuk Derby Jawa Timur itu. Ternyata, itu menjadi salam perpisahan.
“Si ibu menunjukkan pesan terakhir anaknya ke saya ketika pamit, ‘bu saya izin berangkat nonton Arema nggih’ dan sampai sekarang itu menjadi izin terakhir yang diterima ibunya,” papar Ginanjar.
“Saya mencoba menenangkan, berdiri di samping ibunya (Yuli) dan mencoba untuk mendekap, di sana air matanya keluar tak tertahankan, dan akhirnya saya menawarkan tumpangan untuk jalan ke Surabaya, syukur ibunya mau,” tuturnya.
“Di perjalanan menuju Malang si ibu hanya menangis dan tatapannya kosong, dia juga menunjukkan foto anaknya dan bilang ‘saya jauh-jauh ke Jakarta untuk besarin anak, kalo anak saya sudah engga seperti ini rasanya sia-sia,” kata Ginanjar.
Perjalanan dari Surabaya menuju Malang diwarnai isak tangis. Tangis Ginanjar ikutan pecah lantaran terus menerus melihat sang Ibu menangis.
“Air mata di perjalanan pun sudah tidak bisa saya tahan, hujan di perjalanan menambah perasaan sedih yang tak berujung,” pungkasnya.
Instastory Instagram: Clik disini