2 Pemain Jerman yang Menolak Tutup Mulut Selama Piala Dunia 2022
loading...
A
A
A
DOHA - Ilkay Gundogan dan Antonio Rudiger adalah dua pemain Jerman yang menolak aksi tutup mulut di Piala Dunia 2022. Sayangnya, Der Panzer kini harus pulang lebih cepat dari Qatar.
Pada awalnya sembilan kapten tim, termasuk Manuel Neuer dari Jerman, berencana mengenakan gelang pelangi selama Piala Dunia 2022. Ini untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap komunitas LGBTQ+.
Jerman merupakan salah satu negara yang berencana untuk menggunakan ban kapten pelangi yang menandakan ekspresi solidaritas terhadap komunitas LGBT di dunia.
Namun, FIFA mengancam akan memberlakukan sanksi olahraga pada siapa pun yang mengenakan embel-embel itu karena slogan-slogan politik tidak diperbolehkan di turnamen sepak bola, termasuk Piala Dunia.
Menurut laporan yang beredar, ke-11 pemain tim utama Jerman melakukan perubahan sebagai tanggapan kolektif terhadap larangan FIFA terhadap mereka yang mengenakan ban lengan OneLove.
Konon pembatasan itu diberlakukan karena otoritas Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Pasalnya, LGBTQ bertentangan dengan budaya masyarakat muslim di wilayah Qatar.
Asosiasi dan pemain Jerman menolak tuduhan bahwa protes yang dilakukan merupakan aksi politik. Aksi protes tutup mulut itu mempunyai alasan yang dianggap penting, karena LGBTQ merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia.
Aksi tutup mulut itu biasanya dilakukan ketika ada foto bersama satu tim pada saat laga belum dimulai, salah satunya pada laga pertama Grup E Jerman melawan Jepang .
Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk protes terhadap diskriminasi bagi kalangan LGBTQ selama pertandingan Piala Dunia berlangsung.
Meski Jerman menerapkan aksi tutup mulut sebagai aksi protes kepada FIFA dan penyelenggara Piala Dunia 2022, ada 2 pemain yang menolaknya, yakni Gundogan dan Antonio Rudiger
Akibat dari 2 pemain itu membuat skuad Jerman terpecah menjadi dua, yakni ada yang mendukung aksi protes dan juga ada yang menentang.
Namun, setelah diadakannya diskusi antar seluruh pemain Jerman, didapat satu keputusan bahwa seluruh pemain akan melakukan aksi tutup mulut. Lantaran kalah suara, Gundogan tetap terpaksa melakukannya.
“Ini (dengan ban kapten) tidak diperbolehkan sebelum pertandingan (Jepang). Beberapa pemain kecewa, frustrasi, dan ingin menunjukkan sesuatu," kata Gundogan, dikutip dari The Athletic.
Namun, setelah adanya diskusi dan wawancara, gelandang Manchester City itu enggan untuk membahas masalah tersebut lagi.
Ironisnya, kiprah Jerman di Piala Dunia 2022 harus berakhir lebih cepat. Meski mengalahkan Kosta Rika 4-2 pada laga penutup Grup E, mereka harus rela menempati posisi tiga.
Pada awalnya sembilan kapten tim, termasuk Manuel Neuer dari Jerman, berencana mengenakan gelang pelangi selama Piala Dunia 2022. Ini untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap komunitas LGBTQ+.
Jerman merupakan salah satu negara yang berencana untuk menggunakan ban kapten pelangi yang menandakan ekspresi solidaritas terhadap komunitas LGBT di dunia.
Namun, FIFA mengancam akan memberlakukan sanksi olahraga pada siapa pun yang mengenakan embel-embel itu karena slogan-slogan politik tidak diperbolehkan di turnamen sepak bola, termasuk Piala Dunia.
Menurut laporan yang beredar, ke-11 pemain tim utama Jerman melakukan perubahan sebagai tanggapan kolektif terhadap larangan FIFA terhadap mereka yang mengenakan ban lengan OneLove.
Konon pembatasan itu diberlakukan karena otoritas Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Pasalnya, LGBTQ bertentangan dengan budaya masyarakat muslim di wilayah Qatar.
Asosiasi dan pemain Jerman menolak tuduhan bahwa protes yang dilakukan merupakan aksi politik. Aksi protes tutup mulut itu mempunyai alasan yang dianggap penting, karena LGBTQ merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia.
Aksi tutup mulut itu biasanya dilakukan ketika ada foto bersama satu tim pada saat laga belum dimulai, salah satunya pada laga pertama Grup E Jerman melawan Jepang .
Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk protes terhadap diskriminasi bagi kalangan LGBTQ selama pertandingan Piala Dunia berlangsung.
Meski Jerman menerapkan aksi tutup mulut sebagai aksi protes kepada FIFA dan penyelenggara Piala Dunia 2022, ada 2 pemain yang menolaknya, yakni Gundogan dan Antonio Rudiger
Akibat dari 2 pemain itu membuat skuad Jerman terpecah menjadi dua, yakni ada yang mendukung aksi protes dan juga ada yang menentang.
Namun, setelah diadakannya diskusi antar seluruh pemain Jerman, didapat satu keputusan bahwa seluruh pemain akan melakukan aksi tutup mulut. Lantaran kalah suara, Gundogan tetap terpaksa melakukannya.
“Ini (dengan ban kapten) tidak diperbolehkan sebelum pertandingan (Jepang). Beberapa pemain kecewa, frustrasi, dan ingin menunjukkan sesuatu," kata Gundogan, dikutip dari The Athletic.
Namun, setelah adanya diskusi dan wawancara, gelandang Manchester City itu enggan untuk membahas masalah tersebut lagi.
Ironisnya, kiprah Jerman di Piala Dunia 2022 harus berakhir lebih cepat. Meski mengalahkan Kosta Rika 4-2 pada laga penutup Grup E, mereka harus rela menempati posisi tiga.
(mirz)