Keluarga Jules Bianchi Tuntut F1, FIA, dan Tim Marussia

Kamis, 26 Mei 2016 - 23:00 WIB
Keluarga Jules Bianchi Tuntut F1, FIA, dan Tim Marussia
Keluarga Jules Bianchi Tuntut F1, FIA, dan Tim Marussia
A A A
NICE - Keluarga mendiang Jules Bianchi, pembalap Formula 1 yang tewas akibat kecelakaan di Grand Prix Jepang 2014 lalu menuntut FIA, tim Marussia, dan Grup Formula 1. Mereka menganggap salah satu dari ketiganya membuat kesalahan yang menyebabkan tewasnya pembalap asal Prancis tersebut.

Bianchi mengalami insiden saat berlaga di Sirkuit Suzuka dalam Grand Prix Jepang, 5 Oktober 2014. Ia melintir di lap ke-43 dan menabrak crane atau mobil pengangkut yang sedang membersihkan puing mobil Adrian Sutil, yang juga tergelincir satu lap sebelumnya.

Bianchi yang mengalami cedera kepala serius, langsung dibawa ke rumah sakit setempat sebelum akhirnya dibawa pulang ke Prancis. Setelah koma sembilan bulan atau tepatnya 18 Juli 2015, Bianchi menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 25 tahun.

Insiden Bianchi langsung diusut FIA selaku otoritas tertinggi balapan. Ketika itu ada tiga faktor utamanya yakni kecepatan tinggi, cuaca yang buruk (saat kejadian sedang hujan), serta keberadaan crane yang diyakini berperan jadi penyebabnya.

Tapi Stewarts Hukum, sebuah firma hukum di Inggris yang membantu kasus Bianchi punya teori dalam menentukan siapa yang mesti bertanggung jawab. Tiga pihak yakni FIA, tim Marussia, serta Grup Formula 1 dianggap turut bertanggung jawab atas kematian itu.

Stewart Law mengatakan salah satu dari ketiganya sudah membuat kesalahan soal perencanaan, pemilihan waktu, serta pengelolaan balapan. Mereka merujuk tanggal Grand Prix Jepang berlangsung di mana saat itu sedang terjadi musim badai di Jepang.

"Kematian Jules Bianchi bisa dihindari. Laporan Kecelakaan Panel FIA soal insiden ini membuat banyak rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan di Formula 1, tetapi gagal untuk mengidentifikasi di mana letak kesalahan yang dibuat hingga menyebabkan kematian Jules," ucap perwakilan Stewart Law Julian Chamberlayne.

"Itu sangat mengejutkan dan menyedihkan untuk keluarga Bianchi bahwa panel FIA dalam kesimpulannya mencatat sejumlah kontribusi penyebab, justru menyalahkan Jules. Keluarga Bianchi meminta proses hukum ini harus memerlukan mereka yang terlibat untuk memberikan jawaban dan bertanggung jawab untuk setiap kegagalannya," tegasnya dikutip ESPN.

Waktu gugatan hukum diprediksi akan dilayangkan saat Grand Prix Monaco, tempat di mana Bianchi dapat prestasi terbaik sebagai pembalap yakni di posisi kesembilan. Bianchi melakukannya pada musim 2014 untuk tim Marussia, tim yang kini berubah nama jadi Manor Racing.

Bianchi sendiri jadi pembalap pertama yang mati akibat balapan F1 dalam 22 tahun belakangan. Terakhir, legenda balap Ayrton Senna jadi korban di Grand Prix San Marino pada musim balap 1994.

Philippe Bianchi mengatakan pihak keluarga cuma ingin adanya keadilan serta kebenaran soal insiden yang menimpa anaknya. Mereka merasa tidak puas dengan hasil penyelidikan dan bersikukuh kejadian itu adalah bentuk human errors penyelenggara.

"Kami mencari keadilan untuk Jules dan ingin menegakkan kebenaran soal putusan yang menyebabkan kecelakaan anak kami di Grand Prix Jepang 2014. Sebagai keluarga, kami masih punya banyak pertanyaan yang belum terjawab dan merasa kecelakaan serta kematian Jules 'bisa dihindari jika serangkaian kesalahan itu tidak pernah dibuat," katanya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.3198 seconds (0.1#10.140)