Djokovic Kalah, Peta Kekuatan di Wimbledon Berubah
A
A
A
LONDON - Wimbledon kembali membuktikan sebagai turnamen terganas di dunia. Nama besar ditambah pengalaman segudang pun belum jadi jaminan seperti yang dialami Novak Djokovic. Kekalahan atas Sam Querrey langsung membuat peta kekuatan di Wimbledon berubah.
Djokovic yang berambisi menuntaskan meraih gelar ketiga secara beruntun di All England Club, tanpa dinyana dibuat tak berdaya. Querrey yang saat ini berada di peringkat 41 dunia, bisa mengendalikan permainan. Tampil tanpa beban, petenis negeri Paman Sam itu sukses menyingkir Djokovic dengan 7-6 (8-6), 6-1, 3-6, 7-6 (7-5). (Baca juga : Rekor 30 Kemenangan Djokovic Terhenti di Tangan Petenis Amerika)
Kontan hasil di lapangan utama ini disambut dengan berbagai ekspresi, terutama dari orang-orang dekat para pesaing Djokovic. Judy Murray, ibu dari Andy Murray, terlihat tersenyum setelah tahu kalau pesaing anaknya itu tersingkir di babak ketiga.
Reaksi tidak percaya juga ditunjukkan Pat Cash. Menurutnya, tidak ada petenis putra yang malam itu tidak menumpahkan air mata. "Sebab, gelar Wimbledon rasanya akan mudah diraih," tuturnya seperti dikutip Telegraph, Minggu (3/7/2016).
Wajar rasanya jika banyak kalangan yang sudah menantikan kekalahan Djokovic. Mereka ingin mengetahui siapa yang bakal mematahkan dominasi petenis Serbia itu. Bayangkan saja, Djokovic telah mencatat 30 kemenangan beruntun dan salah satu kemenangan terbesarnya saat menjadi juara Prancis Terbuka untuk kali pertama.
Apa yang terjadi pada Djokovic merupakan kali pertama sejak 1992 lalu. Nahas sebelumnya dialami Jim Courier setelah menang di Australia Terbuka dan Prancis Terbuka harus terpental dari persaingan di Wimbledon. "Saya kira hal ini memberikan kepercayaan para petenis lain," ucap Querrey.
Djokovic yang berambisi menuntaskan meraih gelar ketiga secara beruntun di All England Club, tanpa dinyana dibuat tak berdaya. Querrey yang saat ini berada di peringkat 41 dunia, bisa mengendalikan permainan. Tampil tanpa beban, petenis negeri Paman Sam itu sukses menyingkir Djokovic dengan 7-6 (8-6), 6-1, 3-6, 7-6 (7-5). (Baca juga : Rekor 30 Kemenangan Djokovic Terhenti di Tangan Petenis Amerika)
Kontan hasil di lapangan utama ini disambut dengan berbagai ekspresi, terutama dari orang-orang dekat para pesaing Djokovic. Judy Murray, ibu dari Andy Murray, terlihat tersenyum setelah tahu kalau pesaing anaknya itu tersingkir di babak ketiga.
Reaksi tidak percaya juga ditunjukkan Pat Cash. Menurutnya, tidak ada petenis putra yang malam itu tidak menumpahkan air mata. "Sebab, gelar Wimbledon rasanya akan mudah diraih," tuturnya seperti dikutip Telegraph, Minggu (3/7/2016).
Wajar rasanya jika banyak kalangan yang sudah menantikan kekalahan Djokovic. Mereka ingin mengetahui siapa yang bakal mematahkan dominasi petenis Serbia itu. Bayangkan saja, Djokovic telah mencatat 30 kemenangan beruntun dan salah satu kemenangan terbesarnya saat menjadi juara Prancis Terbuka untuk kali pertama.
Apa yang terjadi pada Djokovic merupakan kali pertama sejak 1992 lalu. Nahas sebelumnya dialami Jim Courier setelah menang di Australia Terbuka dan Prancis Terbuka harus terpental dari persaingan di Wimbledon. "Saya kira hal ini memberikan kepercayaan para petenis lain," ucap Querrey.
(bbk)