Apa Kata Gabbarini Soal Lorenzo, Rossi, Stoner, Marquez dan Ducati (Bagian II)

Rabu, 24 Agustus 2016 - 20:00 WIB
Apa Kata Gabbarini Soal Lorenzo, Rossi, Stoner, Marquez dan Ducati (Bagian II)
Apa Kata Gabbarini Soal Lorenzo, Rossi, Stoner, Marquez dan Ducati (Bagian II)
A A A
BRNO - Tak diragukan lagi soal keputusan Jorge Lorenzo memilih Cristian Gabbarini sebagai kepala mekaniknya saat pindah ke Ducati mulai 2017 dan mempercayai Casey Stoner jadi pembalap penguji motor Desmosedici yang akan dipakainya nanti.

Karena Gabbarini dan Stoner merupakan paket mekanik-pembalap pemenang juara dunia. Kapasitas mereka sudah teruji bersama dua mesin serta dua sasis motor dari dua pabrikan berbeda benua. Yaitu kala finis sebagai juara dunia 2007 bersama Ducati dan pada 2011 dengan Honda (HRC).

Hebatnya rider Australia yang identik dengan nomor motor 27 itu, merebut dua gelar juara dunia balap motor kelas bergengsi pada musim debutnya bersama Ducati dan HRC. Sampai saat ini, Stoner juga tercatat jadi satu-satunya pembalap MotoGP yang mampu meraih gelar juara dunia dengan mengendarai dua pabrikan berbeda benua, yang satu dari Eropa dan satu lagi dari Asia.

Adapun sejak bergabung dengan tim Ducati MotoGP sejak 2005, Gabbarini membuka debutnya dengan 2 kemenangan buat Loris Capirossi. Perlu diketahui sejak memulai berkompetisi di kelas bergengsi pada 2003, Ducati baru meraih 1 podium juara bersama Capirex (julukan Capirossi) hingga 2004. Dan pada 2006 tim Merah-Putih mulai rutin mengisi podium dan mengakhiri musim dengan 4 kemenangan (3 Capirex, 1 Troy Bayliss).

Dan baru pada pertengahan Agustus 2016, Gabbarini membuka mulut bahwa dia akan menjadi kepala mekanik Porfuera (julukan Lorenzo) di tim Ducati Corse musim depan. Tapi tahukah Anda kalau ternyata sampai sekarang dia masih belum berbicara dengan rider bernomor motor 99 tersebut walau nantinya akan jadi mitra? Kok bisa ya, kenapa sih?

Berikut ini kami sarikan kutipan wawancara eksklusif terbaru (bagian II) dari kepala mekanik dari Jack Miller, rider tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (tim satelit Honda) dengan surat kabar ternama di Madrid, Spanyol, Marca, yang dimuat di situs mereka pada Selasa (23/8/2016) malam waktu setempat.

T: Melihat dari pandangan orang luar, apa pandangan Anda terhadap Lorenzo sebagai calon pembalap yang akan bekerjasama bersama Anda?

J: “Dia seperti monster. Anda tidak dapat berkata-kata apapun lagi. Seorang pembalap yang telah memenangkan kejuaraan dunia tiga kali adalah sangat kuat. Saya ulangi, bagi seorang mekanik, adalah sebuah kebanggaan bisa bekerja bersamanya. Saya telah merasakan keberuntungan itu dalam karier saya. Saya bekerja selama enam tahun bersama Stoner, sebagai mekanik lintasan. Lalu sebagai salah satu mekanik Marquez di HRC. Dia dan Jorge adalah generasi berikutnya.”

T: Saya pernah berpikir kalau Stoner adalah talenta terhebat yang pernah saya lihat, tak perduli dengan siapa Anda bekerja?
J: “Ya tentu saja. Untuk urusan kecepatan alami, untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi, untuk bisa dengan cepat merasakan yang terjadi dengan motor. Itu adalah fakta yang saya dapat selama bekerja bersamanya. Tapi saya bukanlah satu-satunya yang mengatakan itu. Anda harusnya bertanya juga kepada HRC yang telah bekerja dengan banyak pembalap hebat. Buat urusan talenta alami, dia adalah yang terkuat dari semua pembalap.”

T: Kira-kira apa yang bisa diantarkan Stoner sebagai pembalap penguji?
J: “Dia bisa melakukan pekerjaan luar biasa karena memang pekerjaannya adalah mengendarai motor, merasakan apa yang terjadi pada motor. Tapi juga melihat dari sisi luar apa yang dilakukan dengan tim lain ke motor mereka. Saya memperkirakan itulah yang dia lakukan sekarang. Pembalap dengan pengalaman berharga sepertinya, dapat membuat kontribusi luar biasa untuk Ducati dari sisi pengembangan dan peningkatan motor.”

T: Lorenzo seakan mencari ‘pelatih’ buatnya saat memacu Ducati. Apakah Stoner bakal jadi pelatih yang tepat baginya?
J: “Saya sama sekali tidak mengerti apa arti kata ‘pelatih’ dalam pertanyaan Anda. Dari sisi teknis, untuk mengatakan dia membuat motor itu ‘jadi’ atau bagaimana nanti Anda mengubahnya, Casey adalah orang yang tepat. Tapi kalau sebagai ‘pelatih’ saya tidak tahu karena saya tidak mengerti itu berhubungan dengan seorang pembalap. Saya tidak bisa menjawab apapun soal itu.”

T: Karakter Lorenzo adalah sesuatu yang istimewa. Bagaimana Anda berharap akan kerjasama kalian nantinya?
J: “Saya tidak berpikir banyak soal itu. Casey juga memiliki bakat istimewa dan bagi saya, Jorge adalah salah satu yang tercepat atau mungkin yang tercepat di dunia saat ini. Dan itu sudah cukup bagi saya. Untuk urusan karakter tidak masalah.”

T: Apakah sebelumnya Anda telah berbicara soal rencana yang akan dilakukan di Ducati bersama Ramon Forcada?
J: “Saya pernah berbicara dengannya beberapa bulan lalu dalam sebuah obrolan santai. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan mengikuti Lorenzo ke Ducati. Dia berkata bahwa Jorge adalah pembalap terkuat untuk saat ini dan juga bakal tetap kuat bersama Ducati. Kemudian kami tidak melanjutkan pembicaraan soal itu karena saya tidak merasa untuk saat ini itu tidak profesional. Keputusan itu sendiri (Lorenzo ke Ducati) diputuskan terlalu dini. Itu akan memudahkan terciptanya situasi atau memanasnya tensi di dalam tim Anda. Jadi saya sama sekali tidak mau terlibat dan melibatkan diri dengan perburuan gelar Lorenzo di kejuaraan dunia. Ini bukan waktunya.”

T: Saya mensinyalir kalau Anda tahu bahwa kalian ditargetkan memenangkan kejuaraan dunia pada musim debut Lorenzo di Ducati. Apakah Anda melihat itu memungkinkan?
J: “Jika saya melihat situasi terkini, karena Anda tidak tahu apakah ada aturan teknis yang diterapkan pada musim depan, sebagaimana Aprilia telah membuat motor yang luar biasa dan mengubah segalanya. Tapi kalau melihat kondisi saat ini, ada kans bagus untuk memenangkan kejuaraan dunia, khususnya karena pembalapnya adalah Jorge Lorenzo. Tetap harus diingat kalau Yamaha dan Ducati adalah motor yang berbeda, apakah akan bagus atau buruk. Apapun juga, sebuah periode penyesuaian sepertinya masih dibutuhkan, dengan tentunya kalau tes perdana (Lorenzo dengan motor Ducati) akan berlangsung sulit karena kami harus sama-sama mengerti apakah pengembangan motor sudah berada di jalur yang tepat. Tapi buat soal itu, kita sedang berbicara tentang Jorge Lorenzo. Saya tidak melihat satu alasan mengapa dia tidak bisa bersaing di persaingan juara dunia pada musim debutnya.”

T: Apakah nantinya gaya balap Lorenzo yang benar-benar ‘Yamaha’ cocok memacu Ducati?
J: “Gaya balapnya benar-benar cocok memacu Yamaha, tapi itu juga karena dia telah berada di sana bertahun-tahun. Namun dia juga beradaptasi amat baik dengan Aprilia, yang mana telah mengantarnya jadi juara dunia kelas 250cc dua kali. Motor itu (Aprilia) adalah motor yang paling sulit ditunggangi saat itu untuk beberapa hal. Stoner mengatakan kalau Aprilia adalah motor yang paling sulit dia kendarai di sepanjang karier balapnya. Dan Jorge sukses memenangkan dua gelar juara dunia bersama Aprilia. Itu karena dia mampu beradaptasi dengannya, juga dengan Yamaha dan Michelin, kemudian Bridgestone, dan kini Michelin lagi. Adalah jelas dan pasti bahwa setiap motor akan berbeda dengan masing-masing karakteristik pembalapnya, tapi itu sepertinya bukan masalah dengan Lorenzo. Mengapa nanti dia tidak bisa beradaptasi dengan Ducati?

T: Apakah tidak masalah motor MotoGP nantinya tidak memiliki sayap bantuan (winglet)?
J: “Untuk masalah ini, saya tidak dapat mengatakan apapun.” (habis)
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4258 seconds (0.1#10.140)