Federer Selangkah Lagi Pecahkan Dua Rekor
A
A
A
LONDON - Roger Federer sukses menembus final Wimbledon 2015 seusai membungkam petenis tuan rumah Andy Murray di semifinal, Sabtu (11/7/2015). Keberhasilan tersebut membuat petenis asal Swiss tinggal selangkah lagi memecahkan dua rekor sekaligus.
Kemenangan straight set 7-5, 7-5, dan 6-4 Federer atas Murray membuatnya berhasil menggapai final Wimbledon ke-10 sekaligus jadi final Grand Slam ke-26 sepanjang kariernya. Di laga terakhir, ia sudah ditunggu Novak Djokovic yang sebelumnya menumbangkan Richard Gasquet. (Baca Juga: Harapan Andy Murray Berakhir di Tangan Federer)
Bagi Federer, laga final kali ini bisa dibilang momentum kebangkitannya. Setelah tiga tahun hampa gelar di turnamen utama, petenis berusia 33 tahun kini tak hanya sudah ditunggu trofi juara, melainkan beberapa sejarah yang mungkin akan diukir dirinya.
Pertama, melenggangnya Federer ke final membuatnya jadi petenis tertua yang mampu melakukannya sejak 1974 lalu. Terakhir kali, petenis Australia Ken Rosewall jadi petenis tertua yang berhasil melenggang ke partai puncak. Dengan kata lain, Federer jadi petenis tertua di era modern yang masih mampu berlaga di babak tertinggi turnamen sekelas Grand Slam.
Selain itu, Federer juga sudah dihadapkan dengan predikat pemilik trofi terbanyak di Wimbledon. Jika juara, mantan petenis nomor satu dunia akan mengoleksi delapan gelar. Saat ini, ia baru tujuh kali juara di Negeri Ratu Elizabeth yang raihannya sama dengan milik legenda tenis Amerika Serikat Pete Sampras.
Tak pelak, kemenangan atas Djokovic di final membuat Federer bakal mencatat dua rekor sekaligus. Sayangnya, rekor head-to-head Federer dengan petenis Serbia itu cukup berimbang sehingga kemenangan sedikit sulit diprediksi.
Final nanti adalah pertemuan ke-40 keduanya di berbagai turnamen sejak 2006. Dalam 39 kali pertemuan sebelumnya, Federer unggul jumlah kemenangan dengan merebutnya sebanyak 20 kali. Djokovic hanya mampu 19 kali menang, namun sekedar catatan, dia selalu mengalahkan Federer dalam lima gelaran Grand Slam terakhir.
Peluang Federer di final yang menjanjikan hujan rekor bagi dirinya pun bisa terbilang sulit. Menanggapi hal tersebut, ia sadar jika lawan yang dihadapi adalah petenis yang sedang mengecap prestasi tertinggi yakni peringkat satu dunia.
"Sangat bagus akan bermain melawan Novak di mana dia adalah pemain terhebat saat ini. Dia telah mendapat kesuksesan yang luar biasa sepanjang kariernya," kata Federer dilansir yahoo, Sabtu (11/7/2015).
"Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, dia sudah sering mendominasi. Terutama di lapangan keras, kemudian dia berkembang di lapangan rumput. Di tanah liat, dia salah satu yang terbaik jika bukan yang paling baik," sambungnya.
"Dia menjadi sangat tangguh. Dia selalu tampil mengesankan. Sangat sulit mengalahkannya ketika dia sudah bermain dengan baik," pungkasnya.
Kemenangan straight set 7-5, 7-5, dan 6-4 Federer atas Murray membuatnya berhasil menggapai final Wimbledon ke-10 sekaligus jadi final Grand Slam ke-26 sepanjang kariernya. Di laga terakhir, ia sudah ditunggu Novak Djokovic yang sebelumnya menumbangkan Richard Gasquet. (Baca Juga: Harapan Andy Murray Berakhir di Tangan Federer)
Bagi Federer, laga final kali ini bisa dibilang momentum kebangkitannya. Setelah tiga tahun hampa gelar di turnamen utama, petenis berusia 33 tahun kini tak hanya sudah ditunggu trofi juara, melainkan beberapa sejarah yang mungkin akan diukir dirinya.
Pertama, melenggangnya Federer ke final membuatnya jadi petenis tertua yang mampu melakukannya sejak 1974 lalu. Terakhir kali, petenis Australia Ken Rosewall jadi petenis tertua yang berhasil melenggang ke partai puncak. Dengan kata lain, Federer jadi petenis tertua di era modern yang masih mampu berlaga di babak tertinggi turnamen sekelas Grand Slam.
Selain itu, Federer juga sudah dihadapkan dengan predikat pemilik trofi terbanyak di Wimbledon. Jika juara, mantan petenis nomor satu dunia akan mengoleksi delapan gelar. Saat ini, ia baru tujuh kali juara di Negeri Ratu Elizabeth yang raihannya sama dengan milik legenda tenis Amerika Serikat Pete Sampras.
Tak pelak, kemenangan atas Djokovic di final membuat Federer bakal mencatat dua rekor sekaligus. Sayangnya, rekor head-to-head Federer dengan petenis Serbia itu cukup berimbang sehingga kemenangan sedikit sulit diprediksi.
Final nanti adalah pertemuan ke-40 keduanya di berbagai turnamen sejak 2006. Dalam 39 kali pertemuan sebelumnya, Federer unggul jumlah kemenangan dengan merebutnya sebanyak 20 kali. Djokovic hanya mampu 19 kali menang, namun sekedar catatan, dia selalu mengalahkan Federer dalam lima gelaran Grand Slam terakhir.
Peluang Federer di final yang menjanjikan hujan rekor bagi dirinya pun bisa terbilang sulit. Menanggapi hal tersebut, ia sadar jika lawan yang dihadapi adalah petenis yang sedang mengecap prestasi tertinggi yakni peringkat satu dunia.
"Sangat bagus akan bermain melawan Novak di mana dia adalah pemain terhebat saat ini. Dia telah mendapat kesuksesan yang luar biasa sepanjang kariernya," kata Federer dilansir yahoo, Sabtu (11/7/2015).
"Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, dia sudah sering mendominasi. Terutama di lapangan keras, kemudian dia berkembang di lapangan rumput. Di tanah liat, dia salah satu yang terbaik jika bukan yang paling baik," sambungnya.
"Dia menjadi sangat tangguh. Dia selalu tampil mengesankan. Sangat sulit mengalahkannya ketika dia sudah bermain dengan baik," pungkasnya.
(rus)