Kalimat Terakhir Bianchi Sebelum Kecelakaan Maut
A
A
A
NICE - Kematian menjadi hal yang paling misterius karena tidak satu pun manusia tahu kapan dan bagaimana hal itu akan datang, begitupun dengan Jules Bianchi, pembalap F1 yang akhirnya tewas setelah sembilan bulan bertahan hidup usai kecelakaan di GP Jepang.
Bianchi adalah pembalap yang memperkuat tim Marussia ketika dia mengalami kecelakaan mengerikan di bulan Oktober tahun lalu. Dalam kondisi lintasan basah, roda kemudi mobilnya tak mampu dia kendalikan sehingga keluar lintasan dan menabrak crane. Melihat detik-detik Bianchi menabrak crane, banyak yang menduga dia akan tewas di tempat.
Pembalap 25 tahun asal Prancis tidak lantas meninggal. Dia bertahan selama sembilan bulan di sebuah rumah sakit di negeri kelahirannya di Prancis, sebelum akhirnya tutup usia pada Sabtu (18/7/2015). Siapa yang sangka, karir balap Bianchi di GP Jepang 2014 adalah yang terakhir.
Sebelum melakoni balapan di GP Jepang, yang berakhir dengan kecelakaan, Bianchi berjanji akan tampil baik untuk membuktikan dirinya layak menyandang predikat sebagai pembalap utama di tim. Dua tahun sebelumnya, dia menghabiskan satu musim sebagai pembalap cadangan di Force India.
"Tentu saja saya merasa siap balapan. Saya telah bekerja sejak saya bergabung akademi di 2009," kata Bianchi kepada reporter sebelum balapan di Sirkuit Suzuka, dikutip The Guardian.
"Saya memiliki pengalaman yang baik dan merasa siap untuk itu (memenangkan balapan -red). Sepertinya langkah logis bagi saya jika sesuatu terjadi saat ini," lanjutnya.
Malang bagi Bianchi, sang pembalap harus mengalami kecelakaan sebelum sempat menyentuh garis finish. Mobilnya melesat dengan kecepatan yang diyakini mencapai 200km/jam dan menabrak sebuah crane yang tengah mengevakuasi mobil lain. (Baca juga : Pilot 'Jet Darat' Jules Bianchi Tutup Usia)
Bianchi merupakan pembalap yang diproyeksi Ferrari bakal menjadi pembalap penguji prototipe mobil untuk musim-musim mendatang. Melihat bakatnya menggerus aspal, Bianchi yang baru berusia 25 tahun saat itu disebut-sebut akan menjadi pembalap besar di ajang Formula 1. (Baca juga : Kecelakaan Bianchi dan Kenangan Manis di GP Monaco)
Bianchi adalah pembalap yang memperkuat tim Marussia ketika dia mengalami kecelakaan mengerikan di bulan Oktober tahun lalu. Dalam kondisi lintasan basah, roda kemudi mobilnya tak mampu dia kendalikan sehingga keluar lintasan dan menabrak crane. Melihat detik-detik Bianchi menabrak crane, banyak yang menduga dia akan tewas di tempat.
Pembalap 25 tahun asal Prancis tidak lantas meninggal. Dia bertahan selama sembilan bulan di sebuah rumah sakit di negeri kelahirannya di Prancis, sebelum akhirnya tutup usia pada Sabtu (18/7/2015). Siapa yang sangka, karir balap Bianchi di GP Jepang 2014 adalah yang terakhir.
Sebelum melakoni balapan di GP Jepang, yang berakhir dengan kecelakaan, Bianchi berjanji akan tampil baik untuk membuktikan dirinya layak menyandang predikat sebagai pembalap utama di tim. Dua tahun sebelumnya, dia menghabiskan satu musim sebagai pembalap cadangan di Force India.
"Tentu saja saya merasa siap balapan. Saya telah bekerja sejak saya bergabung akademi di 2009," kata Bianchi kepada reporter sebelum balapan di Sirkuit Suzuka, dikutip The Guardian.
"Saya memiliki pengalaman yang baik dan merasa siap untuk itu (memenangkan balapan -red). Sepertinya langkah logis bagi saya jika sesuatu terjadi saat ini," lanjutnya.
Malang bagi Bianchi, sang pembalap harus mengalami kecelakaan sebelum sempat menyentuh garis finish. Mobilnya melesat dengan kecepatan yang diyakini mencapai 200km/jam dan menabrak sebuah crane yang tengah mengevakuasi mobil lain. (Baca juga : Pilot 'Jet Darat' Jules Bianchi Tutup Usia)
Bianchi merupakan pembalap yang diproyeksi Ferrari bakal menjadi pembalap penguji prototipe mobil untuk musim-musim mendatang. Melihat bakatnya menggerus aspal, Bianchi yang baru berusia 25 tahun saat itu disebut-sebut akan menjadi pembalap besar di ajang Formula 1. (Baca juga : Kecelakaan Bianchi dan Kenangan Manis di GP Monaco)
(rus)