Demi Piala Presiden, Terpaksa Pakai Nama Persebaya United
A
A
A
SURABAYA - Persebaya dipaksa menambahkan kata United agar bisa tampil di Piala Presiden, 30 Agustus, mendatang. Dengan penambahan kata itu, tim asal Surabaya itu akan tampil dengan nama Persebaya United.
Penambahan kata United di belakang Persebaya terpaksa dilakukan manajemen agar tetap bisa ikut sesuai arahan PT Mahaka Sport selaku operator Piala Presiden. Sebab, PT Mahaka Sport kesulitan mendapatkan rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena status dua tim; Arema Cronus dan Persebaya, yang dianggap masih terjadi dualisme kepemilikan.
CEO Persebaya United Gede Widade mengatakan tidak ada perubahan terkait nama Persebaya dalam Piala Presiden, namun hanya penambahan kata United. "Tidak ada perubahan nama, yang ada hanya Persebaya (United),"ujarnya.
Langkah ini, lanjut Gede, diambil manajemen Persebaya agar turnamen bisa berjalan lancar dan pemain bisa tetap tampil. "Ini hanya untuk membedakan dengan pihak lain yang masih mempersoalkan status Persebaya. Kami tidak pernah mengganggu mereka (Persebaya 1927), jadi jangan ganggu kami lagi,"ujarnya.
Ditambahkan Gede, PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sebagai pengelola tetap diakui oleh operator maupun BOPI, "PT kita juga mereka akui. Itu menunjukkan bahwa kita dengan mereka (Persebaya 1927) memang beda,"tandasnya.
Soal status Persebaya yang sudah tidak lagi dipersoalkan di Piala Preseden, Gede berharap timnya tidak lagi terganggu konsentrasi demi meraih prestasi di ajang berhadiah Rp10 miliar ini. "Kita tetap bisa main, sekarang pemain harus konsentrasi tidak perlu memikirkan yang lain,"harapnya.
Sebelumnya, Persebaya dan Arema Cronus sempat terancam tidak bisa mengikuti Piala Presidan. Ini lantaran BOPI enggan mengeluarkan rekomendasi sebagai salah satu syarat pihak keamanan mengizinkan pertandingan jika masih ada nama Persebaya dan Arema Cronus.
Selain itu, kelompok yang menamakan Bonek 27 juga mengancam lewat surat yang dikirim ke BOPI maupun Presiden Joko Widodo akan menggelar aksi demo jika ada nama Persebaya dalam Turnamen Piala Presiden. Alasannya, Persebaya yang asli berada di bawah bendera PT Persebaya Indonesia yang dipegang Saleh Ismail Mukadar.
PT Mahaka Sport akhirnya mengambil jalan tengah dengan mengusulkan penambahan nama di belakang Persebaya sebagai salah satu alternatif. Sebab, tidak mungkin mencoret kedua tim ini lantaran berpengaruh terhadap sponsor yang sudah telanjur teken kontrak.
Sementara, para pemain Persebaya United tidak mempersoalkan penambahan nama. Justru mereka lebih terlecut untuk memberikan hasil terbaik di lapangan nanti. "Kenapa masih ada yang mempersoalkan. Kami ingin bisa main membela Persebaya dan sepak bola adalah hidup kami,''ucap Fandi Utomo, pemain asal Surabaya ini.
Dalam turnamen Piala Presiden nanti, Persebaya United bergabung dalam Grup A bersama tuan rumah Persib Bandung. Selain itu, ada Persiba Balikpapan dan Martapura FC. Rencananya, turnamen ini akan dibuka langsung Presiden Joko Widodo pada 30 Agustus mendatang.
Penambahan kata United di belakang Persebaya terpaksa dilakukan manajemen agar tetap bisa ikut sesuai arahan PT Mahaka Sport selaku operator Piala Presiden. Sebab, PT Mahaka Sport kesulitan mendapatkan rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena status dua tim; Arema Cronus dan Persebaya, yang dianggap masih terjadi dualisme kepemilikan.
CEO Persebaya United Gede Widade mengatakan tidak ada perubahan terkait nama Persebaya dalam Piala Presiden, namun hanya penambahan kata United. "Tidak ada perubahan nama, yang ada hanya Persebaya (United),"ujarnya.
Langkah ini, lanjut Gede, diambil manajemen Persebaya agar turnamen bisa berjalan lancar dan pemain bisa tetap tampil. "Ini hanya untuk membedakan dengan pihak lain yang masih mempersoalkan status Persebaya. Kami tidak pernah mengganggu mereka (Persebaya 1927), jadi jangan ganggu kami lagi,"ujarnya.
Ditambahkan Gede, PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sebagai pengelola tetap diakui oleh operator maupun BOPI, "PT kita juga mereka akui. Itu menunjukkan bahwa kita dengan mereka (Persebaya 1927) memang beda,"tandasnya.
Soal status Persebaya yang sudah tidak lagi dipersoalkan di Piala Preseden, Gede berharap timnya tidak lagi terganggu konsentrasi demi meraih prestasi di ajang berhadiah Rp10 miliar ini. "Kita tetap bisa main, sekarang pemain harus konsentrasi tidak perlu memikirkan yang lain,"harapnya.
Sebelumnya, Persebaya dan Arema Cronus sempat terancam tidak bisa mengikuti Piala Presidan. Ini lantaran BOPI enggan mengeluarkan rekomendasi sebagai salah satu syarat pihak keamanan mengizinkan pertandingan jika masih ada nama Persebaya dan Arema Cronus.
Selain itu, kelompok yang menamakan Bonek 27 juga mengancam lewat surat yang dikirim ke BOPI maupun Presiden Joko Widodo akan menggelar aksi demo jika ada nama Persebaya dalam Turnamen Piala Presiden. Alasannya, Persebaya yang asli berada di bawah bendera PT Persebaya Indonesia yang dipegang Saleh Ismail Mukadar.
PT Mahaka Sport akhirnya mengambil jalan tengah dengan mengusulkan penambahan nama di belakang Persebaya sebagai salah satu alternatif. Sebab, tidak mungkin mencoret kedua tim ini lantaran berpengaruh terhadap sponsor yang sudah telanjur teken kontrak.
Sementara, para pemain Persebaya United tidak mempersoalkan penambahan nama. Justru mereka lebih terlecut untuk memberikan hasil terbaik di lapangan nanti. "Kenapa masih ada yang mempersoalkan. Kami ingin bisa main membela Persebaya dan sepak bola adalah hidup kami,''ucap Fandi Utomo, pemain asal Surabaya ini.
Dalam turnamen Piala Presiden nanti, Persebaya United bergabung dalam Grup A bersama tuan rumah Persib Bandung. Selain itu, ada Persiba Balikpapan dan Martapura FC. Rencananya, turnamen ini akan dibuka langsung Presiden Joko Widodo pada 30 Agustus mendatang.
(aww)