Persib Gagal Bekuk Bali United, Ini Analisis Dejan
A
A
A
GIANYAR - Persib Bandung harus menang saat menghadapi musuh tangguh, Arema Cronus, pada partai pemungkas Bali Island Cup 2016, Selasa (23/1). Jika hanya mampu bermain imbang, maka harapan Persib untuk memboyong trofi pertama tahun ini menjadi tertutup.
Tugas berat tersebut diemban Maung Bandung setelah pada laga kedua melawan tuan rumah Bali United, anak asuh Dejan Antonic hanya mampu berbagi angka 1-1, Minggu (21/2). Sementara pada partai sebelumnya, Arema Cronus sukses menundukan PSS Sleman dengan skor meyakinkan, 5-2.
Dalam laga tersebut, pada babak pertama Persib sejatinya sudah berada di atas angin, setelah Atep mampu menjebol gawang Bali United pada menit ke-41. Namun, memasuki babak ke dua, anak asuh Indra Sjafri mampu bangkit, dan menyamakan kedudukan setelah pada menit ke-59, tendangan keras dari Putu Gede Juni Antara tidak mampu dihalau oleh penjaga gawang Persib, I Made Wirawan.
Pasca tuan rumah mampu menyamakan kedudukan, kedua tim terlihat semakin meningkatkan tensi permainan. Sejumlah peluang mampu diciptakan oleh kedua tim. Namun, hingga wasit meniup peluit panjang tanda babak ke dua usai, skor tetap tidak berubah, 1-1.
Dalam pertandingan tersebut, anak asuh Indra Sjafri terlihat lebih ngotot dibanding pertandingan sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari sejumlah peluang yang mampu diciptakan oleh pasukan Serdadu Tridatu. Bahkan, hingga babak kedua memasuki menit akhir, Fadil Sausu dan kawan-kawan masih mampu bermain ngotot dan merepotkan lini pertahanan yang dikawal oleh Vladimir ‘Vlado’ Vujovic.
Dikutip dari simamaung, pelatih Persib Dejan Antonic menjelaskan, kesuksesan anak asuh Indra Sjafri mengejar ketertinggalan dipicu dari kelengahan anak asuhnya. Dijelaskan dia, Atep dan kawan-kawan terlihat sering melepaskan pemain lawan. Sehingga skuat Serdadu Tridatu mampu secara leluasa mengembangkan permainan dan mencari celah di lini pertahanan Persib.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan menurunnya stamina Hariono dan kawan-kawan. Terkait skor akhir, diakui dia itu merupakan hasil yang fair. ''Gol itu sangat istimewa, kita lepasin itu lawan (Putu Gede). Abis gol, kita itu jatuh stamina, nggak bagus. Tapi hasil ini fair, skor 1-1 buat dua tim,” kata Dejan.
Di tim lawan, pelatih Bali United Indra Sjafri mengaku gol yang diciptakan Atep merupakan kesalahan dari anak asuhnya. Namun demikian, dia enggan menunjuk pemain yang dianggap paling bertanggung jawab atas terjadinya gol tersebut. ''Saya pikir gol yang terjadi itu akibat dari kesalahan semua pemain,” papar dia.
Sama halnya dengan Dejan. Pelatih yang dikenal lihai dalam memoles talenta muda ini mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya dalam laga ke dua itu. Bahkan, dia mengaku kaget dengan ball position dalam pertandingan itu.
''Kita selalu bermain sesuai dengan ciri khas kita. Tapi lihat data hari ini, saya kaget. Biasa ballpossession 60:40 tapi kita sekarang dapat 50:50,” beber dia.
Dalam turnamen tersebut, pelatih Persib Dejan Antonic memang tidak membebani anak asuhnya untuk menjadi juara. Namun, jika melihat Arema Cronus sebagi calon lawan yang akan dihadapinya, maka kemenangan yang diraih Atep dan kawan-kawan akan menjadi kebanggaan tersendiri.
Pasalnya, selama ini Arema Cronus dianggap sebagai tim tangguh. Selain itu, pada BIC 2015 lalu, Arema menjadi yang terbaik setelah sukses keluar sebagai tim peraih poin terbesar.
Tidak hanya itu, dengan kesuksesan Persib sebagai juara BIC 2016, berarti Dejan Antonic mampu menghadirkan trofi dalam kurun waktu sekitar satu bulan sejak resmi menjadi pengganti Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman pada 20 Januari 2016 lalu.
Tugas berat tersebut diemban Maung Bandung setelah pada laga kedua melawan tuan rumah Bali United, anak asuh Dejan Antonic hanya mampu berbagi angka 1-1, Minggu (21/2). Sementara pada partai sebelumnya, Arema Cronus sukses menundukan PSS Sleman dengan skor meyakinkan, 5-2.
Dalam laga tersebut, pada babak pertama Persib sejatinya sudah berada di atas angin, setelah Atep mampu menjebol gawang Bali United pada menit ke-41. Namun, memasuki babak ke dua, anak asuh Indra Sjafri mampu bangkit, dan menyamakan kedudukan setelah pada menit ke-59, tendangan keras dari Putu Gede Juni Antara tidak mampu dihalau oleh penjaga gawang Persib, I Made Wirawan.
Pasca tuan rumah mampu menyamakan kedudukan, kedua tim terlihat semakin meningkatkan tensi permainan. Sejumlah peluang mampu diciptakan oleh kedua tim. Namun, hingga wasit meniup peluit panjang tanda babak ke dua usai, skor tetap tidak berubah, 1-1.
Dalam pertandingan tersebut, anak asuh Indra Sjafri terlihat lebih ngotot dibanding pertandingan sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari sejumlah peluang yang mampu diciptakan oleh pasukan Serdadu Tridatu. Bahkan, hingga babak kedua memasuki menit akhir, Fadil Sausu dan kawan-kawan masih mampu bermain ngotot dan merepotkan lini pertahanan yang dikawal oleh Vladimir ‘Vlado’ Vujovic.
Dikutip dari simamaung, pelatih Persib Dejan Antonic menjelaskan, kesuksesan anak asuh Indra Sjafri mengejar ketertinggalan dipicu dari kelengahan anak asuhnya. Dijelaskan dia, Atep dan kawan-kawan terlihat sering melepaskan pemain lawan. Sehingga skuat Serdadu Tridatu mampu secara leluasa mengembangkan permainan dan mencari celah di lini pertahanan Persib.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan menurunnya stamina Hariono dan kawan-kawan. Terkait skor akhir, diakui dia itu merupakan hasil yang fair. ''Gol itu sangat istimewa, kita lepasin itu lawan (Putu Gede). Abis gol, kita itu jatuh stamina, nggak bagus. Tapi hasil ini fair, skor 1-1 buat dua tim,” kata Dejan.
Di tim lawan, pelatih Bali United Indra Sjafri mengaku gol yang diciptakan Atep merupakan kesalahan dari anak asuhnya. Namun demikian, dia enggan menunjuk pemain yang dianggap paling bertanggung jawab atas terjadinya gol tersebut. ''Saya pikir gol yang terjadi itu akibat dari kesalahan semua pemain,” papar dia.
Sama halnya dengan Dejan. Pelatih yang dikenal lihai dalam memoles talenta muda ini mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya dalam laga ke dua itu. Bahkan, dia mengaku kaget dengan ball position dalam pertandingan itu.
''Kita selalu bermain sesuai dengan ciri khas kita. Tapi lihat data hari ini, saya kaget. Biasa ballpossession 60:40 tapi kita sekarang dapat 50:50,” beber dia.
Dalam turnamen tersebut, pelatih Persib Dejan Antonic memang tidak membebani anak asuhnya untuk menjadi juara. Namun, jika melihat Arema Cronus sebagi calon lawan yang akan dihadapinya, maka kemenangan yang diraih Atep dan kawan-kawan akan menjadi kebanggaan tersendiri.
Pasalnya, selama ini Arema Cronus dianggap sebagai tim tangguh. Selain itu, pada BIC 2015 lalu, Arema menjadi yang terbaik setelah sukses keluar sebagai tim peraih poin terbesar.
Tidak hanya itu, dengan kesuksesan Persib sebagai juara BIC 2016, berarti Dejan Antonic mampu menghadirkan trofi dalam kurun waktu sekitar satu bulan sejak resmi menjadi pengganti Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman pada 20 Januari 2016 lalu.
(aww)