Dikabarkan Pensiun, Ini Perjalanan Karier Maria Sharapova
A
A
A
JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari dunia tenis setelah petenis cantik Maria Sharapova disebut bakal pensiun. Cedera berkepanjangan membuat dara cantik berusia 28 tahun disebut bakal menarik diri dari dunia yang membesarkan namanya.
Kabar tak sedap tersebut mencuat saat Sharapova menggelar konferensi pers dadakan soal 'keputusan besarnya'. Hal tersebut langsung dikaitkan dengan isu pensiun setelah petenis Rusia memang sedang berjibaku sembuh dari cedera lengan kiri yang didapatnya di ronde keempat Australia Terbuka 2016 Januari lalu.
Cedera tersebut juga membuatnya menarik diri dari turnaman favoritnya yakni BNP Paribas Indian Wells pekan lalu. Tak ayal, pengumuman Sharapova ini banyak disebut bakal memutuskan kariernya di dunia tenis. (Baca Juga: Hari Ini, Maria Sharapova Umumkan Pensiun Dini dari Tenis)
Terlepas dari isu tersebut, nama Sharapova melejit pada musim 2004. Ketika itu ia yang masih berusia 17 tahun mengejutkan dunia setelah memenangi Grand Slam Wimbledon dengan mengalahkan petenis favorit Serena Williams. Trofi Grand Slam itu jadi yang pertama untuknya.
Di musim berikutnya, Sharapova berhasil jadi petenis wanita nomor satu dunia. Namun ia gagal memenangkan satupun gelar Grand Slam setelah hanya menembus semifinal di Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka.
Pada 2006, Sharapova berhasil meraih Grand Slam keduanya setelah memenangi AS Terbuka. Saat itu ia mengalahkan Justin Henin di final. Kendati jadi juara AS Terbuka, posisinya melorot ke peringkat dua di akhir musim. Di musim 2007, penampilannya perlahan merosot. Setelah gagal total di semua turnamen utama, cedera bahu membuatnya terlempar dari peringkat lima besar dunia meski sempat merebut posisi pertama.
Sharapova berhasil bangkit kembali di musim 2008 setelah meraih Grand Slam ketiganya di ajang Australia Terbuka. Ia mengalahkan Ana Ivanovic di final di mana trofi juara melengkapi kesempurnaannya dengan terkalahkan satu set pun di turnamen tersebut. Sayang, cedera bahu kembali ia dapat di tahun yang sama dan membuatnya mengakhiri musim di peringkat sembilan dunia, terburuk sejak 2004.
Cedera bahu cukup membuatnya kesulitan selama bertahun-tahun. Petenis yang sempat menjalin kasih dengan Grigor Dimitrov baru bisa benar-benar bersinar di musim 2012. Ketika itu, ia melengkapi koleksi trofinya di turnamen utama dengan memenangi Prancis Terbuka setelah mengalahkan Sara Erani di final.
Di tahun yang sama pula, ia mendapat medali perak Olimpiade London dan berhasil kembali jadi petenis peringkat pertama dunia. Sayang cedera bahu lagi-lagi menerjangnya di tahun 2013. Imbasnya ia menarik diri dari turnamen AS Terbuka dan mengakhiri musim lebih dini.
Di 2014, Sharapova meneruskan tradisi kebangkitannya setelah terbenam akibat cedera. Setelah absen sejak Agustus 2013, ia berhasil meraih gelar Prancis Terbuka yang membuatnya mengoleksi lima gelar di Grand Slam. Ia pun berhasil memperbaiki posisinya ke peringkat dua dunia di akhir musim.
Semusim berselang, ia kembali diterpa cedera sepanjang musim. Hanya memenangi dua trofi tur WTA dan gagal di semua Grand Slam membuatnya melorot ke peringkat empat dunia. Di 2016, ia kembali gagal di Australia Terbuka setelah disingkirkan Serena Williams. Kekalahan itu diwarnai cedera yang membuatnya absen hingga sekarang. Total sejak awal kariernya, ia sudah mengoleksi 35 gelar WTA, 4 gelar ITF dan 5 gelar Grand Slam.
Di luar lapangan tenis, kemolekan tubuh Sharapova juga kerap menghiasi majalah. Tak hanya dunia model, ia juga menjajal bisnis dengan mengeluarkan bisnis permen yang diberi nama Sugarpova. Sugarpova kini berkembang dengan juga memproduksi cokelat.
Kabar tak sedap tersebut mencuat saat Sharapova menggelar konferensi pers dadakan soal 'keputusan besarnya'. Hal tersebut langsung dikaitkan dengan isu pensiun setelah petenis Rusia memang sedang berjibaku sembuh dari cedera lengan kiri yang didapatnya di ronde keempat Australia Terbuka 2016 Januari lalu.
Cedera tersebut juga membuatnya menarik diri dari turnaman favoritnya yakni BNP Paribas Indian Wells pekan lalu. Tak ayal, pengumuman Sharapova ini banyak disebut bakal memutuskan kariernya di dunia tenis. (Baca Juga: Hari Ini, Maria Sharapova Umumkan Pensiun Dini dari Tenis)
Terlepas dari isu tersebut, nama Sharapova melejit pada musim 2004. Ketika itu ia yang masih berusia 17 tahun mengejutkan dunia setelah memenangi Grand Slam Wimbledon dengan mengalahkan petenis favorit Serena Williams. Trofi Grand Slam itu jadi yang pertama untuknya.
Di musim berikutnya, Sharapova berhasil jadi petenis wanita nomor satu dunia. Namun ia gagal memenangkan satupun gelar Grand Slam setelah hanya menembus semifinal di Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka.
Pada 2006, Sharapova berhasil meraih Grand Slam keduanya setelah memenangi AS Terbuka. Saat itu ia mengalahkan Justin Henin di final. Kendati jadi juara AS Terbuka, posisinya melorot ke peringkat dua di akhir musim. Di musim 2007, penampilannya perlahan merosot. Setelah gagal total di semua turnamen utama, cedera bahu membuatnya terlempar dari peringkat lima besar dunia meski sempat merebut posisi pertama.
Sharapova berhasil bangkit kembali di musim 2008 setelah meraih Grand Slam ketiganya di ajang Australia Terbuka. Ia mengalahkan Ana Ivanovic di final di mana trofi juara melengkapi kesempurnaannya dengan terkalahkan satu set pun di turnamen tersebut. Sayang, cedera bahu kembali ia dapat di tahun yang sama dan membuatnya mengakhiri musim di peringkat sembilan dunia, terburuk sejak 2004.
Cedera bahu cukup membuatnya kesulitan selama bertahun-tahun. Petenis yang sempat menjalin kasih dengan Grigor Dimitrov baru bisa benar-benar bersinar di musim 2012. Ketika itu, ia melengkapi koleksi trofinya di turnamen utama dengan memenangi Prancis Terbuka setelah mengalahkan Sara Erani di final.
Di tahun yang sama pula, ia mendapat medali perak Olimpiade London dan berhasil kembali jadi petenis peringkat pertama dunia. Sayang cedera bahu lagi-lagi menerjangnya di tahun 2013. Imbasnya ia menarik diri dari turnamen AS Terbuka dan mengakhiri musim lebih dini.
Di 2014, Sharapova meneruskan tradisi kebangkitannya setelah terbenam akibat cedera. Setelah absen sejak Agustus 2013, ia berhasil meraih gelar Prancis Terbuka yang membuatnya mengoleksi lima gelar di Grand Slam. Ia pun berhasil memperbaiki posisinya ke peringkat dua dunia di akhir musim.
Semusim berselang, ia kembali diterpa cedera sepanjang musim. Hanya memenangi dua trofi tur WTA dan gagal di semua Grand Slam membuatnya melorot ke peringkat empat dunia. Di 2016, ia kembali gagal di Australia Terbuka setelah disingkirkan Serena Williams. Kekalahan itu diwarnai cedera yang membuatnya absen hingga sekarang. Total sejak awal kariernya, ia sudah mengoleksi 35 gelar WTA, 4 gelar ITF dan 5 gelar Grand Slam.
Di luar lapangan tenis, kemolekan tubuh Sharapova juga kerap menghiasi majalah. Tak hanya dunia model, ia juga menjajal bisnis dengan mengeluarkan bisnis permen yang diberi nama Sugarpova. Sugarpova kini berkembang dengan juga memproduksi cokelat.
(aww)