Lorenzo Bicara Tekanan Ban dan Kecelakaan di Lintasan MotoGP
A
A
A
SANTIAGO DEL ESTERO - Peristiwa pecah ban yang dialami pembalap Pramac Ducati, Scott Redding di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, akhir pekan lalu, dianggap masih menyisakan misteri. Namun, Jorge Lorenzo punya pandangan tertentu melihat kejadian itu.
Menurut pembalap Movistar Yamaha itu, insiden terkait pecah ban berhubungan dengan postur Redding yang termasuk dalam pembalap jangkung (1,85 meter). Lorenzo merujuk pada kecelakaan Loris Baz (1.9 meter) saat ujicoba pramusim di Sirkuit Sepang, bulan Februari.
"Tak ada yang tahu persis apa yang sudah terjadi; apakah karena ban Loris Baz bocor, seperti yang dikatakan banyak orang, atau tekanan udaranya. Ada yang bilang tekanannya cukup wajar. Tapi saya pikir seorang pembalap dengan berat badan 100 kilogram atau menggunakan tekanan ban separuh (dari normal) akan mengalami hal-hal seperti itu," kata Lorenzo.
Lorenzo sendiri mengalami kecelakaan tunggal saat berada di lap ke-15, GP Argentina akhir pekan lalu. Ketika hendak rebah untuk melakukan manuver di tikungan, motornya kehilangan keseimbangan sehingga dia harus menghentikan balapan.
Perlu diketahui sejak Sirkuit Termas de Rio Hondo masuk kalender MotoGP pada 2014 lalu. Lorenzo tercatat hanya satu kali berdiri di podium, sehingga tak heran jika juara dunia musim lalu itu menempatkan trek yang memiliki panjang 4.805 km sebagai sirkuit angker untuk dirinya. (Baca juga : Lorenzo Pilih Kubur Kenangan Pahit di Argentina)
Menurut pembalap Movistar Yamaha itu, insiden terkait pecah ban berhubungan dengan postur Redding yang termasuk dalam pembalap jangkung (1,85 meter). Lorenzo merujuk pada kecelakaan Loris Baz (1.9 meter) saat ujicoba pramusim di Sirkuit Sepang, bulan Februari.
"Tak ada yang tahu persis apa yang sudah terjadi; apakah karena ban Loris Baz bocor, seperti yang dikatakan banyak orang, atau tekanan udaranya. Ada yang bilang tekanannya cukup wajar. Tapi saya pikir seorang pembalap dengan berat badan 100 kilogram atau menggunakan tekanan ban separuh (dari normal) akan mengalami hal-hal seperti itu," kata Lorenzo.
Lorenzo sendiri mengalami kecelakaan tunggal saat berada di lap ke-15, GP Argentina akhir pekan lalu. Ketika hendak rebah untuk melakukan manuver di tikungan, motornya kehilangan keseimbangan sehingga dia harus menghentikan balapan.
Perlu diketahui sejak Sirkuit Termas de Rio Hondo masuk kalender MotoGP pada 2014 lalu. Lorenzo tercatat hanya satu kali berdiri di podium, sehingga tak heran jika juara dunia musim lalu itu menempatkan trek yang memiliki panjang 4.805 km sebagai sirkuit angker untuk dirinya. (Baca juga : Lorenzo Pilih Kubur Kenangan Pahit di Argentina)
(bep)