Catatan 20 Tahun Karier Kobe Bryant: Loyalitas, Prestasi dan Skandal Seks
A
A
A
LOS ANGELES - Sekitar 20 tahun lalu, Kobe Bryant muda mengawali karier basket profesionalnya di Lower Merion High School, Pennsylvania. Pemuda kelahiran Philadelpia, 23 Agustus 1978 itu punya ambisi besar mengikuti jejak ayahnya yang seorang pebasket NBA.
Kobe merupakan anak pertama dari Joseph Washington "Jellybean" Bryant (Joe Bryant). Ayah Kobe dikenal sebagai bintang Philadelphia 76ers dan Houston Rockets di era kompetisi NBA 70an, sebelum akhirnya Joe hengkang ke liga basket Eropa.
Nama besar sang ayah di kancah NBA tidak menyurutkan Kobe untuk tumbuh sebagai pebasket yang mandiri. Dalam berbagai kesempatan, dia menolak disandingkan dengan ayahnya yang sempat tampil gemilang bersama 76ers.
Kobe muda mengawali karier profesional setelah dinyatakan layak lolos seleksi NBA Draft pada 1996. Kobe terpilih oleh salah satu klub bersejarah, Charlotte Hornets. Namun setelah dinyatakan lolos seleksi, ia justru dijual ke Los Angeles Lakers 15 hari setelahnya.
Sejak saat itu, Kobe terus mengasah bakatnya melempar bola ke dalam keranjang bersama skuat muda Lakers. Ia bahkan langsung merebut hati penggemar dengan memenangkan kontes slam dunk tahun 1997.
Bersama Shaquille O'Neal, Kobe membawa Lakers merebut cincin juara NBA dalam tiga musim beruntun, yakni tahun 2000 hingga 2002. Namun, tidak lama kemudian terjadi perseteruan di antara keduanya yang membuat Shaq pindah ke Miami Heat.
Perseturuan dengan Shaquille O'Neal
Keputusan Shaq untuk hengkang dari Lakers membuat Kobe Bryant 'terpaksa' menjadi ujung tombak timnya. Alih-alih pincang tanpa Shaq, Kobe justru menuai prestasi sepanjang musim NBA tahun 2005-2006 dan 2006-2007.
Pada 2006, Bryant mencetak poin tertinggi sepanjang kariernya. Ia membukukan 81 poin dalam pertandingan melawan Toronto Raptors. Angka ini jadi poin kedua tertinggi dalam sejarah NBA yang dicetak dalam satu pertandingan setelah rekor Wilt Chamberlain yang berhasil mencetak 100 poin untuk Philadelphia di tahun 1962.
Cedera dan skandal seks
Pada musim panas tahun 2003, Kepolisian Colorado terpaksa menahan Kobe Bryant karena tuduhan serangan seksual yang dilayangkan seorang perempuan karyawan hotel berusia 19 tahun. Pada saat itu Kobe dijerat dengan pasal kekerasan seksual.
Skandal tersebut menjadi salah satu kisah kelam yang menodai reputasi Kobe Bryant. Citra superstar Lakers itu merosot di mata publik, sebelum pada bulan September 2004, Kobe sepakat untuk meminta maaf atas insiden tersebut.
Tak hanya skandal seks, Kobe Bryant juga mulai digangu cedera setelah memasuki usia 30 tahun. Puncaknya, ketika dia dibekap cedera bahu pada musim 2013/2014 yang menyebabkan Kobe lebih banyak duduk di bangku cadangan tim.
Di tahun terakhirnya sebagai pebasket NBA, Kobe masih diganggu cedera bahu dan pinggang sehingga gagal meloloskan timnya ke babak playoff. Kendati demikian, pemain yang meraih 18 kali kesempatan tampil di NBA All Stars itu sukses menutup kariernya dengan torehan manis, 60 poin.
Fakta menarik Kobe Bryant di atas lapangan
Kobe merupakan anak pertama dari Joseph Washington "Jellybean" Bryant (Joe Bryant). Ayah Kobe dikenal sebagai bintang Philadelphia 76ers dan Houston Rockets di era kompetisi NBA 70an, sebelum akhirnya Joe hengkang ke liga basket Eropa.
Nama besar sang ayah di kancah NBA tidak menyurutkan Kobe untuk tumbuh sebagai pebasket yang mandiri. Dalam berbagai kesempatan, dia menolak disandingkan dengan ayahnya yang sempat tampil gemilang bersama 76ers.
Kobe muda mengawali karier profesional setelah dinyatakan layak lolos seleksi NBA Draft pada 1996. Kobe terpilih oleh salah satu klub bersejarah, Charlotte Hornets. Namun setelah dinyatakan lolos seleksi, ia justru dijual ke Los Angeles Lakers 15 hari setelahnya.
Sejak saat itu, Kobe terus mengasah bakatnya melempar bola ke dalam keranjang bersama skuat muda Lakers. Ia bahkan langsung merebut hati penggemar dengan memenangkan kontes slam dunk tahun 1997.
Bersama Shaquille O'Neal, Kobe membawa Lakers merebut cincin juara NBA dalam tiga musim beruntun, yakni tahun 2000 hingga 2002. Namun, tidak lama kemudian terjadi perseteruan di antara keduanya yang membuat Shaq pindah ke Miami Heat.
Perseturuan dengan Shaquille O'Neal
Keputusan Shaq untuk hengkang dari Lakers membuat Kobe Bryant 'terpaksa' menjadi ujung tombak timnya. Alih-alih pincang tanpa Shaq, Kobe justru menuai prestasi sepanjang musim NBA tahun 2005-2006 dan 2006-2007.
Pada 2006, Bryant mencetak poin tertinggi sepanjang kariernya. Ia membukukan 81 poin dalam pertandingan melawan Toronto Raptors. Angka ini jadi poin kedua tertinggi dalam sejarah NBA yang dicetak dalam satu pertandingan setelah rekor Wilt Chamberlain yang berhasil mencetak 100 poin untuk Philadelphia di tahun 1962.
Cedera dan skandal seks
Pada musim panas tahun 2003, Kepolisian Colorado terpaksa menahan Kobe Bryant karena tuduhan serangan seksual yang dilayangkan seorang perempuan karyawan hotel berusia 19 tahun. Pada saat itu Kobe dijerat dengan pasal kekerasan seksual.
Skandal tersebut menjadi salah satu kisah kelam yang menodai reputasi Kobe Bryant. Citra superstar Lakers itu merosot di mata publik, sebelum pada bulan September 2004, Kobe sepakat untuk meminta maaf atas insiden tersebut.
Tak hanya skandal seks, Kobe Bryant juga mulai digangu cedera setelah memasuki usia 30 tahun. Puncaknya, ketika dia dibekap cedera bahu pada musim 2013/2014 yang menyebabkan Kobe lebih banyak duduk di bangku cadangan tim.
Di tahun terakhirnya sebagai pebasket NBA, Kobe masih diganggu cedera bahu dan pinggang sehingga gagal meloloskan timnya ke babak playoff. Kendati demikian, pemain yang meraih 18 kali kesempatan tampil di NBA All Stars itu sukses menutup kariernya dengan torehan manis, 60 poin.
Fakta menarik Kobe Bryant di atas lapangan
Penghargaan NBA Most Valuable Player (MVP) Pemain terbaik, di musim 2007-08 |
Pemain paling subur NBA musim 2005-06 (35.4 poin/pertandingan) and 2006-07 (31.6 poin/pertandingan) |
Finalis Pemain terbaik (MVP) 2009,2010 |
Merasakan gelar juara NBA bersama Lakers pada 2000, 2001, 2002, 2009 dan 2010 |
Sepuluh tahun pertama bersama lakers, Kobe menggunakan nomor 8, sebelum akhirnya beralih ke 24 pada dekade kedua |
Merasakan 10 pelatih berbeda dalam 20 tahun kariernya bersala Lakers |
Mencetak 12 kali Three-point dalam satu laga, pada 2003. Tercatat sebagai jumlah terbanyak dalam sejarah NBA (setara dengan Stephen Curry). |
Pencetak angka terbanyak untuk tim basket Amerika Serikat di Olimpiade 2008 dan 2012 |
24 kali mencetak setidaknya 50 poin dalam satu pertandingan. Tercatat sebagai rekor ketiga terbaik sepanjang masa setelah Chamberlain (118 kali) dan Michael Jordan (31 kali) |
Mencetak 81 Poin dalam kemenangan 122-104 atas Toronto Raptors pada 22 Januari 2006 - Total tertinggi kedua dalam sejarah NBA di setelah Wilt Chamberlain 100 poin pada tahun 1962. |
(bep)