Rasa Cinta Jadi Kunci Sukses Kebangkitan Roger Federer
A
A
A
LONDON - Roger Federer menunjukkan dirinya belum habis. Buktinya, ia berhasil lolos ke semifinal Wimbledon 2016. Apa rahasia kebangkitan petenis Swiss itu?
Banyak pengamat dan pecinta tenis awalnya ragu mantan petenis nomor satu dunia bisa bangkit di ajang turnamen tertua di dunia itu. Selain ketatnya persaingan, performa Federer pun bisa terbilang tidak stabil.
Tapi semua ramalan dan perkiraan runtuh setelah Federer melaju sampai babak empat besar. Semua lawan sejak babak awal bisa ditaklukan.
Legenda hidup tenis Amerika Serikat (AS) John McEnroe menilai apa yang terjadi pada Federer karena kecintannya pada tenis. Sangat mungkin tahun ini, Federer memutus paceklik gelar grand slam yang lama diidamkan. Kali terakhir ia meraihnya pada 2012 dan itu terjadi di Wimbledon.
Hanya dua kemenangan lagi Federer akan mencetak rekor. Ia akan menjadi petenis yang sukses meraih delapan kali sejak kali pertama direngkuhnya pada 2003.
"Saya tidak pernah melihat ada orang yang mencintai tenis seperti Federer. Itulah yang saya kagumi dari dia. Satu hal yang saya harap bisa tiru adalah menikmati dalam menjalani hidup," ungkap McEnroe dilansir BBC, Jumat (8/7/2016).
Tak berlebihan jika McEnroe memuji Federer. Walau cedera sering membuatnya batal bertanding, semangat juangnya terus menyala. "Dia sangat kompetitif, namun bisa menghindari dari kerugian terlampau jauh."
Federer yang mendapatkan pandangan positif dari McEnroe tetap merendah. Menurutnya, apa yang dilakukan selama ini adalah alamiah.
"Saya tidak melakukan hal baru, Saya tidur dengan baik, makan dengan baik, melakukan peregangan, serta pijat. Itu saja. Sangat normal," ucapnya.
Federer di semifinal akan bertemu dengan Milos Raonic. Sebelumnya di perempat final, ia sukses menghempaskan Marin Cilic lewat pertarungan melelahkan selama lima set.
Sempat tertinggal di set pertama dan kedua, Federer mampu bangkit dan memenangkan duel dengan skor 6-7(4), 4-6, 6-3, 7-6(11), 6-3. Sementara Raonic lolos ke semifinal usai menang atas Sam Querrey dengan 6-4, 5-7, 7-5, 6-4.
Banyak pengamat dan pecinta tenis awalnya ragu mantan petenis nomor satu dunia bisa bangkit di ajang turnamen tertua di dunia itu. Selain ketatnya persaingan, performa Federer pun bisa terbilang tidak stabil.
Tapi semua ramalan dan perkiraan runtuh setelah Federer melaju sampai babak empat besar. Semua lawan sejak babak awal bisa ditaklukan.
Legenda hidup tenis Amerika Serikat (AS) John McEnroe menilai apa yang terjadi pada Federer karena kecintannya pada tenis. Sangat mungkin tahun ini, Federer memutus paceklik gelar grand slam yang lama diidamkan. Kali terakhir ia meraihnya pada 2012 dan itu terjadi di Wimbledon.
Hanya dua kemenangan lagi Federer akan mencetak rekor. Ia akan menjadi petenis yang sukses meraih delapan kali sejak kali pertama direngkuhnya pada 2003.
"Saya tidak pernah melihat ada orang yang mencintai tenis seperti Federer. Itulah yang saya kagumi dari dia. Satu hal yang saya harap bisa tiru adalah menikmati dalam menjalani hidup," ungkap McEnroe dilansir BBC, Jumat (8/7/2016).
Tak berlebihan jika McEnroe memuji Federer. Walau cedera sering membuatnya batal bertanding, semangat juangnya terus menyala. "Dia sangat kompetitif, namun bisa menghindari dari kerugian terlampau jauh."
Federer yang mendapatkan pandangan positif dari McEnroe tetap merendah. Menurutnya, apa yang dilakukan selama ini adalah alamiah.
"Saya tidak melakukan hal baru, Saya tidur dengan baik, makan dengan baik, melakukan peregangan, serta pijat. Itu saja. Sangat normal," ucapnya.
Federer di semifinal akan bertemu dengan Milos Raonic. Sebelumnya di perempat final, ia sukses menghempaskan Marin Cilic lewat pertarungan melelahkan selama lima set.
Sempat tertinggal di set pertama dan kedua, Federer mampu bangkit dan memenangkan duel dengan skor 6-7(4), 4-6, 6-3, 7-6(11), 6-3. Sementara Raonic lolos ke semifinal usai menang atas Sam Querrey dengan 6-4, 5-7, 7-5, 6-4.
(bbk)