Marc Marquez yang Semakin Pintar di Lintasan
A
A
A
MADRID - Marc Marquez sukses mengejutkan pesaingnya di musim balap MotoGP 2016. Meski banyak mengeluh di awal musim, joki Repsol Honda malah mampu memimpin perburuan gelar juara dengan defisit poin yang cukup signifikan. Lalu apa rahasianya?
Ya, di awal musim, tepatnya ketika mengikuti pengujian di Malaysia, Februari lalu, Marquez cuma bercokol di peringkat kelima. Selisih waktunya pun mencapai 1,3 detik dari pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berstatus juara bertahan musim lalu. (Baca Juga: 10 Kesimpulan dari Pengujian MotoGP Malaysia 2016)
Marquez ketika itu mengeluhkan motor Honda RC213V yang dianggap kurang kompetitif. Masalah akselerasi serta pengereman, plus adaptasi motor terhadap perangkat elektronik terbaru yang masih kurang padu membuat The Baby Alien seolah 'kehilangan harapan' untuk merebut gelar juara ketiganya. Bahkan rekan setimnya Dani Pedrosa sempat ikutan mengeluhkan Honda RC213V 2016 yang dinilai sama jeleknya dengan musim 2015 alias tak ada perubahan.
Saat musim baru bergulir, nyatanya Marquez tampil sangat berbeda. Dalam sembilan race terakhir, tak sekalipun pembalap Spanyol kehilangan poin dengan delapan kali naik podium. Berbeda dengan dua rivalnya, Lorenzo serta Valentino Rossi, yang justru beberapa kali menelan nirpoin akibat bermasalah pada motor hingga terjatuh.
Kini, Marquez mengungguli kedua rivalnya dengan selisih poin yang cukup jauh di paruh musim pertama. Ia unggul 48 poin dari Lorenzo, dan dengan Rossi bahkan lebih jauh lagi, 59 angka. (Baca Juga: Paruh Kedua MotoGP, Duo Yamaha Diminta Tampil Kompak)
Lalu apa rahasia Marquez yang justru bisa tampil 180 derajat dari pengujian di Malaysia enam bulan lalu? Manajer tim Repsol Honda mengungkapkan pembalapnya sudah belajar banyak soal kegagalannya musim lalu.
"Itu tidak mengejutkan, saya sangat senang. Itu menunjukkan Marquez sangat pintar. Dia sudah belajar sangat banyak," ujar Suppo kepada Crash, Rabu (27/7/2016).
"Sebab dia sudah punya gelar dua kali yang semua orang lupa jika dia masih sangat muda (berusia 23 tahun). Tahun lalu ia finis ketiga di MotoGP dan itu terjadi setelah ia mendominasi musim 2014. Pada usia tersebut, wajar anda berpikir tak akan terkalahkan. dan ini bisa memberikan tekanan dalam beberapa race. Saya kira dia sudah pelajari musim tersebut (2015) dengan baik, belajar sendiri tentunya," tandasnya.
Ya, di awal musim, tepatnya ketika mengikuti pengujian di Malaysia, Februari lalu, Marquez cuma bercokol di peringkat kelima. Selisih waktunya pun mencapai 1,3 detik dari pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berstatus juara bertahan musim lalu. (Baca Juga: 10 Kesimpulan dari Pengujian MotoGP Malaysia 2016)
Marquez ketika itu mengeluhkan motor Honda RC213V yang dianggap kurang kompetitif. Masalah akselerasi serta pengereman, plus adaptasi motor terhadap perangkat elektronik terbaru yang masih kurang padu membuat The Baby Alien seolah 'kehilangan harapan' untuk merebut gelar juara ketiganya. Bahkan rekan setimnya Dani Pedrosa sempat ikutan mengeluhkan Honda RC213V 2016 yang dinilai sama jeleknya dengan musim 2015 alias tak ada perubahan.
Saat musim baru bergulir, nyatanya Marquez tampil sangat berbeda. Dalam sembilan race terakhir, tak sekalipun pembalap Spanyol kehilangan poin dengan delapan kali naik podium. Berbeda dengan dua rivalnya, Lorenzo serta Valentino Rossi, yang justru beberapa kali menelan nirpoin akibat bermasalah pada motor hingga terjatuh.
Kini, Marquez mengungguli kedua rivalnya dengan selisih poin yang cukup jauh di paruh musim pertama. Ia unggul 48 poin dari Lorenzo, dan dengan Rossi bahkan lebih jauh lagi, 59 angka. (Baca Juga: Paruh Kedua MotoGP, Duo Yamaha Diminta Tampil Kompak)
Lalu apa rahasia Marquez yang justru bisa tampil 180 derajat dari pengujian di Malaysia enam bulan lalu? Manajer tim Repsol Honda mengungkapkan pembalapnya sudah belajar banyak soal kegagalannya musim lalu.
"Itu tidak mengejutkan, saya sangat senang. Itu menunjukkan Marquez sangat pintar. Dia sudah belajar sangat banyak," ujar Suppo kepada Crash, Rabu (27/7/2016).
"Sebab dia sudah punya gelar dua kali yang semua orang lupa jika dia masih sangat muda (berusia 23 tahun). Tahun lalu ia finis ketiga di MotoGP dan itu terjadi setelah ia mendominasi musim 2014. Pada usia tersebut, wajar anda berpikir tak akan terkalahkan. dan ini bisa memberikan tekanan dalam beberapa race. Saya kira dia sudah pelajari musim tersebut (2015) dengan baik, belajar sendiri tentunya," tandasnya.
(bbk)