Dani Pedrosa yang Diam-diam (Sudah) Bangkit
A
A
A
MADRID - Dani Pedrosa datang ke Sirkuit Motorland Aragon dengan motivasi yang membuncah. Kemenangan di Grand Prix San Marino membuat peluang juaranya hidup lagi. Satu hal yang kini ia fokuskan adalah tidak sombong.
Di seri balap ke-11 atau tepatnya di Grand Prix Republik Ceko, Dani Pedrosa mesti puas finis di posisi ke-12. Masalah pada ban depannya masih belum terselesaikan yang menyebabkannya melempem di trek basah Sirkuit Brno.
"Sebenarnya, saya tidak mendapatkan perasaan terbaik dalam kondisi trek basah, yang biasanya bisa sangat cepat. Sejak perubahan yang mereka lakukan pada ban depan basah, setelah di Grand Prix Belanda, saya langsung kesulitan untuk bisa lebih cepat. Masalah utama saya juga adalah ban yang terkunci ketika mengerem. Itu artinya saya tidak bisa mengerem bagian depan untuk menghentikan motor," ungkap Pedrosa setelah menjalani tes pasca-balapan di Ceko sehari berselang seperti diberitakan Crash bulan lalu.
Penampilan melempem Pedrosa di Ceko memang jadi puncak kekesalannya atas masalah yang disebabkan Michelin. Sudah sejak tiga seri sebelumnya (Belanda, Austria dan Jerman), prestasi pembalap Repsol Honda cuma finis di posisi enam di Negeri Kincir Angin. Prestasinya yang paling buruk di paruh pertama musim 2016.
Memasuki seri awal paruh kedua di Inggris, Pedrosa akhirnya mulai bangkit. Ia bisa finis di lima besar lagi setelah terakhir kali mendapatkannya di GP Catalunya. Meski posisi empatnya sempat digerus Maverick Vinales selaku pemenang di Silverstone, pembalap Spanyol punya kabar bahagia untuk penggemar setelahnya.
Pedrosa mengaku sudah kembali menemukan kenyamanan berpacu di atas RC213V. Jelang Grand Prix San Marino dua pekan lalu, ia mengatakan sudah bisa mengatur gaya balapannya agar sesuai dengan kerja ban Michelin. Strategi itu berbuah manis. Ia jadi pemenang di balapan kandang Valentino Rossi. Kemenangan pertamanya musim ini.
"Sebenarnya saya sempat khawatir soal pilihan ban di awal lomba sebab saya tidak pernah menggunakan ban jenis ini (lunak) dalam kondisi dingin. Saya hanya menggunakannya selama sesi latihan pagi hari," jelasnya.
"Perasaan saya ternyata jauh lebih baik dengan ban itu. Saya tidak tahu mengapa, ban itu sama dengan jenis ban lainnya, tetapi banyak pembalap mengatakannya berbeda. Di awal saya merasa sedikit (khawatir) karena saya yang cuma menggunakan ban ini, tapi setelahnya saya yakin dan bisa menambah kecepatan," girangnya.
Ya, pemahaman jenis ban membuat Pedrosa kembali meramaikan persaingan juara MotoGP 2016. Meski tertahan di posisi empat dengan poin 145, secara matematis pembalap berusia 30 tahun masih bisa juara dengan tambahan 125 poin dari lima sesi tersisa (Aragon, Motegi, Australia, Malaysia, Valencia).
Peluang itu memang punya syarat berat yakni rekan setimnya Marc Marquez dan dua pembalap Yamaha Rossi serta Jorge Lorenzo harus gagal dapat poin. Mustahil memang, namun peluang tetaplah peluang, biar sekecil lubang jarum.
Untuk Pedrosa sendiri, mungkin ia sudah tak bernafsu merebut gelar yang kini bermuara lagi pada Marquez dan Rossi. Namun jika menilik musim lalu, kebangkitan Pedrosa justru terlihat di lima seri terakhir. Pada 2015, pembalap bertubuh mungil itu bisa naik podium empat kali dari lima seri, dua di antaranya jadi pemenang balapan di Jepang dan Malaysia.
Kondisi itu yang sepertinya coba dimanfaatkan Pedrosa di lima seri kedepan. Jelang tampil di Aragon yang berlangsung Minggu (25/9/2016), Pedrosa kembali menekankan resep suksesnya di San Marino akan ia ulangi. Pemilihan jenis ban dan mengatur gaya balap diyakininya bisa membawa berkah di balapan kandang nanti. Satu hal yang ia waspadai adalah faktor overconfident alias terlalu percaya diri, yang dinilainya bisa jadi bumerang di tengah sengitnya persaingan antar-pembalap musim ini.
"Tentu saja kami datang ke Aragon dengan mood yang bagus, sebagaimana kami datang dengan kondisi yang lebih baik dan berakhir sempurna di Misano, kami bisa mendapat hasil yang hebat," seru Pedrosa kepada Crash.
"Sangat penting untuk tetap menginjak bumi, sebab balapan sangat ketat dan sulit tahun ini. Kami harus kembali fokus secara total pada tujuan kami, di mana terus membuat pengaturan yang kami telat kerjakan, agar bisa bertahan di posisi terdepan balapan," ujar Pedrosa yang kembali merebut posisi empat klasemen dari Vinales di Sirkuit Misano.
Ada pun motivasi tambahan adalah faktor tuan rumah. "Klub penggemar saya akan berada di sana dan saya akan kerahkan yang terbaik untuk memberi penampilan terbaik di depan mereka," tutupnya.
Di seri balap ke-11 atau tepatnya di Grand Prix Republik Ceko, Dani Pedrosa mesti puas finis di posisi ke-12. Masalah pada ban depannya masih belum terselesaikan yang menyebabkannya melempem di trek basah Sirkuit Brno.
"Sebenarnya, saya tidak mendapatkan perasaan terbaik dalam kondisi trek basah, yang biasanya bisa sangat cepat. Sejak perubahan yang mereka lakukan pada ban depan basah, setelah di Grand Prix Belanda, saya langsung kesulitan untuk bisa lebih cepat. Masalah utama saya juga adalah ban yang terkunci ketika mengerem. Itu artinya saya tidak bisa mengerem bagian depan untuk menghentikan motor," ungkap Pedrosa setelah menjalani tes pasca-balapan di Ceko sehari berselang seperti diberitakan Crash bulan lalu.
Penampilan melempem Pedrosa di Ceko memang jadi puncak kekesalannya atas masalah yang disebabkan Michelin. Sudah sejak tiga seri sebelumnya (Belanda, Austria dan Jerman), prestasi pembalap Repsol Honda cuma finis di posisi enam di Negeri Kincir Angin. Prestasinya yang paling buruk di paruh pertama musim 2016.
Memasuki seri awal paruh kedua di Inggris, Pedrosa akhirnya mulai bangkit. Ia bisa finis di lima besar lagi setelah terakhir kali mendapatkannya di GP Catalunya. Meski posisi empatnya sempat digerus Maverick Vinales selaku pemenang di Silverstone, pembalap Spanyol punya kabar bahagia untuk penggemar setelahnya.
Pedrosa mengaku sudah kembali menemukan kenyamanan berpacu di atas RC213V. Jelang Grand Prix San Marino dua pekan lalu, ia mengatakan sudah bisa mengatur gaya balapannya agar sesuai dengan kerja ban Michelin. Strategi itu berbuah manis. Ia jadi pemenang di balapan kandang Valentino Rossi. Kemenangan pertamanya musim ini.
"Sebenarnya saya sempat khawatir soal pilihan ban di awal lomba sebab saya tidak pernah menggunakan ban jenis ini (lunak) dalam kondisi dingin. Saya hanya menggunakannya selama sesi latihan pagi hari," jelasnya.
"Perasaan saya ternyata jauh lebih baik dengan ban itu. Saya tidak tahu mengapa, ban itu sama dengan jenis ban lainnya, tetapi banyak pembalap mengatakannya berbeda. Di awal saya merasa sedikit (khawatir) karena saya yang cuma menggunakan ban ini, tapi setelahnya saya yakin dan bisa menambah kecepatan," girangnya.
Ya, pemahaman jenis ban membuat Pedrosa kembali meramaikan persaingan juara MotoGP 2016. Meski tertahan di posisi empat dengan poin 145, secara matematis pembalap berusia 30 tahun masih bisa juara dengan tambahan 125 poin dari lima sesi tersisa (Aragon, Motegi, Australia, Malaysia, Valencia).
Peluang itu memang punya syarat berat yakni rekan setimnya Marc Marquez dan dua pembalap Yamaha Rossi serta Jorge Lorenzo harus gagal dapat poin. Mustahil memang, namun peluang tetaplah peluang, biar sekecil lubang jarum.
Untuk Pedrosa sendiri, mungkin ia sudah tak bernafsu merebut gelar yang kini bermuara lagi pada Marquez dan Rossi. Namun jika menilik musim lalu, kebangkitan Pedrosa justru terlihat di lima seri terakhir. Pada 2015, pembalap bertubuh mungil itu bisa naik podium empat kali dari lima seri, dua di antaranya jadi pemenang balapan di Jepang dan Malaysia.
Kondisi itu yang sepertinya coba dimanfaatkan Pedrosa di lima seri kedepan. Jelang tampil di Aragon yang berlangsung Minggu (25/9/2016), Pedrosa kembali menekankan resep suksesnya di San Marino akan ia ulangi. Pemilihan jenis ban dan mengatur gaya balap diyakininya bisa membawa berkah di balapan kandang nanti. Satu hal yang ia waspadai adalah faktor overconfident alias terlalu percaya diri, yang dinilainya bisa jadi bumerang di tengah sengitnya persaingan antar-pembalap musim ini.
"Tentu saja kami datang ke Aragon dengan mood yang bagus, sebagaimana kami datang dengan kondisi yang lebih baik dan berakhir sempurna di Misano, kami bisa mendapat hasil yang hebat," seru Pedrosa kepada Crash.
"Sangat penting untuk tetap menginjak bumi, sebab balapan sangat ketat dan sulit tahun ini. Kami harus kembali fokus secara total pada tujuan kami, di mana terus membuat pengaturan yang kami telat kerjakan, agar bisa bertahan di posisi terdepan balapan," ujar Pedrosa yang kembali merebut posisi empat klasemen dari Vinales di Sirkuit Misano.
Ada pun motivasi tambahan adalah faktor tuan rumah. "Klub penggemar saya akan berada di sana dan saya akan kerahkan yang terbaik untuk memberi penampilan terbaik di depan mereka," tutupnya.
(sha)