Masalah Dana Minim, Panja Asian Games 2018 Bisa Contoh PON XIX Jabar
A
A
A
BANDUNG - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih memuji pelaksanaan PON XIX 2016 di Jawa Barat. Meski dana yang dikucurkan dari APBN sangat minim, namun dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Sejumlah anggota Komisi X melakukan pertemuan tertutup dengan Panitia Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Trans Hotel Luxury, Kota Bandung, Rabu (21/9/2016) siang. Komisi X menjalankan fungsi pengawasan sekaligus mengecek pelaksanaan PON XIX.
Komisi X yakin PON berjalan lancar meski dengan dana minim dari APBN. Dana yang dikucurkan sekitar Rp100 miliar, padahal kebutuhan keseluruhan PON mencapai Rp3 triliun. Komisi X melihat itu jadi pelajaran bagi panitia kerja Asian Games 2018 yang akan digelar di Indonesia.
"Kami sudah khawatir hanya dengan (dana APBN) Rp100 miliar dengan (kebutuhan) anggaran Rp2-3 triliun, bagaimana ini terjadi. Ternyata luar biasa," kata Fikri. "Ini pelajaran buat panja Asian Games yang sekarang dengan kondisi APBN yang sangat sulit," ucapnya.
Dia berharap minimnya dana tidak jadi alasan bagi panja Asian Games 2018 untuk lempar handuk sebelum pelaksanaan. Asian Games harus tetap digelar di Indonesia.
"Komisi X sebenarnya sedang mengkhawatirkan apakah panja Asian Games itu ditindaklanjuti oleh Kemenpora. Jangan-jangan kemudian lempar handuk, jangan sampai seperti itu," cetusnya.
"Kami ikuti semangat Jawa Barat yang dengan dana minim, event-nya maksimal ternyata bisa. Berarti Asian Games pun bisa, mudah-mudahan, amin," tandas Fikri.
Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum PB PON XIX Ahmad Heryawan (Aher) menyerahkan penilaian pelaksanaan PON kepada publik. Ia mengaku tidak ingin menilai kinerja PB PON.
"Kami sebagai pelaksana, sebaik-baiknya saja (melaksanakan tugas) sebagai pelaksana. Adapun kesan-pesan itu terserah yang melihat. Kalau kami katakan PON ini paling besar, paling hebat, itu narsis," tutur Aher.
Sejumlah anggota Komisi X melakukan pertemuan tertutup dengan Panitia Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Trans Hotel Luxury, Kota Bandung, Rabu (21/9/2016) siang. Komisi X menjalankan fungsi pengawasan sekaligus mengecek pelaksanaan PON XIX.
Komisi X yakin PON berjalan lancar meski dengan dana minim dari APBN. Dana yang dikucurkan sekitar Rp100 miliar, padahal kebutuhan keseluruhan PON mencapai Rp3 triliun. Komisi X melihat itu jadi pelajaran bagi panitia kerja Asian Games 2018 yang akan digelar di Indonesia.
"Kami sudah khawatir hanya dengan (dana APBN) Rp100 miliar dengan (kebutuhan) anggaran Rp2-3 triliun, bagaimana ini terjadi. Ternyata luar biasa," kata Fikri. "Ini pelajaran buat panja Asian Games yang sekarang dengan kondisi APBN yang sangat sulit," ucapnya.
Dia berharap minimnya dana tidak jadi alasan bagi panja Asian Games 2018 untuk lempar handuk sebelum pelaksanaan. Asian Games harus tetap digelar di Indonesia.
"Komisi X sebenarnya sedang mengkhawatirkan apakah panja Asian Games itu ditindaklanjuti oleh Kemenpora. Jangan-jangan kemudian lempar handuk, jangan sampai seperti itu," cetusnya.
"Kami ikuti semangat Jawa Barat yang dengan dana minim, event-nya maksimal ternyata bisa. Berarti Asian Games pun bisa, mudah-mudahan, amin," tandas Fikri.
Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum PB PON XIX Ahmad Heryawan (Aher) menyerahkan penilaian pelaksanaan PON kepada publik. Ia mengaku tidak ingin menilai kinerja PB PON.
"Kami sebagai pelaksana, sebaik-baiknya saja (melaksanakan tugas) sebagai pelaksana. Adapun kesan-pesan itu terserah yang melihat. Kalau kami katakan PON ini paling besar, paling hebat, itu narsis," tutur Aher.
(sha)