Ini Strategi Rossi Patahkan 'Kutukan' di Aragon

Jum'at, 23 September 2016 - 16:30 WIB
Ini Strategi Rossi Patahkan...
Ini Strategi Rossi Patahkan 'Kutukan' di Aragon
A A A
ARAGON - Sirkuit Motorland Aragon bakal memasuki edisi ketujuhnya sejak didapuk jadi pengganti Grand Prix Hungaria. Selama itu pula, maestro lintasan balap Valentino Rossi belum sekalipun jadi pemenang. Akhir pekan nanti, Minggu (25/9/2016), mampukah The Doctor mewujudkan ambisinya berdiri di podium teratas?

Aragon bisa dibilang jadi tempat favorit pembalap tuan rumah, Spanyol. Meski dua seri perdana legenda balap Australia Casey Stoner bisa mendominasi, namun setelahnya atau sejak 2012 hingga 2015, pembalap Negeri Matador selalu tak terkejar.

Dani Pedrosa memulainya pada musim 2012, disusul rekan setimnya di Repsol Honda Marc Marquez semusim berselang. Dua musim terakhir jadi milik joki Movistar Yamaha Jorge Lorenzo yang selalu jadi pembalap tercepat di trek sepanjang 5,078 km tersebut.

Hal itu yang membuat Rossi seolah tak tenang. Statusnya sebagai rider paling berpengalaman, nyatanya tak bisa menolongnya kala bersaing di Aragon. Data di bawah ini memang cukup ironi untuknya.

Pada 2010, Rossi cuma mampu finis di peringkat enam di bawah. Setahun berselang, rapornya lebih jeblok yang menyelesaikan balapan di tempat ke-10. Di tahun ketiganya, Rossi juga belum bisa maksimal setelah finis di posisi delapan. Baru pada musim 2013, ia bisa naik podium, itu pun di tempat ketiga. Pada 2014, Rossi gagal menyelesaikan balapan akibat terjatuh, dan tahun lalu lagi-lagi cuma bisa naik podium ketiga.

Tahun ini, Rossi dipastikan bakal kerja keras untuk mematahkan kutukannya tak pernah menang di Aragon. Terlebih, persaingan gelar juara kembali memasukkan namanya sebagai penantang serius Marquez yang nyaman di puncak klasemen. Artinya, pembalap Italia dituntut bisa maksimal agar bisa tetap punya secercah harapan merebut titel juara dunia kesepuluhnya.

Lantas apa yang akan dilakukan Rossi agar bisa menang akhir pekan nanti? Dalam wawancaranya bersama Crash, pembalap paling senior itu mengaku akan fokus melahap beberapa area trek Aragon yang dianggap paling menyulitkan.

"Biasanya, anda akan punya beberapa tikungan yang sangat sulit, ketika anda harus berakselerasi di kecepatan rendah, terutama setelah chicane kedua. Anda memulainya dengan kecepatan yang sangat rendah dan itu tikungan yang sangat sulit dan kemudian ada trek lurus. Biasanya dalam jenis situasi seperti itu, kami kesulitan tapi di tempat lain motor cukup baik karena kami bisa mengubah dengan panjang memasuki tikungan dengan cepat, di mana motor kami bisa melakukannya dengan baik," ujarnya.

"Anda akan punya banyak titik pengereman di tepi sirkuit, dan biasanya beberapa tahun lalu kami selalu kesulitan di daerah itu. Tapi seperti yang kami katakan, Anda tidak akan pernah tahu hasilnya nanti. Tahun ini kondisinya berbeda karana faktor ban, tapi kami harus melihatnya," tambahnya.

Ya, satu-satunya harapan Rossi adalah Michelin yang bisa bersahabat dengannya di Aragon. Ia merujuk pada produsen ban asal Prancis yang telah menyebabkan munculnya delapan pemenang berbeda dalam 13 seri terakhir.

"Ini adalah sesuatu yang tak seorang pun harapkan, karena di tahun-tahun sebelumnya nama pemenang selalu sama di semua kondisi. Dalam delapan balapan terakhir, kami punya delapan nama berbeda, sehingga sangat menarik untuk persaingan kejuaraan dan itu artinya tahun ini jelas lebih sulit. Keseimbangan antara pembalap dan motor cukup berbeda," sambungnya.

"Jika kondisi berubah, anda punya nama berbeda yang juga sangat kuat, sehingga untuk alasan ini anda perlu mencoba sesuatu agar bisa tetap ada dan berusaha naik ke podium," tutupnya.
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1653 seconds (0.1#10.140)