Kejar Marquez, Mampukah Rossi Ulangi Dongeng Wayne Rainey?

Kamis, 29 September 2016 - 13:35 WIB
Kejar Marquez, Mampukah...
Kejar Marquez, Mampukah Rossi Ulangi Dongeng Wayne Rainey?
A A A
ARAGON - Kekalahan di Grand Prix Aragon membuat Valentino Rossi makin tertinggal dari Marc Marquez di klasemen kejuaraan MotoGP 2016. Dengan menyisakan empat seri lagi, mampukah The Doctor merebut titel juara.

Rossi yang finis ketiga di Sirkuit Aragon, Minggu (25/9/2016), jadi terpaut 52 poin dari Marquez yang keluar sebagai pemenang. Pembalap Repsol Honda sukses mengembalikan selisih poinnya setelah dalam beberapa race terakhir selalu gagal mengasapi rival utamanya.

Dengan menyisakan empat seri tersisa, Marquez sangat difavoritkan keluar sebagai juara dunia MotoGP 2016. Pembalap Spanyol butuh dua kemenangan lagi untuk mengunci gelarnya, meski secara matematis ia cuma butuh sekali saja saat balapan di Jepang dengan catatan Rossi gagal mendulang poin sama sekali.

Jelas, perebutan gelar bukan pekerjaan mudah bagi Marquez sebab ia mesti memastikan bisa merebut dua kemenangan lagi. Rossi juga sama, bahkan lebih menuntut syarat lebih berat: Marquez setidaknya harus gagal di dua kali balapan dan ia bisa keluar jadi pemenang.

Mustahil rasanya jika Marquez gagal mendulang poin di tengah performa terbaiknya. Sementara Rossi untuk merebut kemenangan, bakal sedikit dihadapkan pada tantangan mengingat motor Yamaha kini tidak sekompetitif di paruh pertama.

Tapi setidaknya Rossi masih punya motivasi jika menilik aksi legenda balap Yamaha di era 1990-an, Wayne Rainey. Ya, legenda asal Amerika Serikat itu sempat berada di posisi yang sama dengan pembalap Italia, bahkan bisa dibilang lebih berat. Namun akhirnya, Rainey tetap mampu jadi juara.

Peristiwa itu terjadi dalam kejuaraan 500cc 1992. Rainey ketika itu bersaing ketat dengan Mick Doohan, pembalap Honda. Sayang, sejak awal joki Yamaha selalu dikalahkan Doohan. Dalam lima seri terakhir, ia cuma jadi runner up Doohan tiga kali dan sisanya gagal menyelesaikan balapan. Setidaknya dalam tujuh balapan perdana, Rainey cuma sekali menang, kalah telak dari Doohan yang mengoleksi lima kemenangan.

Memasuki GP Belanda, 27 Juni 1992, selisih poin Rainey dengan Doohan mencapai 65 poin (ketika itu pemenang mendapat 20 poin). Jumlah tersebut kemungkinan bertambah mengingat Rainey pada akhirnya gagal tampil di Assen lantaran mengalami cedera engkel.

Tiba-tiba drama terjadi. Doohan mengalami kecelakaan tunggal di sesi latihan GP Belanda. Doohan mengalami cedera serius di mana kakinya patah dan ada opsi harus diamputasi. Kondisi yang sangat memukul Doohan sebab ia sangat difavoritkan merebut gelar 500cc pertamanya.

Doohan akhirnya absen empat seri lamanya. Absennya sang rival dimanfaatkan Rainey untuk menipiskan selisih poin. Di tiga balapan tanpa Doohan, Rainey finis kelima di Hungaria, juara di Prancis, dan jadi runner up di Inggris. 43 poin ia kumpulkan sehingga selisih poinnya jadi 22.

Di seri balap Brasil, Doohan akhirnya bisa tampil setelah absen hampir delapan minggu. Namun kondisi yang belum fit menyebabkannya cuma finis di peringkat 13, sementara Rainey keluar sebagai juara.

Rainey pun tinggal berselisih dua poin dengan Doohan di seri terakhir yang ketika itu berlangsung di Afrika Selatan. Dalam balapan tersebut, pembalap Garpu Tala lainnya John Kosicki keluar sebagai pemenang. Ketika itu juga muncul isu Rainey meminta bantuan Kosicki yang langsung dibantah dalam bukunya.

Rainey yang cuma butuh finis di atas Doohan, mampu melakukannya dengan merebut podium ketiga dan Doohan cuma finis keenam. Rainey pun juara dunia dengan selisih empat poin saja.

Nah, persaingan Rainey dan Doohan bisa jadi salah satu yang paling dramatis ketimbang musim lalu. Pada 2015, balapan juga mesti ditentukan di seri akhir Valencia di mana Rossi dan Lorenzo jadi kandidatnya. Pembalap Spanyol pada akhirnya juara setelah finis pertama di Sirkuit Ricardo Tormo, sementara rekannya di tempat keempat akibat dihukum start dari posisi buncit (akibat hukuman insiden senggolan dengan Marquez di Malaysia).

Kini, mampukah Rossi bisa mendapat 'keberuntungan' layaknya Rainey? Tunggu saja di empat seri balap MotoGP 2016 yang tersisa.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7393 seconds (0.1#10.140)