Jokowi Tak Punya Jago di Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI

Kamis, 13 Oktober 2016 - 14:31 WIB
Jokowi Tak Punya Jago di Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI
Jokowi Tak Punya Jago di Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo dipastikan tidak mempunyai jago dalam Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI pada 17 Oktober mendatang. Penegasan ini disampaikan Menkopolhukam Wiranto dalam dialog santai dan makan malam dengan beberapa praktisi sepak bola Indonesia.

"Itu tidak mungkin! Presiden pasti netral dan pasti memberikan dukungan pada siapa pun! Begitulah sifat kenegarawanan seorang presiden," tegas Wiranto, Rabu (12/10/2016) malam.

Sama halnya dengan Jokowi, Wiranto pun akan bersikap netral meski dalam pertemuan itu dihadiri Moeldoko. Seperti diketahui, Moeldoko merupakan salah satu calon Ketua Umum PSSI yang siap bertarung. "Saya tidak ke mana-mana. Saya ada di sini bersama Pak Moeldoko," kata Wiranto.

Sementara itu, Moeldoko mengucapkan terima kasih terhadap Wiranto yang bersedia datang dalam acara itu. Meski begitu, dia enggan menganggap kehadiran Wiranto sebagai jalan lapang dirinya menduduki kursi Ketum PSSI.

Moeldoko mengatakan, acara itu merupakan upayanya mendengarkan aspirasi banyak pihak. Hal itu sejalan dengan tagline Moeldoko, 'Mendengar' yang selama ini diusungnya. "Pertemuan ini untuk mendengar bagaimana sepak bola Indonesia ke depan. Saya juga perlu mendengar pandangan beliau (Wiranto)," kata Moeldoko.

Dia menambahkan, ada beberapa poin yang dilemparkan Wiranto. Salah satunya ialah PSSI dan sepak bola Indonesia akan membaik jika dikelola dengan sungguh-sungguh.

"Organisasi yang tingkat kritisnya sedang sangat tinggi ini tidak boleh dipimpin dengan asal-asalan dan nyambi. Sebab, sepak bola bisa menjadi pemersatu bangsa," ujar Moeldoko.

Menurutnya, PSSI tidak boleh dipimpin sosok yang gaya kepemimpinannya menyakitkan orang lain. "Makanya motto saya adalah football for all," tambahnya.

Motto itu bermakna sepak bola tidak boleh terikat dengan suatu kelompok. Sepak bola harus bisa untuk membangun komunitas yang solid dan kuat. "Sepak bola sebagai instrumen membangun kebanggaan nasional," imbuh Moeldoko.

Bagi peraih Bintang Adhi Makayasa 1981 itu, yang paling penting adalah mengelola sepak bola dengan sungguh-sungguh. "Pertemuan dengan Pak Wiranto malam ini memberikan warna," kata pria yang dikenal tegas namun murah senyum itu.

Moeldoko sendiri yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI, mengatakan jika dirinya terpilih, maka program utamanya adalah mendengar. "Saya ingin mendengar, ya PSSI harus banyak mendengar," ujar Moeldoko.

Untuk membuat PSSI maju, maka PSSI harus menerima banyak mendengar. Potensi untuk maju, sangat besar. "Dan yang utama, PSSI kedepan harus mampu berkomunikasi dengan pemerintah dengan baik," katanya lagi.
"Tidak akan ada lagi persinggungan yang menghambat sepak bola kita dan suka atau tidak mengganggu juga perekomian rakyat. Kita harus maju bersama-sama," tandasnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4319 seconds (0.1#10.140)