Aturan Baru Superbike 2017 Tingkatkan Kecelakaan dan Membosankan (I)
A
A
A
BOLOGNA - Setelah vakum selama dua musim WSBK, guna mengembangkan motor tim Aprilia di MotoGP pada setengah musim 2015. Marco Melandri tak kuasa menahan ambisinya yang belum terealisasi di WSBK. Dia akhirnya menerima tawaran tim Aruba.it Racing untuk berlomba di Superbike 2017 buat menggantikan Davide Giugliano yang hengkang ke British Superbike (BSB).
Melandri menatap optimistis perjalanan kariernya di Superbike 2017. Apalagi dia telah sukses menjalani operasi untuk memulihkan cedera meniskus pada lutut kaki kanannya pada akhir 2016.
Pembalap 34 tahun itu juga sudah menjajal memacu Ducati Paginale R di tes akhir musim Jerez 2016 dengan catatan waktu yang terbilang lumayan oke, karena dia tak tertinggal jauh dari rekan satu timnya, Chaz Davies.
Dalam sebuah acara sponsor helmnya di Italia yang juga dihadiri Carlos Checa. Melandri sempat berbicara banyak kepada GPOne.
Berikut petikan wawancara dengan pembalap asal Ravenna, Italia tersebut khususnya soal aturan start baru di Superbike 2017, jelang memulainya di ronde pertama, Sirkuit Phillip Island, Australia, 25-26 Februari mendatang.
Sebuah pertanyaan sederhana, bagaimana kabar Anda?
“Saya masih merasa sedikit sakit di bagian kaki, khususnya ketika saya berdiri, tapi nantinya aku pasti lebih baik.”
Anda bakal fit di Australia?
“Dari awal Januari 2017, saya akan fokus pada persiapan atletik, tanpa khawatir soal rehabilitasi cedera. Saya berharap berada dalam performa terbaik dalam 10 hari ke depan.”
Apakah Anda berkonsentrasi terutama pada konsistensi kecepatan saat lomba?
“Saya pikir, saya lebih kompetitif dalam konsistensi kecepatan dalam lomba ketimbang di flying lap (kualifikasi/superpole). Saya masih bisa konsisten dalam 5-6 putaran lomba (di tes akhir musim Jerez), tapi untuk keseluruhan lomba, saya belum tahu. Dalam tes pramusim berikutnya, saya harus melengkapi kemampuan saya saat lebih lama di lintasan. Meskipun dalam kondisi yang kurang ideal, itu akan bagus buat memahami di mana kami harus bekerja.”
Anda bilang ingin belajar dari Chaz Davies soal kehebatannya saat melakukan pengereman keras dengan motor Ducati Paginale R. Apakah ada yang lain?
“Itu memang poin kuat Chaz, tapi kami memiliki karakteristik yang berbeda. Saya tidak buruk saat masuk dan keluar dari tikungan. Namun saya tidak ingin mencoba terlalu keras untuk menjadi sepertinya dalam pengereman keras, dengan nantinya bakal kalah di sektor lain. Jadi, saya harus menemukan keseimbangan yang tepat.”
Melandri menatap optimistis perjalanan kariernya di Superbike 2017. Apalagi dia telah sukses menjalani operasi untuk memulihkan cedera meniskus pada lutut kaki kanannya pada akhir 2016.
Pembalap 34 tahun itu juga sudah menjajal memacu Ducati Paginale R di tes akhir musim Jerez 2016 dengan catatan waktu yang terbilang lumayan oke, karena dia tak tertinggal jauh dari rekan satu timnya, Chaz Davies.
Dalam sebuah acara sponsor helmnya di Italia yang juga dihadiri Carlos Checa. Melandri sempat berbicara banyak kepada GPOne.
Berikut petikan wawancara dengan pembalap asal Ravenna, Italia tersebut khususnya soal aturan start baru di Superbike 2017, jelang memulainya di ronde pertama, Sirkuit Phillip Island, Australia, 25-26 Februari mendatang.
Sebuah pertanyaan sederhana, bagaimana kabar Anda?
“Saya masih merasa sedikit sakit di bagian kaki, khususnya ketika saya berdiri, tapi nantinya aku pasti lebih baik.”
Anda bakal fit di Australia?
“Dari awal Januari 2017, saya akan fokus pada persiapan atletik, tanpa khawatir soal rehabilitasi cedera. Saya berharap berada dalam performa terbaik dalam 10 hari ke depan.”
Apakah Anda berkonsentrasi terutama pada konsistensi kecepatan saat lomba?
“Saya pikir, saya lebih kompetitif dalam konsistensi kecepatan dalam lomba ketimbang di flying lap (kualifikasi/superpole). Saya masih bisa konsisten dalam 5-6 putaran lomba (di tes akhir musim Jerez), tapi untuk keseluruhan lomba, saya belum tahu. Dalam tes pramusim berikutnya, saya harus melengkapi kemampuan saya saat lebih lama di lintasan. Meskipun dalam kondisi yang kurang ideal, itu akan bagus buat memahami di mana kami harus bekerja.”
Anda bilang ingin belajar dari Chaz Davies soal kehebatannya saat melakukan pengereman keras dengan motor Ducati Paginale R. Apakah ada yang lain?
“Itu memang poin kuat Chaz, tapi kami memiliki karakteristik yang berbeda. Saya tidak buruk saat masuk dan keluar dari tikungan. Namun saya tidak ingin mencoba terlalu keras untuk menjadi sepertinya dalam pengereman keras, dengan nantinya bakal kalah di sektor lain. Jadi, saya harus menemukan keseimbangan yang tepat.”
(sbn)