Sudah Punya Cara Kalahkan Rea, Davies Tatap MotoGP 2018
A
A
A
AREZZO - Jagoan Aruba.it Racing-Ducati, Chaz Davies, mengisyaratkan keinginan untuk pindah ke MotoGP pada 2018. Ia bahkan mengatakan, ini waktu yang tepat untuk meninggalkan Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK).
Ya, Davies melakoni debut di WorldSBK sejak 2012, dan mulai bergabung dengan Ducati dua musim berikutnya. Namanya masuk dalam salah satu pembalap yang kerap berada di posisi depan dalam kejuaraan.
Kendati belum merebut gelar juara, Davies merupakan runner-up pada 2015 dan musim lalu ia tampil begitu impresif. Walaupun hanya menempati peringkat ketiga di klasemen akhir, ia berhasil mengoleksi 11 kemenangan. Dalam wawancaranya dengan Motorsport.com, Davies sendiri pernah mengungkapkan ketertarikan memperkuat tim satelit seperti Pramac Racing dan mengendarai paket motor pabrikan.
“Ya, tentu saja. Jika saya mencapai target menjadi juara World Superbike, saya berpikir bahwa sekarang waktu yang tepat untuk ke MotoGP, karena saya telah berusia 30 tahun,” tutur Davies.
“Saya tidak ingin terlalu terlambat dan tentunya ini hal penting bagi saya sebagai pembalap, untuk menantang diri sendiri. Dan saya merasa seperti pembalap tercepat di Superbike. Tantangan berikutnya bagi pembalap adalah MotoGP. Mungkin saya buruk (jika dibandingkan dengan mereka). Saya tidak tahu. Kita lihat saja nanti,” imbuhnya.
“Semua orang tertuju kepada pembalap muda di MotoGP, tapi saya tahu, saya lebih baik dari dua tahun lalu – katakanlah lima atau 10 tahun lalu. Saya menyukai peluang dan saya pikir, karier saya dalam waktu terbaik beberapa tahun terakhir ini,” katanya lagi.
Bukan hal asing pembalap WorldSBK hijrah ke MotoGP, sebut saja Cal Crutchlow, Loris Baz atau Eugene Laverty. Bicara soal peluang memenangi titel WorldSBK musim ini, Davies mengatakan penting untuk tidak membuat kesalahan, terutama dalam upaya mengalahkan juara bertahan Jonathan Rea.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah keberuntungan. Musim lalu, Rea membuat beberapa kesalahan, tapi tetap dapat menyelesaikan balapan hingga garis finis. “Saya butuh konsistensi dan jangan tidak finis. Kadang-kadang juga sedikit keberuntungan. Di masa lalu, Jonny (Rea) membuat beberapa kesalahan besar saat balapan, tapi dia tetap di atas motor. Itu bisa mengubah musim begitu cepat,” urai Davies.
“Dalam dua musim terakhir, dia membuat dua atau tiga kesalahan setiap tahun. Jadi saya berpikir dalam beberapa kasus, Anda membutuhkan sedikit keberuntungan. Tapi saya merasakan kemudahan dengan apa yang saya punya saat ini,” kata pembalap asal Wales itu menambahkan.
Davies kemudian melanjutkan: “Saya merasa sangat nyaman dengan paket dan segalanya. Saya tidak sering kecelakaan, bukan karena saya sepenuhnya sempurna dengan motor, dan saya pikir bahwa sangat penting untuk tampil konsisten.
“Saya juga berpikir target saya besar, tapi saya bukan juara dunia. Menjadi juara dunia adalah target saya, dan menurut saya, referensi terbesar bagi semua orang adalah Jonny, karena sekarang dia dua kali juara dunia,” tukasnya.
Ya, Davies melakoni debut di WorldSBK sejak 2012, dan mulai bergabung dengan Ducati dua musim berikutnya. Namanya masuk dalam salah satu pembalap yang kerap berada di posisi depan dalam kejuaraan.
Kendati belum merebut gelar juara, Davies merupakan runner-up pada 2015 dan musim lalu ia tampil begitu impresif. Walaupun hanya menempati peringkat ketiga di klasemen akhir, ia berhasil mengoleksi 11 kemenangan. Dalam wawancaranya dengan Motorsport.com, Davies sendiri pernah mengungkapkan ketertarikan memperkuat tim satelit seperti Pramac Racing dan mengendarai paket motor pabrikan.
“Ya, tentu saja. Jika saya mencapai target menjadi juara World Superbike, saya berpikir bahwa sekarang waktu yang tepat untuk ke MotoGP, karena saya telah berusia 30 tahun,” tutur Davies.
“Saya tidak ingin terlalu terlambat dan tentunya ini hal penting bagi saya sebagai pembalap, untuk menantang diri sendiri. Dan saya merasa seperti pembalap tercepat di Superbike. Tantangan berikutnya bagi pembalap adalah MotoGP. Mungkin saya buruk (jika dibandingkan dengan mereka). Saya tidak tahu. Kita lihat saja nanti,” imbuhnya.
“Semua orang tertuju kepada pembalap muda di MotoGP, tapi saya tahu, saya lebih baik dari dua tahun lalu – katakanlah lima atau 10 tahun lalu. Saya menyukai peluang dan saya pikir, karier saya dalam waktu terbaik beberapa tahun terakhir ini,” katanya lagi.
Bukan hal asing pembalap WorldSBK hijrah ke MotoGP, sebut saja Cal Crutchlow, Loris Baz atau Eugene Laverty. Bicara soal peluang memenangi titel WorldSBK musim ini, Davies mengatakan penting untuk tidak membuat kesalahan, terutama dalam upaya mengalahkan juara bertahan Jonathan Rea.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah keberuntungan. Musim lalu, Rea membuat beberapa kesalahan, tapi tetap dapat menyelesaikan balapan hingga garis finis. “Saya butuh konsistensi dan jangan tidak finis. Kadang-kadang juga sedikit keberuntungan. Di masa lalu, Jonny (Rea) membuat beberapa kesalahan besar saat balapan, tapi dia tetap di atas motor. Itu bisa mengubah musim begitu cepat,” urai Davies.
“Dalam dua musim terakhir, dia membuat dua atau tiga kesalahan setiap tahun. Jadi saya berpikir dalam beberapa kasus, Anda membutuhkan sedikit keberuntungan. Tapi saya merasakan kemudahan dengan apa yang saya punya saat ini,” kata pembalap asal Wales itu menambahkan.
Davies kemudian melanjutkan: “Saya merasa sangat nyaman dengan paket dan segalanya. Saya tidak sering kecelakaan, bukan karena saya sepenuhnya sempurna dengan motor, dan saya pikir bahwa sangat penting untuk tampil konsisten.
“Saya juga berpikir target saya besar, tapi saya bukan juara dunia. Menjadi juara dunia adalah target saya, dan menurut saya, referensi terbesar bagi semua orang adalah Jonny, karena sekarang dia dua kali juara dunia,” tukasnya.
(sbn)