Wilder Bantah Serang Breazeale di Lobi Hotel
A
A
A
BIRMINGHAM - Deontay Wilder membantah telah menyerang Dominic Breazeale di lobi hotel setelah bertarung dengan Gerald Washington di Legacy Arena, Birmingham, Alabama, Amerika Serikat, Minggu (26/2/2017) WIB. Pemilik sabuk juara kelas berat WBC mengaku cuma membela sang adik yang justru dipukul lebih dulu.
Wilder yang baru saja mempertahankan sabuk WBC dengan mengalahkan Washington, terlibat insiden keributan dengan Breazeale di lobi hotel The Westin. Keduanya terlibat adu pukul di dalam hotel sebelum akhirnya dilerai kepolisian setempat.
Keributan itu punya motif urusan pribadi. Sebelumnya, Breazeale sempat cekcok dengan Marsellos Wilder, adik Deontay, di kursi penonton Legacy Arena. Setelah pertarungan, Wilder meminta Brezeale jangan mengusik keluarganya seraya mengajaknya bertemu untuk menyelesaikan masalahnya.
"Jika anda punya masalah, anda bisa datang kepada saya dan kita bisa selesaikan. Kami bisa mengaturnya. Jadi karena hal itu, saya punya masalah dengannya," ucapnya di sesi konferensi pers pasca-duel melawan Washington
Dan setelah keributan pecah, Breazeale mengklaim diserang Wilder lebih dulu. Ia mengatakan ada sekitar 20 orang dari pihak Wilder datang mengepung lobi hotel dan melakukan serangan.
"Saya dan pelatih dikejutkan dengan pukulan dan tim juga diserang di depan istri dan anak-anak saya. Tindakan pengecut ini tidak memiliki tempat dalam tinju dan percayalah tidak akan luput dari hukuman," klaim Breazeale.
Hal itu langsung dibantah oleh Wilder. Dalam pernyataannya, ia membantah telah memukul salah satu anggota tim Breazeale. Bahkan petinju berjuluk The Bronze Bomber mengatakan adiknya yang justru dipukul lebih dulu. (Baca Juga: Ini Video Keributan Wilder dan Breazeale di Lobi Hotel )
Berikut Pernyataan Wilder yang dirangkum SINDOnews dari Boxing Scene, Selasa (28/2/2017)
"Saya kecewa ada yang mengalihkan keberhasilan saya mempertahankan gelar. Penting bagi saya untuk meluruskan hal terkait insiden yang terjadi di hotel malam terakhir dengan Breazeale. Kita semua tahu, selalu ada dua sisi dalam setiap cerita dan dunia diberitahu sesuatu yang salah. Breazeale sudah bertikai dengan saudara saya di arena dan mengancam akan membunuh seluruh keluarga saya. Ada banyak saksi di sana. Adikku adalah orang yang terprovokasi. Saya sangat marah ketika mendengarnya. Dia adik saya satu-satunya dan saya berhak menjaganya,"
"Saya ingin bertemu Breazeale, dengan bertatap wajah, tetapi hanya karena kita seorang petinju, tidak berarti harus selalu bertindak dengan kekerasan dan saya cuma punya niat bicara dengannya. Saya yakin banyak dari Anda tahu saya tidak pernah datang dengan rombongan besar. Saya dituduh membawa massa 20 orang dan itu sangat konyol,"
"Saya cuma mendekati Breazeale di lobi, di mana tim saya berdiri di belakang dan anggota timnya meraih saya. Adik saya dipukul, orang yang dekat dengan Breazeale mulai melontarkan hinaan pada saya. Saya kehilangan ketenangan. Satu-satunya kekhawatiran saya adalah keselamatan keluarga dan adik saya. Pertama, saya tidak memukul. Kedua, saya tidak menghina anak-anak Breazeale,"
"Apa pun yang Anda dengar adalah bohong karena tidak peduli seberapa emosi ketika itu, saya bukan orang yang membalasnya kepada anak seseorang. Saya memahami bagaimana kejadian ini terlihat mengingat saya juara kelas berat. Tapi saya ingin memastikan, saya tidak bertindak dengan cara yang seperti Breazeale katakan,"
Wilder yang baru saja mempertahankan sabuk WBC dengan mengalahkan Washington, terlibat insiden keributan dengan Breazeale di lobi hotel The Westin. Keduanya terlibat adu pukul di dalam hotel sebelum akhirnya dilerai kepolisian setempat.
Keributan itu punya motif urusan pribadi. Sebelumnya, Breazeale sempat cekcok dengan Marsellos Wilder, adik Deontay, di kursi penonton Legacy Arena. Setelah pertarungan, Wilder meminta Brezeale jangan mengusik keluarganya seraya mengajaknya bertemu untuk menyelesaikan masalahnya.
"Jika anda punya masalah, anda bisa datang kepada saya dan kita bisa selesaikan. Kami bisa mengaturnya. Jadi karena hal itu, saya punya masalah dengannya," ucapnya di sesi konferensi pers pasca-duel melawan Washington
Dan setelah keributan pecah, Breazeale mengklaim diserang Wilder lebih dulu. Ia mengatakan ada sekitar 20 orang dari pihak Wilder datang mengepung lobi hotel dan melakukan serangan.
"Saya dan pelatih dikejutkan dengan pukulan dan tim juga diserang di depan istri dan anak-anak saya. Tindakan pengecut ini tidak memiliki tempat dalam tinju dan percayalah tidak akan luput dari hukuman," klaim Breazeale.
Hal itu langsung dibantah oleh Wilder. Dalam pernyataannya, ia membantah telah memukul salah satu anggota tim Breazeale. Bahkan petinju berjuluk The Bronze Bomber mengatakan adiknya yang justru dipukul lebih dulu. (Baca Juga: Ini Video Keributan Wilder dan Breazeale di Lobi Hotel )
Berikut Pernyataan Wilder yang dirangkum SINDOnews dari Boxing Scene, Selasa (28/2/2017)
"Saya kecewa ada yang mengalihkan keberhasilan saya mempertahankan gelar. Penting bagi saya untuk meluruskan hal terkait insiden yang terjadi di hotel malam terakhir dengan Breazeale. Kita semua tahu, selalu ada dua sisi dalam setiap cerita dan dunia diberitahu sesuatu yang salah. Breazeale sudah bertikai dengan saudara saya di arena dan mengancam akan membunuh seluruh keluarga saya. Ada banyak saksi di sana. Adikku adalah orang yang terprovokasi. Saya sangat marah ketika mendengarnya. Dia adik saya satu-satunya dan saya berhak menjaganya,"
"Saya ingin bertemu Breazeale, dengan bertatap wajah, tetapi hanya karena kita seorang petinju, tidak berarti harus selalu bertindak dengan kekerasan dan saya cuma punya niat bicara dengannya. Saya yakin banyak dari Anda tahu saya tidak pernah datang dengan rombongan besar. Saya dituduh membawa massa 20 orang dan itu sangat konyol,"
"Saya cuma mendekati Breazeale di lobi, di mana tim saya berdiri di belakang dan anggota timnya meraih saya. Adik saya dipukul, orang yang dekat dengan Breazeale mulai melontarkan hinaan pada saya. Saya kehilangan ketenangan. Satu-satunya kekhawatiran saya adalah keselamatan keluarga dan adik saya. Pertama, saya tidak memukul. Kedua, saya tidak menghina anak-anak Breazeale,"
"Apa pun yang Anda dengar adalah bohong karena tidak peduli seberapa emosi ketika itu, saya bukan orang yang membalasnya kepada anak seseorang. Saya memahami bagaimana kejadian ini terlihat mengingat saya juara kelas berat. Tapi saya ingin memastikan, saya tidak bertindak dengan cara yang seperti Breazeale katakan,"
(mir)