Marquez Mau Show ke Vinales Dia Raja dan KTP Rossi yang Menyesatkan
A
A
A
BUENOS AIRES - “Vinales dalam jalur menuju gelar juara dunia, Marquez ingin menunjukkan dirinya sebagai raja, tapi dia membalap di luar batas, dan membuat kesalahan, serta penalti yang tidak adil buat Iannone.”
Ya, kurang lebih seperti itulah kesimpulan dari hasil wawancara GPOne dengan pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat, pasca lomba seri kedua musim ini, MotoGP Argentina 2017 di Sirkuit Termas de Rio Hondo, akhir pekan lalu.
Terima kasih atas terjatuhnya Marquez. Boleh jadi itu diucapkan oleh Maverick Vinales yang akhirnya keluar sebagai juara di MotoGP Argentina 2017. Dengan transformasi hebat Valentino Rossi di hari lomba (Minggu), Yamaha Factory Racing meninggalkan Rio Hondo dengan hasil finis 1-2.
Ada sukacita di garasi Yamaha, tapi kekecewaan terjadi di garasi Honda, Suzuki, serta Ducati, yang mendapat hasil buruk di MotoGP Argentina 2017. Carlo Pernat yang hadir di Autodromo Termas de Rio Hondo, berkesempatan mengemukakan pendapatnya. Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang juga manajer Andrea Iannone (Suzuki Ecstar) tersebut.
Bagaimana kalau dimulai dengan pilihan ban keempat (kompon lebih kaku) yang disiapkan Michelin namun pada akhirnya jadi tidak terpakai oleh para pembalap?
“Bagi para pembalap yang sukses dan gagal karena pemilihan ban. Saya tidak berpikir ada definisi yang lebih baik lagi dari itu. Usai chaos yang terjadi di hari Jumat (sesi latihan bebas 1 dan 2), akibat tidak menjajal ban keempat, dewa ban menghukum mereka yang melawan operasi ini.” (sepertinya ini berkaitan dengan para pembalap yang terjatuh karena menggunakan ban depan hard plus menggeber motor tanpa kontrol saat masuk tikungan, padahal grip di sirkuit ini kurang bagus).
Soal Vinales?
“Maverick adalah bintangnya, dia kini jadi favorit untuk titel juara dunia. Dia luar biasa, ia secara konsisten berada di depan, dari latihan pertama hingga lomba. Sesuatu seperti ini belum pernah terjadi, Yamaha dipaksa untuk mengukur anak muda ini.”
Sebagai Sunday Rider, Rossi mengalami transformasi di lomba Minggu?
“Vale membuat pemulihan yang hebat, tapi kita tidak bisa mengatakan bahwa ia melakukan keajaiban dengan ban, sebagaimana sejumlah orang berpikir tentang itu. Keajaibannya adalah ia membalap dengan baik, mengevaluasi motornya selama sesi pemanasan, sebagaimana orang melihatnya, itu dilakukan tanpa adanya kesalahan atau gangguan. Ia terbukti menjadi pembalap yang selalu memiliki tujuan meraih podium, umur yang ada di KTP-nya menyesatkan.”
Sebuah Minggu hitam bagi Marquez dan Honda?
“Pastinya hari Minggu yang buruk. Ia mungkin tidak akan mengatakannya, tapi dengan ban ini (kompon hard) Marc mengalami berbagai masalah di bagian depan motornya. Dalam lomba, ia ingin membuktikan kepada Vinales bahwa ia adalah raja. Namun ia pergi kelewat batas. Di sudut yang sama, Pedrosa juga mengulang fakta.”
Ada berbagai kejutan di MotoGP Argentina 2017. Apa yang Anda pikirkan?
“Ini adalah balapan antara mereka yang mengisi baris kedua. Tetapi itu tidak sepenuhnya benar, karena Zarco dan Bautista, Petrucci dan Folger juga membalap dengan cepat.”
Kita telah menyebut Honda, dengan hasil yang tak kalah buruknya buat tim dari Borgo Paginale (Ducati)?
“Hari Minggu yang mengecewakan bagi Ducati. (Kesalahan) Lorenzo membuka gas ketimbang menutupnya, lalu mengenai Iannone, untungnya tidak ada hal serius yang terjadi. Dovizioso sungguh tidak beruntung di sana dan bisa juga di Texas (berikutnya) seperti musim lalu.”
Pendapat Anda soal hukuman penalti jump start Iannone?
“Saya pikir itu adalah penalti yang tidak masuk akal, mengingat Iannone tidak mendapatkan keuntungan apapun dari segi posisi. Dia juga diseruduk oleh Lorenzo yang membuatnya mundur ke urutan 17 usai memulai lomba dari posisi 12. Saya bertanya kepada direktur lomba untuk mengklarifikasi. Saya sudah mengatakan kepada mereka agar peraturan tersebut perlu segera dimodifikasi.”
Ya, kurang lebih seperti itulah kesimpulan dari hasil wawancara GPOne dengan pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat, pasca lomba seri kedua musim ini, MotoGP Argentina 2017 di Sirkuit Termas de Rio Hondo, akhir pekan lalu.
Terima kasih atas terjatuhnya Marquez. Boleh jadi itu diucapkan oleh Maverick Vinales yang akhirnya keluar sebagai juara di MotoGP Argentina 2017. Dengan transformasi hebat Valentino Rossi di hari lomba (Minggu), Yamaha Factory Racing meninggalkan Rio Hondo dengan hasil finis 1-2.
Ada sukacita di garasi Yamaha, tapi kekecewaan terjadi di garasi Honda, Suzuki, serta Ducati, yang mendapat hasil buruk di MotoGP Argentina 2017. Carlo Pernat yang hadir di Autodromo Termas de Rio Hondo, berkesempatan mengemukakan pendapatnya. Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang juga manajer Andrea Iannone (Suzuki Ecstar) tersebut.
Bagaimana kalau dimulai dengan pilihan ban keempat (kompon lebih kaku) yang disiapkan Michelin namun pada akhirnya jadi tidak terpakai oleh para pembalap?
“Bagi para pembalap yang sukses dan gagal karena pemilihan ban. Saya tidak berpikir ada definisi yang lebih baik lagi dari itu. Usai chaos yang terjadi di hari Jumat (sesi latihan bebas 1 dan 2), akibat tidak menjajal ban keempat, dewa ban menghukum mereka yang melawan operasi ini.” (sepertinya ini berkaitan dengan para pembalap yang terjatuh karena menggunakan ban depan hard plus menggeber motor tanpa kontrol saat masuk tikungan, padahal grip di sirkuit ini kurang bagus).
Soal Vinales?
“Maverick adalah bintangnya, dia kini jadi favorit untuk titel juara dunia. Dia luar biasa, ia secara konsisten berada di depan, dari latihan pertama hingga lomba. Sesuatu seperti ini belum pernah terjadi, Yamaha dipaksa untuk mengukur anak muda ini.”
Sebagai Sunday Rider, Rossi mengalami transformasi di lomba Minggu?
“Vale membuat pemulihan yang hebat, tapi kita tidak bisa mengatakan bahwa ia melakukan keajaiban dengan ban, sebagaimana sejumlah orang berpikir tentang itu. Keajaibannya adalah ia membalap dengan baik, mengevaluasi motornya selama sesi pemanasan, sebagaimana orang melihatnya, itu dilakukan tanpa adanya kesalahan atau gangguan. Ia terbukti menjadi pembalap yang selalu memiliki tujuan meraih podium, umur yang ada di KTP-nya menyesatkan.”
Sebuah Minggu hitam bagi Marquez dan Honda?
“Pastinya hari Minggu yang buruk. Ia mungkin tidak akan mengatakannya, tapi dengan ban ini (kompon hard) Marc mengalami berbagai masalah di bagian depan motornya. Dalam lomba, ia ingin membuktikan kepada Vinales bahwa ia adalah raja. Namun ia pergi kelewat batas. Di sudut yang sama, Pedrosa juga mengulang fakta.”
Ada berbagai kejutan di MotoGP Argentina 2017. Apa yang Anda pikirkan?
“Ini adalah balapan antara mereka yang mengisi baris kedua. Tetapi itu tidak sepenuhnya benar, karena Zarco dan Bautista, Petrucci dan Folger juga membalap dengan cepat.”
Kita telah menyebut Honda, dengan hasil yang tak kalah buruknya buat tim dari Borgo Paginale (Ducati)?
“Hari Minggu yang mengecewakan bagi Ducati. (Kesalahan) Lorenzo membuka gas ketimbang menutupnya, lalu mengenai Iannone, untungnya tidak ada hal serius yang terjadi. Dovizioso sungguh tidak beruntung di sana dan bisa juga di Texas (berikutnya) seperti musim lalu.”
Pendapat Anda soal hukuman penalti jump start Iannone?
“Saya pikir itu adalah penalti yang tidak masuk akal, mengingat Iannone tidak mendapatkan keuntungan apapun dari segi posisi. Dia juga diseruduk oleh Lorenzo yang membuatnya mundur ke urutan 17 usai memulai lomba dari posisi 12. Saya bertanya kepada direktur lomba untuk mengklarifikasi. Saya sudah mengatakan kepada mereka agar peraturan tersebut perlu segera dimodifikasi.”
(sbn)