Bagaimanapun Caranya, Rossi Ingin Jadi Juara Dunia MotoGP 2017
A
A
A
TAVULLIA - Valentino Rossi masih jadi fenomena di MotoGP 2017 pada usianya yang memasuki 38 tahun. Itu setelah dia menuai dua podium finis pada seri pembuka musim ini, yakni urutan ketiga di Qatar dan posisi kedua di Argentina.
Uniknya, dua hasil oke itu diraih The Doctor usai dirinya selalu mengakui mengalami kesulitan sejak tes akhir musim 2016, lalu tes pramusim 2017, hingga sesi latihan bebas baik di MotoGP Qatar maupun Argentina. Sebuah hasil yang mengingatkan orang kepada julukan pemberian Jorge Lorenzo kepadanya sebagai The Sunday Rider (pembalap spesialis hari Minggu).
Namun untuk menuntaskan cita-citanya merebut gelar ke-10 di balap Grand Prix. Pada awal musim MotoGP 2017, tentu saja Rossi sudah menemukan rival utama, yakni rekan setimnya di Yamaha Factory Racing, Maverick Vinales. Itu setelah pembalap yang menggantikan kursi Jorge Lorenzo tersebut meraih hasil sempurna pada dua lomba awal.
Sekarang, Vinales yang masih 22 tahun. Memimpin klasemen sementara pembalap MotoGP 2017 dengan nilai 50. Sedangkan Rossi menguntit dari urutan kedua dengan 36 poin. Usai dua lomba awal MotoGP 2017, media Italia Sky Sport 24 berkesempatan berbicara dengan Graziano Rossi, ayah The Doctor. Apa analisa dari Graziano?
“Untungnya, Valentino tidak mengambil seluruhnya (sifat) dari saya, hanya keinginannya untuk balapan dan menghibur penonton, selebihnya tidak. Bahkan Valentino telah mengembangkan cara dan jalur yang sangat produktif.”.
Lantas bagaimana soal cita-cita Rossi meraih gelar juara dunia ke-10 di balap GP, yang mana musim ini sudah mendapat saingan dari rekan setimnya di Yamaha, Maverick Vinales?
Graziano rupanya sadar The Doctor masih memiliki rintangan besar buat itu. “Sekali lagi, saya harus berbicara usai lomba terakhir (MotoGP Argentina 2017). Dia (Rossi) masih harus memangkas selisih 0,2-0,3 detik per putaran untuk mengejar Vinales,” sembur Graziano.
“Tapi saya yakin, Valentino sudah memikirkan cara buat mengurangi ketinggalannya di grand prix berikutnya. Bagaimanapun caranya, dia ingin memenangkan gelar juara dunia (MotoGP) tahun ini dan setidaknya mau mencoba bersaing hingga balapan terakhir,” imbuhnya.
Lalu bagaimana dengan persaingan antara juara bertahan Marc Marquez dengan Maverick Vinales, yang kemungkinan besar keduanya akan masuk dalam persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap MotoGP 2017?
“Mereka akan memainkan peranan besar, saling bersaing, sehingga beberapa kesalahan bisa saja mereka lakukan. Namun Valentino tidak perlu ini (terlibat di dalamnya). Dia perlu untuk secepat seperti Vinales dan bertaruh dalam lomba dengan mereka.”
“Valentino selalu dilihat dalam lomba, dia membutuhkan motor dengan setelan 100 persen dan hal itulah yang membuatnya kehilangan banyak waktu selama latihan. Meski begitu, dalam hal apa pun di kepalanya, dia harus mencari dan menemukan cara untuk memangkas ketinggalan 0,2 guna mengejar Vinales.”
Uniknya, dua hasil oke itu diraih The Doctor usai dirinya selalu mengakui mengalami kesulitan sejak tes akhir musim 2016, lalu tes pramusim 2017, hingga sesi latihan bebas baik di MotoGP Qatar maupun Argentina. Sebuah hasil yang mengingatkan orang kepada julukan pemberian Jorge Lorenzo kepadanya sebagai The Sunday Rider (pembalap spesialis hari Minggu).
Namun untuk menuntaskan cita-citanya merebut gelar ke-10 di balap Grand Prix. Pada awal musim MotoGP 2017, tentu saja Rossi sudah menemukan rival utama, yakni rekan setimnya di Yamaha Factory Racing, Maverick Vinales. Itu setelah pembalap yang menggantikan kursi Jorge Lorenzo tersebut meraih hasil sempurna pada dua lomba awal.
Sekarang, Vinales yang masih 22 tahun. Memimpin klasemen sementara pembalap MotoGP 2017 dengan nilai 50. Sedangkan Rossi menguntit dari urutan kedua dengan 36 poin. Usai dua lomba awal MotoGP 2017, media Italia Sky Sport 24 berkesempatan berbicara dengan Graziano Rossi, ayah The Doctor. Apa analisa dari Graziano?
“Untungnya, Valentino tidak mengambil seluruhnya (sifat) dari saya, hanya keinginannya untuk balapan dan menghibur penonton, selebihnya tidak. Bahkan Valentino telah mengembangkan cara dan jalur yang sangat produktif.”.
Lantas bagaimana soal cita-cita Rossi meraih gelar juara dunia ke-10 di balap GP, yang mana musim ini sudah mendapat saingan dari rekan setimnya di Yamaha, Maverick Vinales?
Graziano rupanya sadar The Doctor masih memiliki rintangan besar buat itu. “Sekali lagi, saya harus berbicara usai lomba terakhir (MotoGP Argentina 2017). Dia (Rossi) masih harus memangkas selisih 0,2-0,3 detik per putaran untuk mengejar Vinales,” sembur Graziano.
“Tapi saya yakin, Valentino sudah memikirkan cara buat mengurangi ketinggalannya di grand prix berikutnya. Bagaimanapun caranya, dia ingin memenangkan gelar juara dunia (MotoGP) tahun ini dan setidaknya mau mencoba bersaing hingga balapan terakhir,” imbuhnya.
Lalu bagaimana dengan persaingan antara juara bertahan Marc Marquez dengan Maverick Vinales, yang kemungkinan besar keduanya akan masuk dalam persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap MotoGP 2017?
“Mereka akan memainkan peranan besar, saling bersaing, sehingga beberapa kesalahan bisa saja mereka lakukan. Namun Valentino tidak perlu ini (terlibat di dalamnya). Dia perlu untuk secepat seperti Vinales dan bertaruh dalam lomba dengan mereka.”
“Valentino selalu dilihat dalam lomba, dia membutuhkan motor dengan setelan 100 persen dan hal itulah yang membuatnya kehilangan banyak waktu selama latihan. Meski begitu, dalam hal apa pun di kepalanya, dia harus mencari dan menemukan cara untuk memangkas ketinggalan 0,2 guna mengejar Vinales.”
(sbn)