4 Insiden Pertandingan Liga 1 dan Liga 2 Disorot Sidang Komdis PSSI

Kamis, 04 Mei 2017 - 12:31 WIB
4 Insiden Pertandingan...
4 Insiden Pertandingan Liga 1 dan Liga 2 Disorot Sidang Komdis PSSI
A A A
YOGYAKARTA - Empat insiden di Liga 1 maupun Liga 2 yang disinyalir mengandung aksi kekerasan, seperti yang terjadi dalam laga antara Bhayangkara FC melawan PS TNI, kemudian laga antara PSPS Riau kontra 757 Kepri Jaya FC, PSBL Langsa-Persiraja Banda Aceh, dan Sragen United melawan Persis Solo, menjadi sorotan Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI) Pusat.

Bukan tidak mungkin hal-hal yang dinilai tidak sportif ini akan dibahas dalam sidang Komdis yang berlangsung pada Kamis (4/5) ini.

"Ada kemungkinan hal itu disidangkan, yang kami sepakati selalu digelar setiap hari Kamis. Memang insiden-insiden itu menjadi perhatian kami," ujar anggota Komisi Disiplin PSSI Pusat, Dwi Irianto, kemarin.
Anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto (Foto-Istimewa)
Namun demikian, sidang tersebut nantinya tidak semata-mata langsung dilakukan. Pihaknya terlebih dahulu akan melakukan pengecekan ke perangkat pertandingan (PP) terkait. Terutama insiden yang terjadi itu dicatat dan dilaporkan secara khusus atau tidak.

Kalaupun benar terdapat demikian, maka dipastikan akan ada persidangan. Sebaliknya bila kenyataan yang terjadi tidak dilaporkan sebagaimana mestinya, pria yang juga merupakan Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menilai kemungkinan PP yang bertugas akan terkena imbasnya.

Terlebih ada sejumlah media massa yang memberitakan insiden tersebut secara langsung baik melalui media cetak maupun siaran langsung dari salah satu stasiun televisi swasta. Selain itu tim-tim yang bertanding juga biasanya memiliki ofisial tim media yang selalu merekam pertandingan, dan bisa menjadi bukti awal terjadinya insiden.

"Sampai sekarang belum tahu apakah perangkat pertandingan membuat laporan khusus ke PT LIB atau tidak, kalaupun ada pasti disidangkan. Kita masih tunggu itu, dan untuk (bukti rekaman) itu tetap kami cek dan pelajari dahulu keterangan PP terutama ketika kejadian dilaporkan tidak. Kalau nggak buat laporan khusus itu PP bisa kena, karena banyak (diberitakan di) media dan koran," jelasnya.

Pria yang akrab disapa dengan Mbah Putih ini juga mengemukakan, rekaman video maupun pemberitaan di media massa itu juga bisa menjadi dasar untuk melakukan klarifikasi terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam insiden.

Dia mencontohkan insiden yang melibatkan pemain PSM Makassar, Ferdinand Sinaga, pada 16 April 2017 lalu, di mana yang bersangkutan sengaja memukul pemain asing Persela Lamongan, Ivan Carlos.

Oleh Komdis PSSI pun langsung disidangkan dan diberikan sanksi melalui putusan sela. Kemudian keesokan harinya, pemain dipanggil guna dilakukan klarifikasi dan setelahnya diputuskan hukuman tetap yang bisa saja meringankan atau justru memberatkan dari putusan sela sebelumnya.

Seperti diketahui dari empat laga tersebut, terlihat jelas dari siaran televisi sejumlah aksi yang dilakukan pemain mengandung unsur kekerasan. Seperti aksi pemukulan pemain PS TNI terhadap pemain asing Bhayangkara FC.

Lalu kasus kekerasan berupa benturan lutut kiper Sragen United Andi Setiawan dengan kepala pemain Persis, Dedi Cahyono, maupun kasus kartu merah pemain Persis Solo, Andri Oriza. Insiden kekerasan yang dilakukan pemain 757 Kepri Jaya FC, Gerarld Pangkali, ketika melawan PSPS Riau. Serta insiden penyiraman air mineral oleh pemain Persiraja Banda Aceh kepada wasit pemimpin laga ketika melawan PSBL Langsa.

"Kalau yang berkaitan dengan wasit, akan dikembalikan ke Komite Wasit untuk pembinaan," imbuh dia.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7583 seconds (0.1#10.140)