Pasca Tes Le Mans, Ini Saran Marquez dan Crutchlow Buat Honda
A
A
A
LE MANS - Pasca tes resmi MotoGP 2017 di Sirkuit Le Mans, Prancis, Senin-Selasa (1-2 Mei) dan jelang akhir pekan lomba MotoGP Jerez, Jumat-Minggu (5-7 Mei 2017). Dua pembalap HRC (Honda Racing Corporation) mengutarakan pendapatnya demi peningkatan kualitas tim mereka musim ini. Apakah itu?
Ya, Cal Crutchlow sebagai satu-satunya pembalap HRC yang terjun di tes Le Mans. Rupanya meminta Honda untuk memperbaiki sasis motor RC213V, agar para pembalapnya tidak lagi mengerem seperti orang bodoh.
Seperti diketahui, motor Honda memiliki masalah akselerasi dalam beberapa tahun terakhir, di mana pembalap menjadi lebih bergantung pada area pengereman. Masalah ini semakin dipersulit dengan pergantian ban dari Bridgestone ke Michelin pada MotoGP 2016.
Selama musim dingin, pabrikan Jepang itu memfokuskan pada pengembangan mesin, termasuk perubahan firing order (urutan pengapian) untuk meningkatkan kenyamanan berkendara. Akan tetapi, Crutchlow meyakini, bahwa Honda juga perlu untuk memperbaiki sasis RC213V.
Duo pembalap pabrikan, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, telah menolak memakai sasis baru. Adapun, Crutchlow mengadopsi salah satu sasis yang telah diuji coba dan dicoret Pedrosa pada paruh kedua musim lalu.
“Kami tahu, kami perlu untuk berhenti mengerem seperti orang bodoh, karena hanya itulah amunisi kami,” ujar Crutchlow seperti dilaporkan Motorsport, seraya menyinggung betapa banyaknya jumlah terjatuh pembalap Honda di MotoGP 2017 ketimbang tim rival mereka, Yamaha.
Menurut pembalap LCR Honda tersebut, penyebab itu karena pergantian mesin screamer ke bigbang, plus kurangnya kemampuan motor ketimbang Yamaha. “Jika kami bisa membangun sasis yang membantu kami untuk melakukan itu, maka kami akan baik-baik saja. Tapi itu tidak akan terjadi besok dan juga tidak mungkin tahun ini,” beber Crutchlow.
Pembalap 31 tahun itu lebih lanjut menjelaskan: “Ini bukan komentar melawan pabrikan saya, tim atau semacamnya. Ini merupakan komentar, bahwa kami telah fokus pada mesin selama dua tahun terakhir dan saya yakin seharusnya juga memperhatikan sasis.”
“Saya telah mengendarai motor lain (Yamaha Tech 3 dan Ducati). Saya tahu bagaimana cara kerja sasis, dan saya yakin itu area di mana kami bisa banyak meningkat,” imbuh pembalap kelahiran Coventry, Inggris itu.
Sementara itu, komentar tak jauh berbeda dilontarkan pula oleh Marquez. Pembalap Spanyol itu meyakini, bahwa pada dasarnya, mesin dan sasis saling melengkapi.
“Jika Anda punya mesin yang lebih baik, maka Anda punya sasis yang lebih baik. Ini membuat lebih mudah. Karena jika Anda punya mesin yang lebih baik, sisi sasis juga lebih mudah,” terang Marquez.
“Memang benar kami harus bekerja pada area sasis, tapi kami masih sangat cepat di tikungan. Namun kami punya masalah dengan kepercayaan diri di bagian depan. Kami punya masalah dengan ban depan, tapi kami tercepat ketika masuk tikungan. Masalahnya adalah kami kehilangan seluruh waktu pada area yang sama,” tukas Marquez.
Ya, Cal Crutchlow sebagai satu-satunya pembalap HRC yang terjun di tes Le Mans. Rupanya meminta Honda untuk memperbaiki sasis motor RC213V, agar para pembalapnya tidak lagi mengerem seperti orang bodoh.
Seperti diketahui, motor Honda memiliki masalah akselerasi dalam beberapa tahun terakhir, di mana pembalap menjadi lebih bergantung pada area pengereman. Masalah ini semakin dipersulit dengan pergantian ban dari Bridgestone ke Michelin pada MotoGP 2016.
Selama musim dingin, pabrikan Jepang itu memfokuskan pada pengembangan mesin, termasuk perubahan firing order (urutan pengapian) untuk meningkatkan kenyamanan berkendara. Akan tetapi, Crutchlow meyakini, bahwa Honda juga perlu untuk memperbaiki sasis RC213V.
Duo pembalap pabrikan, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, telah menolak memakai sasis baru. Adapun, Crutchlow mengadopsi salah satu sasis yang telah diuji coba dan dicoret Pedrosa pada paruh kedua musim lalu.
“Kami tahu, kami perlu untuk berhenti mengerem seperti orang bodoh, karena hanya itulah amunisi kami,” ujar Crutchlow seperti dilaporkan Motorsport, seraya menyinggung betapa banyaknya jumlah terjatuh pembalap Honda di MotoGP 2017 ketimbang tim rival mereka, Yamaha.
Menurut pembalap LCR Honda tersebut, penyebab itu karena pergantian mesin screamer ke bigbang, plus kurangnya kemampuan motor ketimbang Yamaha. “Jika kami bisa membangun sasis yang membantu kami untuk melakukan itu, maka kami akan baik-baik saja. Tapi itu tidak akan terjadi besok dan juga tidak mungkin tahun ini,” beber Crutchlow.
Pembalap 31 tahun itu lebih lanjut menjelaskan: “Ini bukan komentar melawan pabrikan saya, tim atau semacamnya. Ini merupakan komentar, bahwa kami telah fokus pada mesin selama dua tahun terakhir dan saya yakin seharusnya juga memperhatikan sasis.”
“Saya telah mengendarai motor lain (Yamaha Tech 3 dan Ducati). Saya tahu bagaimana cara kerja sasis, dan saya yakin itu area di mana kami bisa banyak meningkat,” imbuh pembalap kelahiran Coventry, Inggris itu.
Sementara itu, komentar tak jauh berbeda dilontarkan pula oleh Marquez. Pembalap Spanyol itu meyakini, bahwa pada dasarnya, mesin dan sasis saling melengkapi.
“Jika Anda punya mesin yang lebih baik, maka Anda punya sasis yang lebih baik. Ini membuat lebih mudah. Karena jika Anda punya mesin yang lebih baik, sisi sasis juga lebih mudah,” terang Marquez.
“Memang benar kami harus bekerja pada area sasis, tapi kami masih sangat cepat di tikungan. Namun kami punya masalah dengan kepercayaan diri di bagian depan. Kami punya masalah dengan ban depan, tapi kami tercepat ketika masuk tikungan. Masalahnya adalah kami kehilangan seluruh waktu pada area yang sama,” tukas Marquez.
(sbn)