Asah Permainan dengan Menyontek Pemain Bintang
A
A
A
LONDON - Beatriz Haddad Maia telah mencatatkan kemenangan perdananya di Wimbledon, petenis asal Brasil itu berhasil menaklukkan pemain tuan rumah Inggris, Laura Robson. Kemenangan itu pun mengantarkannya ke laga kontra petenis nomor dua dunia, Simona Halep di babak kedua ajang grand slam lapangan rumput.
Sebelum menginjakkan kaki di The All England Lawn Tennis and Croquet Club, London untuk mengikuti Wimbledon, Haddad Maia sudah memperlihatkan sejumlah peningkatan dalam permainannya dalam 12 bulan terakhir. Peningkatan permainannya itu turut berimbas terhadap peringkatnya di daftar petenis WTA.
Sekitar satu tahun yang lalu, petenis 21 tahun tersebut masih berada di peringkat 354 dunia. Namun, dia sukses menembus 100 besar dunia untuk kali pertama, setelah mencapai semifinal turnamen lapangan tanah liat WTA, Bol Terbuka di Bol, Kroasia pada Juni lalu.
Pencapaian yang didapat Haddad Maia itu merupakan hasil yang bagus untuk ukuran pemain yang saat masih remaja sudah akrab dengan cedera. Kali pertama, dia menderita cedera bahu setelah mengalami kejatuhan yang buruk. Lalu, setelahnya, dia menderita hernia disk di punggungnya, yang membutuhkan operasi pada 2012.
Haddad Maia mengakui jika dirinya belajar bagaimana mengasah permainannya dengan menyaksikan pemain top seperti Petra Kvitova, Angelique Kerber dan juga Halep. Memiliki modal kekuatan kidal, Haddad Maia menambahkan jika kunci kebangkitannya adalah mental.
"Saya memainkan dua challengers tahun lalu dan saya menang dua kali beruntun," ungkap petenis yang kini menghuni peringkat 97 dunia kepada WTA Insider.
"Saya bilang oke, jika saya bisa memenangkan dua challengers ini, itu adalah 10 pertandingan beruntun. Saya bisa memenangkan pertandingan ini. Saya bermain di turnamen yang sangat bagus. Saya bermain dengan (Samantha) Stosur, (Sara) Errani, (Elena) Vesnina, semuanya pemain yang sangat bagus. Saya semakin percaya dan yakin pada diri saya setiap hari," jelas Haddad Maia.
Petenis kelahiran Sao Paulo ini juga mengutip studinya tentang meditasi melalui organisasi spiritual Self Realization Fellowship. "Saya memiliki pekerjaan rumah dan saya berlatih setiap hari di pagi hari, 30 menit sebelum sarapan," ujarnya.
"Saya memiliki beberapa latihan untuk pikiran, untuk pernapasan. Saya memulai satu tahun yang lalu dan sekarang saya mendapatkan hasilnya," pungkas dia.
Sebelum menginjakkan kaki di The All England Lawn Tennis and Croquet Club, London untuk mengikuti Wimbledon, Haddad Maia sudah memperlihatkan sejumlah peningkatan dalam permainannya dalam 12 bulan terakhir. Peningkatan permainannya itu turut berimbas terhadap peringkatnya di daftar petenis WTA.
Sekitar satu tahun yang lalu, petenis 21 tahun tersebut masih berada di peringkat 354 dunia. Namun, dia sukses menembus 100 besar dunia untuk kali pertama, setelah mencapai semifinal turnamen lapangan tanah liat WTA, Bol Terbuka di Bol, Kroasia pada Juni lalu.
Pencapaian yang didapat Haddad Maia itu merupakan hasil yang bagus untuk ukuran pemain yang saat masih remaja sudah akrab dengan cedera. Kali pertama, dia menderita cedera bahu setelah mengalami kejatuhan yang buruk. Lalu, setelahnya, dia menderita hernia disk di punggungnya, yang membutuhkan operasi pada 2012.
Haddad Maia mengakui jika dirinya belajar bagaimana mengasah permainannya dengan menyaksikan pemain top seperti Petra Kvitova, Angelique Kerber dan juga Halep. Memiliki modal kekuatan kidal, Haddad Maia menambahkan jika kunci kebangkitannya adalah mental.
"Saya memainkan dua challengers tahun lalu dan saya menang dua kali beruntun," ungkap petenis yang kini menghuni peringkat 97 dunia kepada WTA Insider.
"Saya bilang oke, jika saya bisa memenangkan dua challengers ini, itu adalah 10 pertandingan beruntun. Saya bisa memenangkan pertandingan ini. Saya bermain di turnamen yang sangat bagus. Saya bermain dengan (Samantha) Stosur, (Sara) Errani, (Elena) Vesnina, semuanya pemain yang sangat bagus. Saya semakin percaya dan yakin pada diri saya setiap hari," jelas Haddad Maia.
Petenis kelahiran Sao Paulo ini juga mengutip studinya tentang meditasi melalui organisasi spiritual Self Realization Fellowship. "Saya memiliki pekerjaan rumah dan saya berlatih setiap hari di pagi hari, 30 menit sebelum sarapan," ujarnya.
"Saya memiliki beberapa latihan untuk pikiran, untuk pernapasan. Saya memulai satu tahun yang lalu dan sekarang saya mendapatkan hasilnya," pungkas dia.
(nug)