Semut Terbang Serbu Arena Wimbledon, Petenis Merasa Tersiksa

Kamis, 06 Juli 2017 - 05:30 WIB
Semut Terbang Serbu Arena Wimbledon, Petenis Merasa Tersiksa
Semut Terbang Serbu Arena Wimbledon, Petenis Merasa Tersiksa
A A A
LONDON - Arena Wimbledon diserang ribuan semut terbang, Rabu (5/7/2017). Tak pelak, pemain, ofisial, dan penonton pun dibuat kalang kabut dan sibuk mengusir serangga mirip lebah tersebut.

Meningkatnya suhu dan kelembaban menyebabkan kawanan semut membuat rumah di setiap sudut dan celah All England Club. Wasit Prancis Kader Nouni terlihat menampar wajahnya saat mencoba meredam iritasi, sedangkan petenis Kroasia Donna Vekic menggunakan obat nyamuk selama pergantian tempat saat melawan petenis Inggris Johanna Konta di Center Court.

Sejumlah pemain yang tak siap menghadapi serbuat semut terbang tersebut mencoba memukulnya dengan raket mereka, namun hanya sedikit yang berhasil. "Saya yakin sudah membawa pulang itu di perut dan tas saya," kata unggulan keenam, Johanna Konta setelah mengalahkan Donna Vekic 7-6 (7-4), 4-6, 10-8, dalam pertarungan menegangkan selama tiga jam.



Dengan suhu yang melonjak di atas 30 derajat celcius, kondisi lengket nampaknya membuat semut terbang memiliki kesempatan sempurna untuk melebarkan sayapnya. "Itu aneh, ada lalat, lalat," kata unggulan 12 asal Prancis Jo-Wilfried Tsonga setelah menang di putaran kedua atas petenis Italia Simone Bolelli. "Serangga itu ada di hidung dan di telinga saya."

Petenis AS Sam Querrey menghadapi masalah serupa di Court 18 saat mengalahkan Nikoloz Basilashvili dalam empat set. "Saya nyaris ingin berhenti bermain karena mereka seperti menabrak wajah Anda saat Anda memukul bola. Mereka seperti ada di semua tempat," kata Querrey. "Saya kehilangan satu set saat semut datang,"

Saat semut-semut tersebut terlalu lelah untuk terus terbang, mereka berjalan mengelilingi lapangan, menyebabkan bercak hitam yang tak sedap dipandang mata di rumput hijau Wimbledon yang terkenal.

Fenomena di Wimbledon tersebut dikenal sebagai "hari semut terbang" dan dipicu saat ratu semut meninggalkan sarangnya untuk mencari pasangan dan memulai koloni baru. Koloni tersebut membawa sejumlah besar larva, namun hanya sedikit yang berhasil memulai generasi baru.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6788 seconds (0.1#10.140)