Legendaris Jerman Memilih Stadion Ketimbang Beli Neymar Rp3,4 Triliun
A
A
A
MUNICH - CEO Bayern Muenchen Karl-Heinz Rummenigge mengatakan klubnya tidak akan pernah menghabiskan 222 juta euro (Rp3,4 triliun) hanya untuk menebus Neymar Jr, seperti yang dilakukan Paris Saint-Germain (PSG). Legendaris sepak bola Jerman itu lebih memilih membangun stadion dengan uang itu.
Rummenigge, yang juga memimpin Asosiasi Klub Eropa (ECA), mengatakan butuh 'rasionalitas' tinggi saat biaya transfer pemain sudah tidak terkendali. "Pada waktu transfer Neymar terjadi, saya bertanya pada diri sendiri, apa yang yang lebih penting: Neymar atau Allianz Arena," kata Rummenigge kepada majalah Sport Bild, Rabu (9/8/2017).
"Saya harus mengatakan dengan jelas bahwa saya lebih memilih memiliki Allianz Arena yang lebih penting. Kami, sebagaimana Bayern Muenchen, harus memiliki filosofi yang berbeda," kata Rummenigge. "Secara keseluruhan, transfer Neymar bisa lebih mahal dari Arena."
Bayern meminjam dana 346 juta euro (Rp5,4 triliun) pada tahun 2005 untuk membangun stadion barunya di pinggiran kota dan melunasi pinjaman 25 tahun, 16 tahun lebih cepat pada tahun 2014.
Rekor transfer Bayern tercipta pada bulan Juni 2017 saat klub Bavaria itu merogoh 41,5 juta euro (Rp648 miliar) untuk menandatangani kontrak pemain timnas Prancis Corentin Tolisso.
"Kami tidak ingin melakukannya dan memang tidak dapat melakukannya (menghabiskan dana besar seperti PSG), dan itu bagus, itu juga dilihat sebagai cara yang benar oleh publik dan penggemar kami," kata Rummenigge.
PSG memboyong Neymar awal bulan ini dari Barcelona dengan memecahkan rekor dunia Rp3,4 triliun. Transfer tersebut menggandakan biaya rekor dunia sebelumnya yang dibayarkan saat Paul Pogba hengkang Agustus lalu dari Juventus ke Manchester United dengan nilai 105 juta euro. "FIFA, UEFA, ECA, liga, dan FIFpro harus membahas hal ini," kata Rummenigge.
"Saya pikir kita semua harus duduk di satu meja. Itu usulan saya, kita bisa menemukan peraturan yang lebih rasional untuk sepak bola secara keseluruhan. Jika tidak, publik tidak akan memahaminya lagi, penggemar akan kehilangan koneksi mereka."
Rummenigge, yang juga memimpin Asosiasi Klub Eropa (ECA), mengatakan butuh 'rasionalitas' tinggi saat biaya transfer pemain sudah tidak terkendali. "Pada waktu transfer Neymar terjadi, saya bertanya pada diri sendiri, apa yang yang lebih penting: Neymar atau Allianz Arena," kata Rummenigge kepada majalah Sport Bild, Rabu (9/8/2017).
"Saya harus mengatakan dengan jelas bahwa saya lebih memilih memiliki Allianz Arena yang lebih penting. Kami, sebagaimana Bayern Muenchen, harus memiliki filosofi yang berbeda," kata Rummenigge. "Secara keseluruhan, transfer Neymar bisa lebih mahal dari Arena."
Bayern meminjam dana 346 juta euro (Rp5,4 triliun) pada tahun 2005 untuk membangun stadion barunya di pinggiran kota dan melunasi pinjaman 25 tahun, 16 tahun lebih cepat pada tahun 2014.
Rekor transfer Bayern tercipta pada bulan Juni 2017 saat klub Bavaria itu merogoh 41,5 juta euro (Rp648 miliar) untuk menandatangani kontrak pemain timnas Prancis Corentin Tolisso.
"Kami tidak ingin melakukannya dan memang tidak dapat melakukannya (menghabiskan dana besar seperti PSG), dan itu bagus, itu juga dilihat sebagai cara yang benar oleh publik dan penggemar kami," kata Rummenigge.
PSG memboyong Neymar awal bulan ini dari Barcelona dengan memecahkan rekor dunia Rp3,4 triliun. Transfer tersebut menggandakan biaya rekor dunia sebelumnya yang dibayarkan saat Paul Pogba hengkang Agustus lalu dari Juventus ke Manchester United dengan nilai 105 juta euro. "FIFA, UEFA, ECA, liga, dan FIFpro harus membahas hal ini," kata Rummenigge.
"Saya pikir kita semua harus duduk di satu meja. Itu usulan saya, kita bisa menemukan peraturan yang lebih rasional untuk sepak bola secara keseluruhan. Jika tidak, publik tidak akan memahaminya lagi, penggemar akan kehilangan koneksi mereka."
(sha)