Preview Manchester United vs Man City: Kekuatan vs Keindahan
A
A
A
MANCHESTER - Merah versus Biru, peringkat 1 melawan posisi kedua, Jose Mourinho menjamu Pep Guardiola, jika sudah itu, apalagi yang harus dipertanyakan dari kualitas derby Manchester di Stadion Old Trafford, Minggu (10/12/2017) nanti malam.
Inilah pertarungan paling ditunggu pada pengujung 2017, Manchester United (MU) versus Manchester City (Man City). MU tim yang dianggap mengalalkan segala cara untuk meraih hasil positif, sedangkan Man City selalu bermain positif apapun hasilnya. Layaknya tesis versus antitesis, kekuatan melawan keindahan, pragmatisme menghadapi idialisme.
MU kini berada di peringkat 2 dan berjarak delapan poin dari The Citizens yang menempati puncak klasemen Liga Primer (43 poin). Dengan jarak yang cukup jauh tersebut, tidak ada pilihan bagi The Red Devils kecuali menundukkan Man City yang belum terkalahkan di ajang Liga Primer. Kekalahan hanya akan membuat jarak MU dengan Man City menjadi 11 poin dan itu artinya Mourinho akan gagal melanjutkan tren selalu memberi gelar liga pada musim kedua.
"Man City adalah tim bagus. Mereka bertahan dan bereaksi dengan baik saat kehilangan bola. Mereka memiliki dinamika baik saat menyerang, kreatif, punya pemain luar biasa, pelatih fantastis, dan banyak hal bagus lainnya," kata Mourinho, melempar pujian.
Namun, tak lupa Mou mengirim sindiran. Mantan pelatih Real Madrid itu berharap wasit lebih teliti saat memimpin laga nanti. Alasannya, pemain Man City mudah jatuh untuk meminta perhatian pengadil. "Jika Anda bertanya apa tidak saya suka, mereka mudah kehilangan keseimbangan, mereka jatuh jika tertiup semilir angin," ujarnya.
Lepas dari itu, Mou dituntut melakukan hal ekstra agar bisa meredam agresivitas lawan. Memiliki modal 40 laga kandang tak terkalahkan, bukan berarti Antonio Valencia dkk berhak berleha-leha. Kerja keras tetap dibutuhkan meski dari 174 pertemuan di kompetisi resmi, The Red Devils mengantongi 72 kemenangan dan "hanya" 50 kali kalah.
Salah satu yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana menghentikan The Citizens mencetak gol. Sudah 20 pertandingan pasukan Guardiola selalu menjebol gawang lawan. Terakhir kali mereka gagal melakukannya adalah saat melawan MU, April lalu.
Pasukan Guardiola juga menjadi tim paling produktif dengan 46 gol yang di lesakkan sepanjang musim ini. Produktivitas itu tak lepas dari penampilan gemilang Sergio Aguero, Leroy Sane, Raheem Sterling, dan Gabriel Jesus. Aguero dan Sterling sukses melesakkan 9 gol, Jesus 8 kali membobol gawang lawan, dan Sane 6 gol.
Dengan semua atribut ofensivitas The Citizens, jangan heran jika Mou akan memilih jalur parkir bus. Menumpuk pemain di belakang demi menghindari jadi objek bulan-bulanan tim tamu. Setidaknya, empat tim Huddersfield Town, Southampton, West Ham United, dan Shakhtar Donetsk memberi "tahu" bagai mana membuat Man City mati angin, sampai injury time.
Melawan Huddersfield, Man City butuh gol Silva pada menit ke-84 untuk mengunci kemenangan 2-1. Menghadapi Southampton bahkan butuh waktu menit ke-90 sebelum memastikan tiga poin dengan skor 2-1, sedangkan menjamu West Ham United, David Silva dkk baru bisa memastikan kemenangan pada menit ke-83.
Shakhtar lebih hebat lagi karena menjadi tim pertama yang mengalahkan 27 laga tak terkalahkan Man City musim ini. Keempat tim ini memiliki cara yang sama untuk meredam The Citizens, yaitu membuat penyerang sayap Man City tak bisa masuk ke kotak penalti. Selain menghentikan kreativitas Kevin de Bruyne dan Silva di lini tengah. "Sebenarnya kami kembar. Mereka ingin memenangi piala, kami juga," ujar Guardiola.
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menolak mengomentari sisi negatif rivalnya. Dia mengaku tidak pernah mengkritik pelatih lain hanya karena cara bermain. Dia tidak pernah melakukannya di masa lalu, dan tak akan melakukannya kapanpun. "Setiap manajer bermain seperti cara mereka bermain. Ada berbagai cara menikmati sepak bola. Sesederhana seperti itu," tandasnya.
Inilah pertarungan paling ditunggu pada pengujung 2017, Manchester United (MU) versus Manchester City (Man City). MU tim yang dianggap mengalalkan segala cara untuk meraih hasil positif, sedangkan Man City selalu bermain positif apapun hasilnya. Layaknya tesis versus antitesis, kekuatan melawan keindahan, pragmatisme menghadapi idialisme.
MU kini berada di peringkat 2 dan berjarak delapan poin dari The Citizens yang menempati puncak klasemen Liga Primer (43 poin). Dengan jarak yang cukup jauh tersebut, tidak ada pilihan bagi The Red Devils kecuali menundukkan Man City yang belum terkalahkan di ajang Liga Primer. Kekalahan hanya akan membuat jarak MU dengan Man City menjadi 11 poin dan itu artinya Mourinho akan gagal melanjutkan tren selalu memberi gelar liga pada musim kedua.
"Man City adalah tim bagus. Mereka bertahan dan bereaksi dengan baik saat kehilangan bola. Mereka memiliki dinamika baik saat menyerang, kreatif, punya pemain luar biasa, pelatih fantastis, dan banyak hal bagus lainnya," kata Mourinho, melempar pujian.
Namun, tak lupa Mou mengirim sindiran. Mantan pelatih Real Madrid itu berharap wasit lebih teliti saat memimpin laga nanti. Alasannya, pemain Man City mudah jatuh untuk meminta perhatian pengadil. "Jika Anda bertanya apa tidak saya suka, mereka mudah kehilangan keseimbangan, mereka jatuh jika tertiup semilir angin," ujarnya.
Lepas dari itu, Mou dituntut melakukan hal ekstra agar bisa meredam agresivitas lawan. Memiliki modal 40 laga kandang tak terkalahkan, bukan berarti Antonio Valencia dkk berhak berleha-leha. Kerja keras tetap dibutuhkan meski dari 174 pertemuan di kompetisi resmi, The Red Devils mengantongi 72 kemenangan dan "hanya" 50 kali kalah.
Salah satu yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana menghentikan The Citizens mencetak gol. Sudah 20 pertandingan pasukan Guardiola selalu menjebol gawang lawan. Terakhir kali mereka gagal melakukannya adalah saat melawan MU, April lalu.
Pasukan Guardiola juga menjadi tim paling produktif dengan 46 gol yang di lesakkan sepanjang musim ini. Produktivitas itu tak lepas dari penampilan gemilang Sergio Aguero, Leroy Sane, Raheem Sterling, dan Gabriel Jesus. Aguero dan Sterling sukses melesakkan 9 gol, Jesus 8 kali membobol gawang lawan, dan Sane 6 gol.
Dengan semua atribut ofensivitas The Citizens, jangan heran jika Mou akan memilih jalur parkir bus. Menumpuk pemain di belakang demi menghindari jadi objek bulan-bulanan tim tamu. Setidaknya, empat tim Huddersfield Town, Southampton, West Ham United, dan Shakhtar Donetsk memberi "tahu" bagai mana membuat Man City mati angin, sampai injury time.
Melawan Huddersfield, Man City butuh gol Silva pada menit ke-84 untuk mengunci kemenangan 2-1. Menghadapi Southampton bahkan butuh waktu menit ke-90 sebelum memastikan tiga poin dengan skor 2-1, sedangkan menjamu West Ham United, David Silva dkk baru bisa memastikan kemenangan pada menit ke-83.
Shakhtar lebih hebat lagi karena menjadi tim pertama yang mengalahkan 27 laga tak terkalahkan Man City musim ini. Keempat tim ini memiliki cara yang sama untuk meredam The Citizens, yaitu membuat penyerang sayap Man City tak bisa masuk ke kotak penalti. Selain menghentikan kreativitas Kevin de Bruyne dan Silva di lini tengah. "Sebenarnya kami kembar. Mereka ingin memenangi piala, kami juga," ujar Guardiola.
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menolak mengomentari sisi negatif rivalnya. Dia mengaku tidak pernah mengkritik pelatih lain hanya karena cara bermain. Dia tidak pernah melakukannya di masa lalu, dan tak akan melakukannya kapanpun. "Setiap manajer bermain seperti cara mereka bermain. Ada berbagai cara menikmati sepak bola. Sesederhana seperti itu," tandasnya.
(amm)