Menunggu Aksi Menawan The Old Guard untuk Blue Samurai

Kamis, 28 Juni 2018 - 13:25 WIB
Menunggu Aksi Menawan The Old Guard untuk Blue Samurai
Menunggu Aksi Menawan The Old Guard untuk Blue Samurai
A A A
GELANDANG serang Jepang Keisuke Honda pada masa emasnya adalah salah satu sniper paling mematikan. Tidak ada penjaga yang aman di set-piece saat dia mengambil eksekusi.

Sudut dan jarak tidak pernah menjadi penghalang bagi Honda. Gol selalu dalam jangkauan. Pendukung tim nasional Jepang memberikan gelar “Kaisar Keisuke” atas semua jasanya. Pemain yang sekarang berusia 32 tahun tersebut ikut dalam tiga Piala Dunia. Dimulai pada Piala Dunia 2010, 2014, dan 2018 yang digelar di Rusia. Tahun ini media dan fans memanggilnya sebagai Old Man karena menjadi salah satu pemain tertua di skuad Jepang. Di usianya sekarang, Honda memang tak lagi menjadi pilihan utama dalam starting line up Jepang.

Dua pertandingan awal mantan pemain CSKA Moskow tersebut dua kali pula menjadi pengganti Kagawa dan tak pernah tampil lebih dari 25 menit waktu normal. Pada laga perdana Grup H melawan Kolombia, Honda masuk pada menit ke-70, sedangkan pada pertandingan kedua menghadapi Senegal (72). Dua kesempatan singkat itu tak pernah disia-siakan Honda. Pada laga pertama pemain kelahiran 13 Juni 1986 itu memberikan satu assist pada gol penentu kemenangan atas Kolombia. Umpannya dari sisi kiri pertahanan Kolombia kepada Yoya Osaka mem buahkan gol kemenangan 2-1 sekaligus membalas kekalahan 1-4 pada Piala Dunia 2014. Peran lebih besar ditunjukkan Honda pada laga kedua meng hadapi Senegal.

Tertinggal 2-1, Honda hanya butuh waktu enam menit untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan sekaligus memuncaki klasemen Grup H. Gol tersebut membuat dia menciptakan sejarahdi Piala Dunia. Pertama , menjadi satu-satunya pemain yang menciptakan gol dan assist pada tiga Piala Dunia terakhir, 2010 dengan dua gol, 2014 (1), 2018(1). Kedua , Honda menjadi pemain keenam di dunia yang bisa menciptakan gol dan assist pada tiga Piala Dunia berbeda selain David Beckham, Asamoah Gyan, Grzegorz Lato, Rudi Voller, dan Arjen Robben sejak 1966. Ketiga , dia menjadi pemain Asia keempat yang menciptakan gol pada tiga Piala Dunia bersama Sami AlJaber (Arab Saudi), Park Ji-sung (Korea Selatan), dan Tim Cahill (Australia).

Keempat , dia menjadi satu-satunya pemain Jepang yang mencetak gol ke semua benua di dunia; Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, Ocenia, Asia, dan Afrika. Dalam sebuah tulisannya, Honda mengaku karier sepak bolanya tak lepas dari Pele. Saat berusia enam tahun ayahnya memanggil dan memintanya duduk di sebelahnya. “Keisuke, duduk sini! Ayah ingin kau melihat ini,” kata Hoda mengenang perkataan ayahnya. “Apa ini?” ujarnya, bertanya. “Pele,” kata sang ayah. Kenangan atas Pele yang membuat dia kemudian menyu kai sepak bola. Sekarang dia sudah menjadi salah satu pemain terbaik di Jepang seperti Pele di Brasil. “Ini Piala Dunia ketiga saya dan mungkin bisa menjadi yang terakhir. Jadi, saya ingin menikmati permainan bersama rekan satu tim,” tulisnya.

Nanti malam pada laga terakhir melawan Polandia, Honda bisa jadi penjaga asa Jepang melangkah ke babak 16 besar karena dia adalah The Old Guard untuk Blue Samurai.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2648 seconds (0.1#10.140)