Mengenang Kedigdayaan Tim Pelangi Prancis pada Piala Dunia 1998

Sabtu, 30 Juni 2018 - 13:01 WIB
Mengenang Kedigdayaan...
Mengenang Kedigdayaan Tim Pelangi Prancis pada Piala Dunia 1998
A A A
KAZAN - Pada Piala Dunia 1998, Prancis menjadi pusat perhatian. Bertindak sebagai tuan rumah, Les Bleus tampil begitu perkasa dan akhirnya merebut gelar juara. Kenangan itu yang kini menjadi motivasi selama berada di Rusia.

Diperkuat pemain bertalenta seperti kiper Fabien Barthez, Marcel Desailly, Lilian Thuram, Bixente Lizarazu, Patrick Vieira, Robert Pires, Christian Karembeu, Zinedine Zidane, Thierry Henry, dan David Trezeguet, Prancis nyaris tidak tersentuh. Prancis menyapu bersih laga penyisihan Grup C dengan sembilan gol dan sekali kebobolan. Lalu, melibas Paraguay 1-0 saat babak 16 besar dan menang adu penalti 4-3 atas Italia di perempat final. Mereka kemu dian mengalahkan Kroasia 2-1 di semifinal dan melumat Brasil 3-0 di final.

Kedigdayaan itu membuat Prancis sempat begitu ditakuti. Negeri Ayam Jantan bahkan disebut sebagai tim pelangi lantaran begitu melimpahnya pemain berkualitas dari berbagai etnis dan agama. Tapi, semua itu kini menjadi kenangan. Setelah itu performa Prancis mengalami penurunan. Mereka gagal total ketika Piala Dunia 2002 di Jepang/Korea Selatan. Asa sempat muncul saat Piala Dunia 2006 di Jerman. Mengandalkan sisa kekuatan laskar pelangi, Prancis mampu menembus final walau akhirnya gagal juara. Sekarang, Prancis tidak lagi diperkuat laskar pelangi yang hampir semuanya telah pensiun.

Namun, kekuatan yang sempat menakutkan itu belum sepenuhnya hilang. Berkat generasi baru, Prancis bisa kembali kompetitif. Catatan saat Piala Eropa 2016, meski hanya jadi finalis, menjadi bukti persepakbolaan Prancis telah keluar dari stagnasi. Di bawah asuhan Deschamps, Prancis kini mencoba merajut asa saat Piala Dunia 2018 di Rusia.

Bermain menyerang dengan skema 4-3-3, Deschamps bisa tenang dengan kehadiran Olivier Giroud dan Antoine Griezmann di lini depan. Keduanya mungkin mengingatkan publik kepada Trezeguet dan Henry. “Saya berharap bisa menaikkan lagi level permainan saat babak 16 besar,” ucap Griezmann, dilansir Skysport.

Belum lagi barisan pemain muda macam Ousmane Dembele, Thomas Lemar, dan Kylian Mbappe yang siap pamer kemampuan. Paul Pogba mungkin kurang bersinar di Manchester United. Tapi, itu karena kegagalan Jose Mourinho memaksimal kan potensinya di lini tengah. Ini berbeda dengan Deschamps. Dia akan sepenuhnya memanfaatkan kreativitas Pogba bersama Blaise Matuidi.

Lalu, ada N’Golo Kante yang bisa dijadikan penyeimbang antara lini tengah dan pertahanan. Ya, barisan tengah Prancis sekarang hampir mirip ketika eranya Zidane. Di barisan belakang, Raphael Varane (Real Madrid) dan Samuel Umtiti (Barcelona) menjadi pilihan menarik. Untuk penjaga gawang tentu saja Hugo Lloris.

Dengan deretan pemain bintang yang berada dalam masa keemasan, tidak ada alasan bagi Prancis untuk gagal lagi. Kekuatan baru itu akan diuji saat berjumpa Argentina pada babak 16 besar di Kazan Arena, nanti malam. Dengan komposisi pemain yang lengkap di setiap lini, Prancis diharapkan bisa meraih kemenangan dan melaju ke perempat final.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2045 seconds (0.1#10.140)