Kontroversi Bendera Merah Putih untuk Zohri hingga Absennya Wartawan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Lalu Muhammad Zohri dalam sekejap berhasil membius publik Indonesia dengan keberhasilannya meraih podium pertama pada Kejuaraan Dunia Atletik IAAF U-20 di Finlandia, Kamis (13/7/2018). Atlet asal Nusa Tenggara Barat itu menorehkan catatkan waktu 10,18 detik sekaligus memecahkan rekor nasional junior 100 meter putra yang tercatat atas namanya sendiri 10,25 detik dan mendekati rekornas senior 10,17 detik atas nama sprinter Suryo Agung Wibowo.
Kemarin, seluruh pemberitaan nasional hampir menyelipkan informasi mengenai keberhasilan Zohri mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Finlandia. Tapi kesuksesan atlet Lombok berdiri gagah di podium pertama ternyata masih menyisakan tanda tanya besar.
Ini berkaitan dengan bendera Merah Putih yang tidak terlihat saat Zohri melakukan selebrasi. Begitu pula saat foto bersama dengan dua atlet Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison. Lantas kemana bendera Merah Putih berada dan mengapa tidak ada seorang pun yang menyodorkannya kepada Zohri saat menyentuh garis finis?
Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman, akhirnya mengeluarkan pernyataan mengenai insiden keterlambatan bendera Merah Putih di Stadion Tampere, Finlandia. Dalam pernyataan resminya dia menjelaskan bahwa di area garis finis tersebut pelatih atau siapapun tidak bisa masuk ke lintasan atau arena lari untuk memberikan bendera.
Yang leluasa untuk berada di area tersebut hanyalah wartawan yang memiliki akses khusus. Wartawan TV Amerika Serikat misalnya. Mereka selalu membawa bendera Negeri Paman Sam setiap kali melakukan peliputan olahraga atletik ini. (Baca juga: Presiden Jokowi Minta Menteri PUPR Renovasi Rumah Zohri di Lombok )
Amerika Serikat memang sengaja mengirimkan media mereka untuk siap meliput di garis finis dan ketika ada atlet yang menyentuh garis finis, maka wartawan dengan spontan memberikan bendera. Ini yang tidak dilakukan Indonesia. Pasalnya, tidak ada satu pun wartawan dari Tanah Air yang melakukan peliputan di kejuaraan ini.
"Amerika Serikat sangat banyak media mereka yang siap meliput di garis finish. Mereka juga bawa-bawa bendera mereka karena mereka yakin Amerika Serikat selalu menang di sprint 100 m. Media Indonesia satupun tidak ada yang hadir. Jadi tidak ada Media kita yang meliput di garis finis. Sementara para Pelatih duduk di Tribun, tidak boleh masuk ke area lari," jelas Wiwiek.
"KBRI mengawal Tim PB PASI sendirian. Disamping itu, prosesi resmi pengalungan medali jam 5 sore (12/7) waktu setempat, bukan malam tanggal (11/7). Dengan dampak banyak yang harus disiapkan KBRI untuk prosesi sore (12/7) ini. Kaset Indonesia Raya, pendampingan wawancara media IAAF World U20 Championship, dll. Pelatih2 PB PASI sendiri juga menyatakan bahwa tidak ada pakem/aturan uutuk memberikan bendera di garis finish," jelasnya.
Lalu mengapa bendera merah putih tidak berkibar di Stadion Tampere saat pengalungan medali? Wiwiek menuturkan saat pengalungan medali juara dunia tidak akan ada pengibaran bendera Merah Putih karena semua dilakukan melalui Digital.
"Negara-negara lain yang juara dunia juga tidak ada penaikan bendera negaranya, semua bendera Digital yang ditayangkan. Hanya lagu kebangsaan juara-juara dunia termasuk Indonesia Raya yang dikumandangkan di Tampere Stadion. Takutnya ada pemikiran salah lagi dari teman-teman di Jakarta seolah-olah KBRI tidak punya bendera," tuturnya.
Kemarin, seluruh pemberitaan nasional hampir menyelipkan informasi mengenai keberhasilan Zohri mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Finlandia. Tapi kesuksesan atlet Lombok berdiri gagah di podium pertama ternyata masih menyisakan tanda tanya besar.
Ini berkaitan dengan bendera Merah Putih yang tidak terlihat saat Zohri melakukan selebrasi. Begitu pula saat foto bersama dengan dua atlet Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison. Lantas kemana bendera Merah Putih berada dan mengapa tidak ada seorang pun yang menyodorkannya kepada Zohri saat menyentuh garis finis?
Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman, akhirnya mengeluarkan pernyataan mengenai insiden keterlambatan bendera Merah Putih di Stadion Tampere, Finlandia. Dalam pernyataan resminya dia menjelaskan bahwa di area garis finis tersebut pelatih atau siapapun tidak bisa masuk ke lintasan atau arena lari untuk memberikan bendera.
Yang leluasa untuk berada di area tersebut hanyalah wartawan yang memiliki akses khusus. Wartawan TV Amerika Serikat misalnya. Mereka selalu membawa bendera Negeri Paman Sam setiap kali melakukan peliputan olahraga atletik ini. (Baca juga: Presiden Jokowi Minta Menteri PUPR Renovasi Rumah Zohri di Lombok )
Amerika Serikat memang sengaja mengirimkan media mereka untuk siap meliput di garis finis dan ketika ada atlet yang menyentuh garis finis, maka wartawan dengan spontan memberikan bendera. Ini yang tidak dilakukan Indonesia. Pasalnya, tidak ada satu pun wartawan dari Tanah Air yang melakukan peliputan di kejuaraan ini.
"Amerika Serikat sangat banyak media mereka yang siap meliput di garis finish. Mereka juga bawa-bawa bendera mereka karena mereka yakin Amerika Serikat selalu menang di sprint 100 m. Media Indonesia satupun tidak ada yang hadir. Jadi tidak ada Media kita yang meliput di garis finis. Sementara para Pelatih duduk di Tribun, tidak boleh masuk ke area lari," jelas Wiwiek.
"KBRI mengawal Tim PB PASI sendirian. Disamping itu, prosesi resmi pengalungan medali jam 5 sore (12/7) waktu setempat, bukan malam tanggal (11/7). Dengan dampak banyak yang harus disiapkan KBRI untuk prosesi sore (12/7) ini. Kaset Indonesia Raya, pendampingan wawancara media IAAF World U20 Championship, dll. Pelatih2 PB PASI sendiri juga menyatakan bahwa tidak ada pakem/aturan uutuk memberikan bendera di garis finish," jelasnya.
Lalu mengapa bendera merah putih tidak berkibar di Stadion Tampere saat pengalungan medali? Wiwiek menuturkan saat pengalungan medali juara dunia tidak akan ada pengibaran bendera Merah Putih karena semua dilakukan melalui Digital.
"Negara-negara lain yang juara dunia juga tidak ada penaikan bendera negaranya, semua bendera Digital yang ditayangkan. Hanya lagu kebangsaan juara-juara dunia termasuk Indonesia Raya yang dikumandangkan di Tampere Stadion. Takutnya ada pemikiran salah lagi dari teman-teman di Jakarta seolah-olah KBRI tidak punya bendera," tuturnya.
(bbk)