Prancis Fokus Hentikan Serangan
A
A
A
MOSKOW - Saat di Tottenham Hotspur, kiper Prancis Hugo Lloris tidak menjalani latihan yang berbeda dari bek, gelandang, dan striker.
Dia berlatih mengoper bola hingga juggling. Namun, karakter itu dihapus dan diubah di Les Bleus. Lloris beradaptasi cukup lama untuk dapat menerapkan sistem itu. Dengan filosofi baru bahwa sepak bola di main kan 11 pemain, peran kiper dianggap sangat penting untuk membangun serangan dari belakang. Mereka tidak di bedakan dengan pemain lain.
Bagaimanapun, Pelatih Prancis Didier Deschamps memiliki pendekatan yang berbeda. Dia ingin Lloris sepenuhnya menjadi penjaga gawang. “Di Tottenham, saya diminta mengambil risiko untuk menguasai bola. Tapi, Deschamps ingin sebaliknya,” kata Lloris, dikutip wsj.com.
Pada setiap babak gugur Piala Dunia 2018, penguasaan bola Prancis lebih sedikit dibandingkan tim lawan, mulai dari Belgia hingga Argentina. Les Bleus lebih memilih melakukan tekanan langsung atau serangan balik cepat sehingga tim lawan tidak memiliki waktu untuk berpikir.
Dengan demikian, keterlibatan Lloris sangat kecil. Namun, dia melakukan 11 penyelamatan, hampir semuanya menentukan kemenangan Prancis. Dalam pertandingan menegangkan melawan Uruguay pada babak perempat final, Lloris juga sukses menyelamatkan gawang Les Bleus .
“Saya harus siap dan sigap ketika dibutuhkan,” kata Lloris. Kiper bergaji 4,56 juta euro per tahun itu (2012) juga menyelamatkan Prancis dari ancaman serangan Belgia. Dia melakukan penyelamatan kelas dunia dengan menepis tembakan melengkung Toby Alderweireld.
Mantan kiper Kolombia Faryd Mondragon pun mengakui dan memuji performa Lloris di Rusia. Dia bahkan mengatakan, Lloris merupakan salah satu kiper terbaik pada Piala Dunia 2018 bersama penjaga gawang Belgia Thibaut Courtois, Danijel Subasic (Kroasia), dan Jordan Pickford (Inggris).
“Saya pikir Lloris menunjukkan performa yang memukau pada turnamen kali ini,” kata Mondragon, dikutip fourfourtwo.com. Sementara itu, kiper Jerman Manuel Neuer disebut sebagai salah satu yang terburuk. Pasalnya, dia terlalu sering keluar dari kotak penalti atau jauh dari gawang.
Menurut Lloris, Neuer sudah tampil baik. Hanya, dia mungkin diminta untuk turut menjadi pemain ke-11 seperti yang diusung filosofi sepak bola modern. Neuer keluar gawang lebih dari 60 meter saat gawangnya berhasil dibobol penyerang Korea Selatan Son Heungmin. “Kalian akan sering melihat hal seperti itu karena pelatih meminta kiper menjadi pemain ke-11 di lapangan.
Di Tottenham, saya juga diminta ikut membangun serangan. Risiko dan tanggung jawabnya besar. Kami terkadang melakukan kesalahan,” kata Lloris. Risiko itulah yang diwanti-wanti Deschamps.
Menurutnya, kiper yang bermain di luar kotak penalti, di mana dia tidak akan bisa menggunakan tangannya, sama seperti superhero tanpa kekuatan. Karena itu, tak heran jika dia meminta Lloris lebih fokus menghentikan serangan.
Dia berlatih mengoper bola hingga juggling. Namun, karakter itu dihapus dan diubah di Les Bleus. Lloris beradaptasi cukup lama untuk dapat menerapkan sistem itu. Dengan filosofi baru bahwa sepak bola di main kan 11 pemain, peran kiper dianggap sangat penting untuk membangun serangan dari belakang. Mereka tidak di bedakan dengan pemain lain.
Bagaimanapun, Pelatih Prancis Didier Deschamps memiliki pendekatan yang berbeda. Dia ingin Lloris sepenuhnya menjadi penjaga gawang. “Di Tottenham, saya diminta mengambil risiko untuk menguasai bola. Tapi, Deschamps ingin sebaliknya,” kata Lloris, dikutip wsj.com.
Pada setiap babak gugur Piala Dunia 2018, penguasaan bola Prancis lebih sedikit dibandingkan tim lawan, mulai dari Belgia hingga Argentina. Les Bleus lebih memilih melakukan tekanan langsung atau serangan balik cepat sehingga tim lawan tidak memiliki waktu untuk berpikir.
Dengan demikian, keterlibatan Lloris sangat kecil. Namun, dia melakukan 11 penyelamatan, hampir semuanya menentukan kemenangan Prancis. Dalam pertandingan menegangkan melawan Uruguay pada babak perempat final, Lloris juga sukses menyelamatkan gawang Les Bleus .
“Saya harus siap dan sigap ketika dibutuhkan,” kata Lloris. Kiper bergaji 4,56 juta euro per tahun itu (2012) juga menyelamatkan Prancis dari ancaman serangan Belgia. Dia melakukan penyelamatan kelas dunia dengan menepis tembakan melengkung Toby Alderweireld.
Mantan kiper Kolombia Faryd Mondragon pun mengakui dan memuji performa Lloris di Rusia. Dia bahkan mengatakan, Lloris merupakan salah satu kiper terbaik pada Piala Dunia 2018 bersama penjaga gawang Belgia Thibaut Courtois, Danijel Subasic (Kroasia), dan Jordan Pickford (Inggris).
“Saya pikir Lloris menunjukkan performa yang memukau pada turnamen kali ini,” kata Mondragon, dikutip fourfourtwo.com. Sementara itu, kiper Jerman Manuel Neuer disebut sebagai salah satu yang terburuk. Pasalnya, dia terlalu sering keluar dari kotak penalti atau jauh dari gawang.
Menurut Lloris, Neuer sudah tampil baik. Hanya, dia mungkin diminta untuk turut menjadi pemain ke-11 seperti yang diusung filosofi sepak bola modern. Neuer keluar gawang lebih dari 60 meter saat gawangnya berhasil dibobol penyerang Korea Selatan Son Heungmin. “Kalian akan sering melihat hal seperti itu karena pelatih meminta kiper menjadi pemain ke-11 di lapangan.
Di Tottenham, saya juga diminta ikut membangun serangan. Risiko dan tanggung jawabnya besar. Kami terkadang melakukan kesalahan,” kata Lloris. Risiko itulah yang diwanti-wanti Deschamps.
Menurutnya, kiper yang bermain di luar kotak penalti, di mana dia tidak akan bisa menggunakan tangannya, sama seperti superhero tanpa kekuatan. Karena itu, tak heran jika dia meminta Lloris lebih fokus menghentikan serangan.
(don)