Juarai Piala Dunia 2018 Jadi Modal Masa Depan
A
A
A
MOSKOW - Modal berharga didapatkan Prancis setelah berhasil membawa pulang gelar Piala Dunia 2018. Keberhasilan itu diyakini menjadi awal bagi Les Bleus untuk merajai turnamen besar sepak bola berikutnya.
Prancis ditahbiskan sebagai tim terbaik sejagat setelah mengalahkan Kroasia 4-2 pada partai final di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu (15/7). Meski membawa skuad muda, tim Ayam Jantan bisa mematahkan prediksi. Ini membuat armada Didier Deschamps dianggap punya masa depan cerah. Skuad bertalenta merupakan alasan utamanya.
Di Piala Dunia 2018, Prancis membawa 14 pemain yang minim pengalaman internasional, yakni Benjamin Pavard, 22; Presnel Kimpembele, 22; Samuel Umtiti, 24; dan Thomas Lemar, 22. Lalu, ada Kylian Mbappe, 19; Ousmane Dembele, 21;, Corentin Tolisso, 23; Nabil Fekir, 24; Djibril Sidibe, 25; Florian Thau vin, 25; Lucas Hernandez, 22; Ben - jamin Mendy, 23; N’Golo Kante, 27; hingga Alphonse Areola 25.
Walau minim pengalaman, khususnya di pentas Piala Dunia, performa mereka terbukti melampaui ekspektasi. Beberapa dari mereka seperti Mbappe, Pavard, Hernandez, dan Kante bahkan berkontribusi besar atas keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. Semua itu ternyata tidak membuat Deschamps terkejut. Pelatih berusia 49 tahun tersebut mengatakan bahwa pemain yang dibawanya ke Rusia memang mempunyai kematangan dari sisi mentalitas, meski masih muda.
“Bakat saja tidak cukup. Anda membutuhkan aspek psikologis dan mental. Terkadang saya bersikap keras terhadap mereka. Tapi, saya melakukannya demi kebaikan. Mereka mendengarkan semua instruksi yang saya berikan,” kata Deschamps, dilansir Reuters.
Deschamps mengungkapkan semua itu merupakan faktor di balik mencuatnya Prancis sepanjang Piala Dunia 2018, termasuk di laga final. Meski tidak dominan dalam penguasaan bola, tim Ayam Jantan menundukkan Kroasia 4-2 dengan permainan efektif, energik, disiplin, dan klinis.
“Kebanggaan terbesar saya adalah para pemain menunjukkan sikap yang benar. Performa kami melawan Kroasia tidak sempurna. Kami tidak melakukan semuanya dengan tepat. Tapi, kami memiliki kualitas dan psikologis yang sangat menentukan gelar juara. Kami mencetak empat gol dan layak menang,” ujar Deschamps.
Berhasil membawa pulang Piala Dunia kedua setelah 1998 membuat ekspektasi terhadap Prancis melambung. Dengan 14 pemain muda plus punggawa kunci seperti Pogba, 25; Antoine Griezmann, 27; Raphael Varane, 25, dan Hugo Lloris, 31, Prancis di yakini bakal terus berkembang sehingga mampu berbicara banyak dalam beberapa tahun ke depan.
Prancis kini ditantang menyamai pencapaian saat mengawinkan Piala Dunia (1998) dan Piala Eropa (2000). Torehan lebih hebat juga pernah dilakukan Spanyol dengan meraih Piala Eropa (2008, 2012), Piala Dunia (2010). Beratnya tantangan yang akan menghadang di masa depan tidak membuat Deschamps cemas.
Mantan nakhoda Olympique de Marseille itu menganggap gelar juara Piala Dunia 2018 telah meningkatkan kepercayaan diri dan memotivasi pasukannya untuk meraih kesuksesan lebih besar di masa mendatang. “Seluruh 23 pemain Prancis saat ini akan selalu dikaitkan selamanya, apa pun yang akan terjadi,” tutur Deschamps.
Prancis ditahbiskan sebagai tim terbaik sejagat setelah mengalahkan Kroasia 4-2 pada partai final di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu (15/7). Meski membawa skuad muda, tim Ayam Jantan bisa mematahkan prediksi. Ini membuat armada Didier Deschamps dianggap punya masa depan cerah. Skuad bertalenta merupakan alasan utamanya.
Di Piala Dunia 2018, Prancis membawa 14 pemain yang minim pengalaman internasional, yakni Benjamin Pavard, 22; Presnel Kimpembele, 22; Samuel Umtiti, 24; dan Thomas Lemar, 22. Lalu, ada Kylian Mbappe, 19; Ousmane Dembele, 21;, Corentin Tolisso, 23; Nabil Fekir, 24; Djibril Sidibe, 25; Florian Thau vin, 25; Lucas Hernandez, 22; Ben - jamin Mendy, 23; N’Golo Kante, 27; hingga Alphonse Areola 25.
Walau minim pengalaman, khususnya di pentas Piala Dunia, performa mereka terbukti melampaui ekspektasi. Beberapa dari mereka seperti Mbappe, Pavard, Hernandez, dan Kante bahkan berkontribusi besar atas keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. Semua itu ternyata tidak membuat Deschamps terkejut. Pelatih berusia 49 tahun tersebut mengatakan bahwa pemain yang dibawanya ke Rusia memang mempunyai kematangan dari sisi mentalitas, meski masih muda.
“Bakat saja tidak cukup. Anda membutuhkan aspek psikologis dan mental. Terkadang saya bersikap keras terhadap mereka. Tapi, saya melakukannya demi kebaikan. Mereka mendengarkan semua instruksi yang saya berikan,” kata Deschamps, dilansir Reuters.
Deschamps mengungkapkan semua itu merupakan faktor di balik mencuatnya Prancis sepanjang Piala Dunia 2018, termasuk di laga final. Meski tidak dominan dalam penguasaan bola, tim Ayam Jantan menundukkan Kroasia 4-2 dengan permainan efektif, energik, disiplin, dan klinis.
“Kebanggaan terbesar saya adalah para pemain menunjukkan sikap yang benar. Performa kami melawan Kroasia tidak sempurna. Kami tidak melakukan semuanya dengan tepat. Tapi, kami memiliki kualitas dan psikologis yang sangat menentukan gelar juara. Kami mencetak empat gol dan layak menang,” ujar Deschamps.
Berhasil membawa pulang Piala Dunia kedua setelah 1998 membuat ekspektasi terhadap Prancis melambung. Dengan 14 pemain muda plus punggawa kunci seperti Pogba, 25; Antoine Griezmann, 27; Raphael Varane, 25, dan Hugo Lloris, 31, Prancis di yakini bakal terus berkembang sehingga mampu berbicara banyak dalam beberapa tahun ke depan.
Prancis kini ditantang menyamai pencapaian saat mengawinkan Piala Dunia (1998) dan Piala Eropa (2000). Torehan lebih hebat juga pernah dilakukan Spanyol dengan meraih Piala Eropa (2008, 2012), Piala Dunia (2010). Beratnya tantangan yang akan menghadang di masa depan tidak membuat Deschamps cemas.
Mantan nakhoda Olympique de Marseille itu menganggap gelar juara Piala Dunia 2018 telah meningkatkan kepercayaan diri dan memotivasi pasukannya untuk meraih kesuksesan lebih besar di masa mendatang. “Seluruh 23 pemain Prancis saat ini akan selalu dikaitkan selamanya, apa pun yang akan terjadi,” tutur Deschamps.
(don)