Logika Bisnis Cristiano Ronaldo
A
A
A
PHILADELPHIA - Langkah Juventus mendatangkan megabintang Cristiano Ronaldo bukan tanpa kalkulasi matang. Menjadi pembelian termahal sepanjang sejarah klub, kehadiran Ronaldo bukan sekadar hitungan matematis di atas lapangan. Betul bahwa Juve kesulitan mendapatkan gelar di level Liga Champions setelah dalam empat tahun terakhir berhasil menembus final. Nah, banyak menganggap jika pemain yang biasa dipanggil CR7 tersebut bisa mengubah peruntungan I Bianconeri di kompetisi tertinggi Eropa tersebut.“Dia pemain yang mempertajam keseimbangan tim dan bisa membantu Juventus memenangkan Liga Champions,” kata mantan gelandang Juve Andrea Pirlo, dikutip Football-Italia. Pirlo tak salah. Setidaknya, dari sisi jumlah trofi Liga Champions, koleksi CR7 lebih banyak dibandingkan Juve. CR7 memiliki lima gelar, sedangkan Juve hanya punya dua trofi di lemari.
Wajar jika memunculkan anggapan Juve butuh tuah pemain asal Portugal tersebut demi mengangkat trofi yang terakhir diraih pada 1996. “Ronaldo dapat memberikan tambahan kekuatan yang dibutuhkan Juventus,” ujarnya. Tapi, ada hitungan yang lebih njelimet di luar ambisi Liga Champions, apa lagi kalau bukan bisnis. Juve yang biasanya pelit dalam bursa transfer, rela merogoh dana sampai lebih dari 100 juta euro demi memboyong pemain yang sudah berusia 33 tahun. Usia yang tidak muda lagi untuk pemain depan. Dengan durasi kontrak empat tahun, mantan pemain Manchester United itu akan berada di Turin sampai usia 37 tahun.
Jika acuannya kemampuan teknis, berat mengharapkan kepada pemain yang sudah memasuki usia renta. Tapi, jika dari image bisnis, CR7 adalah tambang uang. Sisi ini yang bisa dieksploitasi dari CR7, meski sudah tak muda. Juve bisa mengguna kan image CR7 untuk melakukan penetrasi pasar penggemar yang selama ini belum bisa mereka sentuh. Kemungkinan itu bisa dilihat dari rilis Perusahaan Konsultasi, KPMG, berjudul, ‘Dari Madrid ke Turin: Ronaldo Economics’, analisis dampak ekonomi langkah Cristiano Ronaldo ke Juventus. Laporan tersebut menyimpulkan Juve memiliki peluang pertumbuhan dari sponsor dari merchandising untuk menambang uang.
KPMG memprediksi pendapatan komersial Juve bisa mencapai 195 dan 220 juta euro dalam dua hingga tiga tahun jika bisa memaksimalkan potensi kedatangan CR7. “Selain dampak ekonomi langsung, Cristiano Ronaldo tidak diragukan lagi akan memberikan efek besar terhadap merek Juventus dan paparan media sosial di negara-negara di mana Juventus belum memiliki merek kuat, tapi Ronaldo memiliki visibilitas yang besar,” tulis KPMG, dalam laporannya. Penetrasi media sosial CR7 di Asia, Amerika Selatan dan Tengah, serta AS lebih besar dibandingkan Juve. Kondisi itu bisa membuat Juve menciptakan merek lebih global yang, pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan lebih tinggi untuk klub sepanjang CR7 di sana.
Bahkan, laporan terakhir menyebutkan jika jersey CR7 sudah terjual. KPMG mendasarkan penelitian berdasarkan pengikut mereka di media sosial Facebook. Di negara-negara tersebut, pengikut Ronaldo lebih banyak dibandingkan Juve. Indonesia, misalnya. Saat Juve hanya memiliki 2,5 juta pengikut, follower CR7 mencapai 9,8 juta. Di Malaysia, Juve 0,2 juta, CR7 memiliki 2,6 juta pengikut meski, lanjut laporan tersebut, I Bianconeri belum akan melihat dampak positif besar dari akuisisi CR7 pada musim pertama.
“Aspek positif yang disorot dalam la por an hanyalah satu sisi mata uang. Sisi lain, yang harus di per hitung kan untuk memberikan analisis lengkap, termasuk risiko yang akan dialami Juventus FC de ngan mengejar investasi yang mem berat kan tersebut,” tutur Andrea Sartori, Kepala Olahraga Global KPMG.
Wajar jika memunculkan anggapan Juve butuh tuah pemain asal Portugal tersebut demi mengangkat trofi yang terakhir diraih pada 1996. “Ronaldo dapat memberikan tambahan kekuatan yang dibutuhkan Juventus,” ujarnya. Tapi, ada hitungan yang lebih njelimet di luar ambisi Liga Champions, apa lagi kalau bukan bisnis. Juve yang biasanya pelit dalam bursa transfer, rela merogoh dana sampai lebih dari 100 juta euro demi memboyong pemain yang sudah berusia 33 tahun. Usia yang tidak muda lagi untuk pemain depan. Dengan durasi kontrak empat tahun, mantan pemain Manchester United itu akan berada di Turin sampai usia 37 tahun.
Jika acuannya kemampuan teknis, berat mengharapkan kepada pemain yang sudah memasuki usia renta. Tapi, jika dari image bisnis, CR7 adalah tambang uang. Sisi ini yang bisa dieksploitasi dari CR7, meski sudah tak muda. Juve bisa mengguna kan image CR7 untuk melakukan penetrasi pasar penggemar yang selama ini belum bisa mereka sentuh. Kemungkinan itu bisa dilihat dari rilis Perusahaan Konsultasi, KPMG, berjudul, ‘Dari Madrid ke Turin: Ronaldo Economics’, analisis dampak ekonomi langkah Cristiano Ronaldo ke Juventus. Laporan tersebut menyimpulkan Juve memiliki peluang pertumbuhan dari sponsor dari merchandising untuk menambang uang.
KPMG memprediksi pendapatan komersial Juve bisa mencapai 195 dan 220 juta euro dalam dua hingga tiga tahun jika bisa memaksimalkan potensi kedatangan CR7. “Selain dampak ekonomi langsung, Cristiano Ronaldo tidak diragukan lagi akan memberikan efek besar terhadap merek Juventus dan paparan media sosial di negara-negara di mana Juventus belum memiliki merek kuat, tapi Ronaldo memiliki visibilitas yang besar,” tulis KPMG, dalam laporannya. Penetrasi media sosial CR7 di Asia, Amerika Selatan dan Tengah, serta AS lebih besar dibandingkan Juve. Kondisi itu bisa membuat Juve menciptakan merek lebih global yang, pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan lebih tinggi untuk klub sepanjang CR7 di sana.
Bahkan, laporan terakhir menyebutkan jika jersey CR7 sudah terjual. KPMG mendasarkan penelitian berdasarkan pengikut mereka di media sosial Facebook. Di negara-negara tersebut, pengikut Ronaldo lebih banyak dibandingkan Juve. Indonesia, misalnya. Saat Juve hanya memiliki 2,5 juta pengikut, follower CR7 mencapai 9,8 juta. Di Malaysia, Juve 0,2 juta, CR7 memiliki 2,6 juta pengikut meski, lanjut laporan tersebut, I Bianconeri belum akan melihat dampak positif besar dari akuisisi CR7 pada musim pertama.
“Aspek positif yang disorot dalam la por an hanyalah satu sisi mata uang. Sisi lain, yang harus di per hitung kan untuk memberikan analisis lengkap, termasuk risiko yang akan dialami Juventus FC de ngan mengejar investasi yang mem berat kan tersebut,” tutur Andrea Sartori, Kepala Olahraga Global KPMG.
(don)