Tenis Sumbang Medali Emas, Penantian 16 Tahun Berakhir
A
A
A
PALEMBANG - Cabang tenis lapangan membuat kejutan besar dengan menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia.
Pasangan ganda campuran Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi mengibarkan bendera Merah Putih setelah mengalahkan Sonchat Ratiwatana/Luksika Kumkhum di lapangan tenis JSC, Palembang, kemarin.
Christopher/Aldila berhasil memupus ambisi pasangan Thailand tersebut setelah menang 6-4, 7-5, 10-7. Inilah emas pertama Indonesia dari cabang tenis lapangan sejak 2002. Saat itu, Indonesia mendapatkan medali melalui nomor beregu putri.
Tim Indonesia yang diperkuat Liza Andriyani, Wynne Prakusya, Wukirasih Sawondari, dan Angelique Widjaja menjadi kontingen terakhir dari tenis yang memberikan emas setelah menundukkan tim beregu putri Jepang.
Selain itu, keduanya menjadi pasangan campuran kedua setelah Yayuk Basuki/Hary Suharyadi yang mendapatkan emas sepanjang sejarah partisipasi Indonesia di Asian Games. Di Asian Games 1990, ganda Yayuk/Hary mengalahkan pasangan Korea Selatan Yoo Jin-sun/Kim Il-soon.
“Kami senang bisa mengakhiri paceklik di Asian Games setelah sekian tahun tanpa medali. Namun, hari ini kami bangga karena saya dan Aldila bisa menyumbangkan medali,” kata Christopher, setelah pertandingan. Laga final berlangsung ketat sejak game pertama.
Penampilan agresif Christopher ditambah permainan stabil Aldila di baseline membuat keduanya bisa melewati periode sulit. Sempat tertinggal, ganda campuran Indonesia tersebut meraih empat poin secara beruntun. Puncaknya, keduanya sukses mengunci game pertama dengan kemenangan Indonesia 6-4.
Memenangkan game pertama tak membuat pertarungan di game kedua lebih mudah untuk Chris topher/Aldila. Permainan agresif Christopher sudah diantisipasi dengan baik oleh pasangan Sonchat/Luksika sehingga dominasi Indonesia bisa direduksi.
Sonchat/Luksika unggul 3-2 sebelum kemudian memenangkan game kedua dengan skor 7-5 sehingga laga dilanjutkan ke super tie break. Kondisi Luksika yang mendapat perawatan karena bola mengenai mata tak membuat penampilan pasangan Thailand itu mengendur.
Mereka masih sempat memperlebar keunggulan. Beruntung Christo/Aldila yang tampil lebih siap mampu mengendalikan permainan dan memenangkan pertandingan dengan skor 10-7. “Strategi saya bermain lepas dari awal. Saya di depan net, Aldila di baseline sampai tadi final.
Strategi berjalan baik, tapi sempat kecolongan di set kedua,” tandasnya. Kalungan medali emas ini tentu saja di luar dugaan karena awalnya tenis hanya ditargetkan medali perunggu. Namun, dilihat dari sejarah, cabang tenis sebenarnya menjadi salah satu cabang yang rutin menyumbang medali untuk Indonesia di Asian Games.
“Saya sangat senang karena saya dan Aldila telah membuktikan bahwa olahraga tenis memang layak bersaing dengan cabang lain,” tandas Christopher. Setidaknya, sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di event olahraga terbesar Asia itu, tenis sudah memberikan 14 emas, 5 perak, dan 21 perunggu.
“Kesulitannya mungkin petenis putrinya kuat. Peringkat tunggal dan dobelnya juga bagus. Tapi, kami mencoba memberikan yang terbaik dan akhirnya bisa merebut kemenangan,” tandas Aldila.
Pasangan ganda campuran Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi mengibarkan bendera Merah Putih setelah mengalahkan Sonchat Ratiwatana/Luksika Kumkhum di lapangan tenis JSC, Palembang, kemarin.
Christopher/Aldila berhasil memupus ambisi pasangan Thailand tersebut setelah menang 6-4, 7-5, 10-7. Inilah emas pertama Indonesia dari cabang tenis lapangan sejak 2002. Saat itu, Indonesia mendapatkan medali melalui nomor beregu putri.
Tim Indonesia yang diperkuat Liza Andriyani, Wynne Prakusya, Wukirasih Sawondari, dan Angelique Widjaja menjadi kontingen terakhir dari tenis yang memberikan emas setelah menundukkan tim beregu putri Jepang.
Selain itu, keduanya menjadi pasangan campuran kedua setelah Yayuk Basuki/Hary Suharyadi yang mendapatkan emas sepanjang sejarah partisipasi Indonesia di Asian Games. Di Asian Games 1990, ganda Yayuk/Hary mengalahkan pasangan Korea Selatan Yoo Jin-sun/Kim Il-soon.
“Kami senang bisa mengakhiri paceklik di Asian Games setelah sekian tahun tanpa medali. Namun, hari ini kami bangga karena saya dan Aldila bisa menyumbangkan medali,” kata Christopher, setelah pertandingan. Laga final berlangsung ketat sejak game pertama.
Penampilan agresif Christopher ditambah permainan stabil Aldila di baseline membuat keduanya bisa melewati periode sulit. Sempat tertinggal, ganda campuran Indonesia tersebut meraih empat poin secara beruntun. Puncaknya, keduanya sukses mengunci game pertama dengan kemenangan Indonesia 6-4.
Memenangkan game pertama tak membuat pertarungan di game kedua lebih mudah untuk Chris topher/Aldila. Permainan agresif Christopher sudah diantisipasi dengan baik oleh pasangan Sonchat/Luksika sehingga dominasi Indonesia bisa direduksi.
Sonchat/Luksika unggul 3-2 sebelum kemudian memenangkan game kedua dengan skor 7-5 sehingga laga dilanjutkan ke super tie break. Kondisi Luksika yang mendapat perawatan karena bola mengenai mata tak membuat penampilan pasangan Thailand itu mengendur.
Mereka masih sempat memperlebar keunggulan. Beruntung Christo/Aldila yang tampil lebih siap mampu mengendalikan permainan dan memenangkan pertandingan dengan skor 10-7. “Strategi saya bermain lepas dari awal. Saya di depan net, Aldila di baseline sampai tadi final.
Strategi berjalan baik, tapi sempat kecolongan di set kedua,” tandasnya. Kalungan medali emas ini tentu saja di luar dugaan karena awalnya tenis hanya ditargetkan medali perunggu. Namun, dilihat dari sejarah, cabang tenis sebenarnya menjadi salah satu cabang yang rutin menyumbang medali untuk Indonesia di Asian Games.
“Saya sangat senang karena saya dan Aldila telah membuktikan bahwa olahraga tenis memang layak bersaing dengan cabang lain,” tandas Christopher. Setidaknya, sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di event olahraga terbesar Asia itu, tenis sudah memberikan 14 emas, 5 perak, dan 21 perunggu.
“Kesulitannya mungkin petenis putrinya kuat. Peringkat tunggal dan dobelnya juga bagus. Tapi, kami mencoba memberikan yang terbaik dan akhirnya bisa merebut kemenangan,” tandas Aldila.
(don)