Telunjuk Serena Williams dan Dukungan Djokovic
A
A
A
NEW YORK - Perayaan juara Grand Slam AS Terbuka 2018 menjadi peristiwa yang sulit terlupa. Ini berkaitan dengan selebrasi pemenang yang diraih Naomi Osaka (putri) dan Novak Djokovic (putra)
Osaka menggarisbawahi namanya dalam daftar buku sejarah sebagai petenis Jepang pertama yang menyabet gelar di AS Terbuka dan turnamen grand slam usai mengalahkan Serena Williams di final dengan dua set langsung 6-2, 6-4 dalam waktu 79 menit. Bukannya tersenyum, justru tangisan dan rasa malu yang dihadapi Osaka saat perayaan penyerahan trofi berlangsung.
Osaka bahkan sampai menutupi wajahnya dengan topi ketika seluruh penonton di Arthur Ashe Stadium menyorakinya. Hal ini terjadi lantaran kemenangan yang diraih petenis berusia 20 tahun dinilai hanya sebuah keberuntungan mengingat lawannya terkena penalti dari wasit Carlos Ramos.
Osaka meraih satu poin dari Serena secara cuma-cuma pada game kedelapan set kedua, setelah adik kandung Venus Williams diberi peringatan ketiga yang berujung penalti. Sanksi itu diberikan lantaran pelatih yang juga kekasihnya Serena, Patrick Mouratoglou diketahui memberikan instruksi saat pertandingan berlangsung.
Namun Serena membantah anggapan itu. Saking kesalnya, Serena melampiaskan kepada hakim garis sebagai 'pencuri'. Dia bahkan melontarkan kritikan pedas kepada wasit sembari mengacungkan jari telunjuk. Meski demikian, itu tidak mengubah keadaan dan Osaka akhirnya keluar sebagai pemenangan.
Di atas panggung tempat penyerahan trofi, Osaka terlihat tertunduk sambil menutupi wajah dengan topinya saat Tom Rinaldi mengumumkan pemenang AS Terbuka 2018. Perasaan malu begitu jelas terlihat ketika seluruh penonton yang memadati Stadion Arthur Ashe menyorakinya.
Ketika situasi semakin tegang, Serena mencoba untuk menengahinya. Petenis 20 tahun itu beruntung karena sosok yang dikalahkannya adalah Serena, sosok yang selalu berusaha mendorong perempuan-perempuan muda untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka.
"Saya tidak mau bersikap kurang ajar dan mempermasalahkan kemenangan Osaka. Dia bermain baik dan ini adalah (gelar) Grand Slam pertamanya. Saya tahu kalian semua di sini mendukungku, tetapi ayolah. Mari kita buat momen ini jadi menyenangkan. Jangan lagi soraki dirinya. Kita berdua akan melewati semua ini dan bersikap positif. Ayo, hentikan sorakannya!.
Tapi berbeda dengan Djokovic yang penuh tawa kebahagiaan saat perayaan trofi juara tersebut. "Semua orang berada dalam situasi yang sangat canggung. Banyak emosi. Serena menangis. Naomi menangis. Itu sangat, sangat sulit. Tapi saya memiliki pendapat pribadi saya bahwa mungkin wasit kursi seharusnya tidak mendorong Serena ke batas, terutama di final Grand Slam," kata Djokovic dikutip dari Express, Senin (10/9/2018).
Osaka menggarisbawahi namanya dalam daftar buku sejarah sebagai petenis Jepang pertama yang menyabet gelar di AS Terbuka dan turnamen grand slam usai mengalahkan Serena Williams di final dengan dua set langsung 6-2, 6-4 dalam waktu 79 menit. Bukannya tersenyum, justru tangisan dan rasa malu yang dihadapi Osaka saat perayaan penyerahan trofi berlangsung.
Osaka bahkan sampai menutupi wajahnya dengan topi ketika seluruh penonton di Arthur Ashe Stadium menyorakinya. Hal ini terjadi lantaran kemenangan yang diraih petenis berusia 20 tahun dinilai hanya sebuah keberuntungan mengingat lawannya terkena penalti dari wasit Carlos Ramos.
Osaka meraih satu poin dari Serena secara cuma-cuma pada game kedelapan set kedua, setelah adik kandung Venus Williams diberi peringatan ketiga yang berujung penalti. Sanksi itu diberikan lantaran pelatih yang juga kekasihnya Serena, Patrick Mouratoglou diketahui memberikan instruksi saat pertandingan berlangsung.
Namun Serena membantah anggapan itu. Saking kesalnya, Serena melampiaskan kepada hakim garis sebagai 'pencuri'. Dia bahkan melontarkan kritikan pedas kepada wasit sembari mengacungkan jari telunjuk. Meski demikian, itu tidak mengubah keadaan dan Osaka akhirnya keluar sebagai pemenangan.
Di atas panggung tempat penyerahan trofi, Osaka terlihat tertunduk sambil menutupi wajah dengan topinya saat Tom Rinaldi mengumumkan pemenang AS Terbuka 2018. Perasaan malu begitu jelas terlihat ketika seluruh penonton yang memadati Stadion Arthur Ashe menyorakinya.
Ketika situasi semakin tegang, Serena mencoba untuk menengahinya. Petenis 20 tahun itu beruntung karena sosok yang dikalahkannya adalah Serena, sosok yang selalu berusaha mendorong perempuan-perempuan muda untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka.
"Saya tidak mau bersikap kurang ajar dan mempermasalahkan kemenangan Osaka. Dia bermain baik dan ini adalah (gelar) Grand Slam pertamanya. Saya tahu kalian semua di sini mendukungku, tetapi ayolah. Mari kita buat momen ini jadi menyenangkan. Jangan lagi soraki dirinya. Kita berdua akan melewati semua ini dan bersikap positif. Ayo, hentikan sorakannya!.
Tapi berbeda dengan Djokovic yang penuh tawa kebahagiaan saat perayaan trofi juara tersebut. "Semua orang berada dalam situasi yang sangat canggung. Banyak emosi. Serena menangis. Naomi menangis. Itu sangat, sangat sulit. Tapi saya memiliki pendapat pribadi saya bahwa mungkin wasit kursi seharusnya tidak mendorong Serena ke batas, terutama di final Grand Slam," kata Djokovic dikutip dari Express, Senin (10/9/2018).
(sha)