Borobudur Marathon 2018 Diikuti Pelari dari 30 Negara
A
A
A
MAGELANG - Event lomba lari jarak jauh tingkat internasional Borobudur Marathon Powered by Bank Jateng kembali digelar di Kompleks Taman Lumbini, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan tahunan ini dinilai mampu mendongkrak dan mengembangkan ekonomi masyarakat dan pariwisata di daerah tersebut.
“Melalui konsep Sport Tourism yang menjadi keunggulan acara ini, Kami berharap bahwa Borobudur Marathon tahun ini dapat memiliki kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi masyarakat dan sektor pariwisata di kawasan Borobudur,” ujar Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, Sabtu (17/11/2018).
Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng yang diikuti oleh 10.000 peserta dari dalam dan luar negeri yang terselenggara atas kolaborasi Pemprov Jateng dan Harian Kompas dengan sponsor Bank Jateng dan media partner KORAN SINDO dan SINDOnews.com
Menurut dia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginginkan Jateng memiliki sebuah event nasional bahkan internasional. Dengan adanya kegiatan Borobudur Marathon ini, impian tersebut bisa terealisasi. Terbukti, ada 40.000 pelari. yang ingin ikut acara ini, tapi dibatasi hanya 10.000 orang.
"Kita sedang bangun value melalui Sport Tourism. Semoga di tahun keempat Borobudur Marathon bisa jadi event internasional dan Jateng bisa mendunia," ucapnya.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo menjelaskan, setelah hadir dengan tema Reborn Harmony pada 2017, Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng ini hadir untuk melanjutkan semangat kelahiran kembali pada 2018 dengan membawakan tema Raising Harmony.
Dia menyebut, Borobudur Marathon memiliki tiga pilar utama yaitu Raising Harmony atau Tumbuh dalam Keselarasan, Cultural Immersion atau Keterlibatan Budaya Lokal dan Sport Tourism atau Olahraga Wisata.
"Raising Harmony artinya, untuk semakin bertumbuh dibutuhkan tidak hanya sekedar niat melainkan usaha yang maksimal. Seperti berlari, untuk mencapai garis finis dibutuhkan tidak hanya sekedar niat melainkan usaha dalam berlatih dan terus mendorong diri untuk terus berlari dan tidak berhenti," ujarnya.
Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng, kata dia, bukan hanya sekedar perlombaan marathon. Sebab dengan pilar Cultural Immersion dan Sport Tourism, Borobudur Marathon menjadi perlombaan marathon yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal dalam bentuk atraksi dan atribut khas Magelang seperti cheering zone dan homestay. "Aktivitas-aktivitas tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan sektor ekonomi dan pariwisata di kawasan Candi Borobudur dan Magelang," kata Adi.
Budiman menyebut, ada tiga kategori Borobudur Marathon yaitu Marathon dengan jarak 42,195 kilometer, Half Marathon 21,1 kilometer, dan 10 kilometer total hadiah Rp2,8 miliar dan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara Marathon di Tokyo.
Budiman berharap, mimpi Borobudur Marathon masuk dalam World Major Marathon yang setara dengan Tokyo, Boston dan Berlin marathon dapat terwujud. "Saya yakin itu bisa kalau semua komponen bangsa ini punya keinginan yang sama. Kalau ada dukungan dari Pemprov Jateng, masyarakat dan pemerintah pusat impian itu bisa diwujudkan," kata Budiman.
Apalagi jumlah peserta Borobodur Marathon terus mengalami peningkatan. Pada tahun ini, kata dia, tercatat ada 30 negara dengan 205 partisipan atau runner. Jumlah ini naik dibandingkan pada 2017 yakni hanya 27 negara 178 partisipan.
Dia menyebut, negara-negara peserta yang ikut dalam event ini di antaranya, Inggris, Amerika, Ukraina, Swedia, Jerman, Kanada, Italia, Belanda. Termasuk Denmark, Jepang, China, Iran, Oman, Singapura, Korea Selatan.
"Peserta tertua berasal dari Belanda, Judith Van Ginkel, usianya 85 tahun. Kemudian, dari Amerika Serikat William Herman Vollmert,76 tahun. Sedangkan dari Indonesia ada Masdjuki dan Adji Baroto,75 tahun dan Wisdarmanto,74," katanya.
Tidak hanya itu, event kali ini juga diramaikan dengan kehadiran mantan Puteri Indonesia 2007 Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono dan artis sekaligus model cantik Sigi Wimala sebagai brand ambassador Borobudur Marathon.
"Saya bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat Jateng yang begitu antusias menyukseskan acara Borobudur Marathon ini. Ada sekitar 35 sekolah dan 19 desa yang ikut mendukung acara ini. Estimasi supporter Borobudur Marathon diprediksi mencapai 26.000 orang," katanya.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An mengatakan, Candi Borobudur ini namanya sudah mendunia. "Harapannya bisa seperti Tokyo Marathon. Target saya lima tahun dari sekarang event ini mendunia," katanya.
Race Director Andreas Kansil mengatakan, rute lomba lari jarak jauh internasional ini sejak 2017 sudah mendapatkan sertifikasi dari Association of International Marathon and Distance Races (AIMS) dan International Association of Athletics Federations (IAAF) dan akan berlaku selama lima tahun ke depan.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, kata dia, Borobudur Marathon 2018 ini merupakan yang pertama di Indonesia menerapkan blue line. Menurut dia, blue line yang digambarkan di rute marathon ini bertujuan untuk memandu para pelari terutama calon juara supaya berlari secara efektif melalui jalur tercepat.
"Tidak hanya itu, selain menerapkan waktu pancung pada keseluruhan jarak mulai dari bendera dikibarkan atau cut of time (COT) kita juga menerapkan waktu pancung pada sebagian jarak atau cut of point (COP) untuk para pelari. Kalau penyelenggaraan sebelumnya, kita hanya menggunakan COT saja," ujarnya.
Untuk mendukung penerapan COP, pihaknya memasang beberapa papan penunjuk waktu di beberapa titik sehingga penyelenggara dapat memastikan apakah peserta dapat melanjutkan larinya hingga finish atau dinyatakan gagal.
"Untuk COT full maraton adalah 7 jam dengan COP 4 jam di kilometer 21 dan 6 jam di kilometer 35. Sedangkan COT Half Marathon (HM) adalah 4 jam dengan COP 3 jam di kilometer 15. Ini untuk memastikan mereka bisa melintasi garis finis atau gagal. COT dan COP ini juga untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang akan menggunakan jalan," kata dia.
“Melalui konsep Sport Tourism yang menjadi keunggulan acara ini, Kami berharap bahwa Borobudur Marathon tahun ini dapat memiliki kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi masyarakat dan sektor pariwisata di kawasan Borobudur,” ujar Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, Sabtu (17/11/2018).
Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng yang diikuti oleh 10.000 peserta dari dalam dan luar negeri yang terselenggara atas kolaborasi Pemprov Jateng dan Harian Kompas dengan sponsor Bank Jateng dan media partner KORAN SINDO dan SINDOnews.com
Menurut dia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginginkan Jateng memiliki sebuah event nasional bahkan internasional. Dengan adanya kegiatan Borobudur Marathon ini, impian tersebut bisa terealisasi. Terbukti, ada 40.000 pelari. yang ingin ikut acara ini, tapi dibatasi hanya 10.000 orang.
"Kita sedang bangun value melalui Sport Tourism. Semoga di tahun keempat Borobudur Marathon bisa jadi event internasional dan Jateng bisa mendunia," ucapnya.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo menjelaskan, setelah hadir dengan tema Reborn Harmony pada 2017, Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng ini hadir untuk melanjutkan semangat kelahiran kembali pada 2018 dengan membawakan tema Raising Harmony.
Dia menyebut, Borobudur Marathon memiliki tiga pilar utama yaitu Raising Harmony atau Tumbuh dalam Keselarasan, Cultural Immersion atau Keterlibatan Budaya Lokal dan Sport Tourism atau Olahraga Wisata.
"Raising Harmony artinya, untuk semakin bertumbuh dibutuhkan tidak hanya sekedar niat melainkan usaha yang maksimal. Seperti berlari, untuk mencapai garis finis dibutuhkan tidak hanya sekedar niat melainkan usaha dalam berlatih dan terus mendorong diri untuk terus berlari dan tidak berhenti," ujarnya.
Borobudur Marathon 2018 Powered by Bank Jateng, kata dia, bukan hanya sekedar perlombaan marathon. Sebab dengan pilar Cultural Immersion dan Sport Tourism, Borobudur Marathon menjadi perlombaan marathon yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal dalam bentuk atraksi dan atribut khas Magelang seperti cheering zone dan homestay. "Aktivitas-aktivitas tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan sektor ekonomi dan pariwisata di kawasan Candi Borobudur dan Magelang," kata Adi.
Budiman menyebut, ada tiga kategori Borobudur Marathon yaitu Marathon dengan jarak 42,195 kilometer, Half Marathon 21,1 kilometer, dan 10 kilometer total hadiah Rp2,8 miliar dan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara Marathon di Tokyo.
Budiman berharap, mimpi Borobudur Marathon masuk dalam World Major Marathon yang setara dengan Tokyo, Boston dan Berlin marathon dapat terwujud. "Saya yakin itu bisa kalau semua komponen bangsa ini punya keinginan yang sama. Kalau ada dukungan dari Pemprov Jateng, masyarakat dan pemerintah pusat impian itu bisa diwujudkan," kata Budiman.
Apalagi jumlah peserta Borobodur Marathon terus mengalami peningkatan. Pada tahun ini, kata dia, tercatat ada 30 negara dengan 205 partisipan atau runner. Jumlah ini naik dibandingkan pada 2017 yakni hanya 27 negara 178 partisipan.
Dia menyebut, negara-negara peserta yang ikut dalam event ini di antaranya, Inggris, Amerika, Ukraina, Swedia, Jerman, Kanada, Italia, Belanda. Termasuk Denmark, Jepang, China, Iran, Oman, Singapura, Korea Selatan.
"Peserta tertua berasal dari Belanda, Judith Van Ginkel, usianya 85 tahun. Kemudian, dari Amerika Serikat William Herman Vollmert,76 tahun. Sedangkan dari Indonesia ada Masdjuki dan Adji Baroto,75 tahun dan Wisdarmanto,74," katanya.
Tidak hanya itu, event kali ini juga diramaikan dengan kehadiran mantan Puteri Indonesia 2007 Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono dan artis sekaligus model cantik Sigi Wimala sebagai brand ambassador Borobudur Marathon.
"Saya bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat Jateng yang begitu antusias menyukseskan acara Borobudur Marathon ini. Ada sekitar 35 sekolah dan 19 desa yang ikut mendukung acara ini. Estimasi supporter Borobudur Marathon diprediksi mencapai 26.000 orang," katanya.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An mengatakan, Candi Borobudur ini namanya sudah mendunia. "Harapannya bisa seperti Tokyo Marathon. Target saya lima tahun dari sekarang event ini mendunia," katanya.
Race Director Andreas Kansil mengatakan, rute lomba lari jarak jauh internasional ini sejak 2017 sudah mendapatkan sertifikasi dari Association of International Marathon and Distance Races (AIMS) dan International Association of Athletics Federations (IAAF) dan akan berlaku selama lima tahun ke depan.
Berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, kata dia, Borobudur Marathon 2018 ini merupakan yang pertama di Indonesia menerapkan blue line. Menurut dia, blue line yang digambarkan di rute marathon ini bertujuan untuk memandu para pelari terutama calon juara supaya berlari secara efektif melalui jalur tercepat.
"Tidak hanya itu, selain menerapkan waktu pancung pada keseluruhan jarak mulai dari bendera dikibarkan atau cut of time (COT) kita juga menerapkan waktu pancung pada sebagian jarak atau cut of point (COP) untuk para pelari. Kalau penyelenggaraan sebelumnya, kita hanya menggunakan COT saja," ujarnya.
Untuk mendukung penerapan COP, pihaknya memasang beberapa papan penunjuk waktu di beberapa titik sehingga penyelenggara dapat memastikan apakah peserta dapat melanjutkan larinya hingga finish atau dinyatakan gagal.
"Untuk COT full maraton adalah 7 jam dengan COP 4 jam di kilometer 21 dan 6 jam di kilometer 35. Sedangkan COT Half Marathon (HM) adalah 4 jam dengan COP 3 jam di kilometer 15. Ini untuk memastikan mereka bisa melintasi garis finis atau gagal. COT dan COP ini juga untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang akan menggunakan jalan," kata dia.
(sha)