Pep Guardiola, Sosok Pelatih yang Disanjung Juga Dicerca
A
A
A
MANCHESTER - Diakui atau tidak, Pep Guardiola menghadirkan warna tersendiri pada sepak bola sejak dia menjadi pelatih utama Barcelona. Gaya bermain tiki-taka membuat Barca mendominasi sepak bola dunia dan menyihir seluruh pelatih, tim, dan fans meniru gaya main Blaugrana. Dia memiliki 14 trofi bersama Barca selama 2008-2012. Sukses itu membuatnya diikat Bayern Muenchen (2013- 2016).
Hasilnya, Guardiola sukses mempersembahkan tujuh gelar bergengsi di level domestik maupun Eropa bagi Die Roten. Deret gelar yang membuat dia akhirnya mendarat di Manchester City. Namun, tidak semua menganggap gaya bermain berbasis penguasaan bola Guardiola menuai pujian.
Kritikan dilontarkan legendaris Jerman, Hans Peter Briegel. Dia menilai, filosofi sepak bola yang diusung Guardiola memberikan dampak negatif pada tim nasional Jerman di Piala Dunia 2018 dan Nations League 2018.
“Ini adalah kesalahannya (Guardiola). Dia menipu kami dengan mengatakan 75% penguasaan bola sudah cukup memenangkan pertandingan. Padahal untuk menang, tidak cukup sekadar menguasai bola. Dalam sepak bola, hasil jauh lebih penting daripada mengendalikan permainan,” kata Briegel dilansir Marca.
Briegel mengatakan, penguasaan bola memang penting, tetapi harus dipadukan dengan unsur lainnya. Setiap tim memiliki gaya permainan masing-masing yang bisa menjadi senjata mematikan untuk memenangkan pertandingan. “Prancis memberikan indikasi ketika menjuarai Piala Dunia 2018. Anda bahkan dapat menang dengan gaya bermain tradisional. Kualitas sepak bola bukanlah yang terpenting, melainkan memiliki keseimbangan,” ujarnya.
Namun di Inggris, Guardiola dianggap menghadirkan aura positif. Pelatih Tim Nasional Inggris Gareth Southgate menilai, sukses Guardiola mempersembahkan gelar Liga Primer (2017/2018), Piala Liga (2017/2018), dan Community Shield (2018), bukan hanya menjadikan Man City sebagai kekuatan utama Liga Primer, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan sepak bola Inggris secara keseluruhan.
“Saya pikir, dia memberikan pengaruh besar terhadap sepak bola Inggris. Dia telah menjadi inovator. Ketika melihat sepak bola anak-anak saat ini, mereka memainkan sepak bola dari bawah. Bersama Man City, permainan mereka berbeda dari yang lain. Sangat bagus memiliki pelatih hebat seperti Guardiola di Inggris,” kata Southgate.
Sementara itu, Guardiola mengaku butuh adaptasi di setiap kompetisi. Seperti di Liga Primer yang menurut dia sebagai kompetisi menantang. “Saya pelatih lebih baik daripada saat di Jerman. Saya juga jauh lebih baik ketimbang ketika masih menangani Barcelona. Sekarang, saya lebih baik karena belajar menangani kompetisi luar biasa yang memiliki banyak tingkatan kesulitan,” tutur Guardiola dikutip Skysports .
Guardiola menilai, Liga Primer selalu memiliki kejutan di setiap musimnya. Kekuatan yang merata membuat persaingan gelar diperebutkan lima hingga enam tim. Oleh karenanya, meski berstatus juara bertahan, dia selalu berusaha mempersiapkan Man City sebaik mungkin.
Pascajeda internasional, The Citizens akan bertandang ke London Stadium markas West Ham United pada lanjutan Liga Primer, Sabtu (24/11). Saat ini David Silva dkk bercokol di puncak klasemen sementara dengan 32 poin.
“Liga Primer sulit diprediksi. Dari jumlah permainan, cuacanya, dan wasit mengatakan terus bermain. Ini adalah satusatunya kompetisi yang lima atau enam tim mampu menjadi juara,” tutur Guardiola yang tertarik menangani timnas.
Hasilnya, Guardiola sukses mempersembahkan tujuh gelar bergengsi di level domestik maupun Eropa bagi Die Roten. Deret gelar yang membuat dia akhirnya mendarat di Manchester City. Namun, tidak semua menganggap gaya bermain berbasis penguasaan bola Guardiola menuai pujian.
Kritikan dilontarkan legendaris Jerman, Hans Peter Briegel. Dia menilai, filosofi sepak bola yang diusung Guardiola memberikan dampak negatif pada tim nasional Jerman di Piala Dunia 2018 dan Nations League 2018.
“Ini adalah kesalahannya (Guardiola). Dia menipu kami dengan mengatakan 75% penguasaan bola sudah cukup memenangkan pertandingan. Padahal untuk menang, tidak cukup sekadar menguasai bola. Dalam sepak bola, hasil jauh lebih penting daripada mengendalikan permainan,” kata Briegel dilansir Marca.
Briegel mengatakan, penguasaan bola memang penting, tetapi harus dipadukan dengan unsur lainnya. Setiap tim memiliki gaya permainan masing-masing yang bisa menjadi senjata mematikan untuk memenangkan pertandingan. “Prancis memberikan indikasi ketika menjuarai Piala Dunia 2018. Anda bahkan dapat menang dengan gaya bermain tradisional. Kualitas sepak bola bukanlah yang terpenting, melainkan memiliki keseimbangan,” ujarnya.
Namun di Inggris, Guardiola dianggap menghadirkan aura positif. Pelatih Tim Nasional Inggris Gareth Southgate menilai, sukses Guardiola mempersembahkan gelar Liga Primer (2017/2018), Piala Liga (2017/2018), dan Community Shield (2018), bukan hanya menjadikan Man City sebagai kekuatan utama Liga Primer, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perkembangan sepak bola Inggris secara keseluruhan.
“Saya pikir, dia memberikan pengaruh besar terhadap sepak bola Inggris. Dia telah menjadi inovator. Ketika melihat sepak bola anak-anak saat ini, mereka memainkan sepak bola dari bawah. Bersama Man City, permainan mereka berbeda dari yang lain. Sangat bagus memiliki pelatih hebat seperti Guardiola di Inggris,” kata Southgate.
Sementara itu, Guardiola mengaku butuh adaptasi di setiap kompetisi. Seperti di Liga Primer yang menurut dia sebagai kompetisi menantang. “Saya pelatih lebih baik daripada saat di Jerman. Saya juga jauh lebih baik ketimbang ketika masih menangani Barcelona. Sekarang, saya lebih baik karena belajar menangani kompetisi luar biasa yang memiliki banyak tingkatan kesulitan,” tutur Guardiola dikutip Skysports .
Guardiola menilai, Liga Primer selalu memiliki kejutan di setiap musimnya. Kekuatan yang merata membuat persaingan gelar diperebutkan lima hingga enam tim. Oleh karenanya, meski berstatus juara bertahan, dia selalu berusaha mempersiapkan Man City sebaik mungkin.
Pascajeda internasional, The Citizens akan bertandang ke London Stadium markas West Ham United pada lanjutan Liga Primer, Sabtu (24/11). Saat ini David Silva dkk bercokol di puncak klasemen sementara dengan 32 poin.
“Liga Primer sulit diprediksi. Dari jumlah permainan, cuacanya, dan wasit mengatakan terus bermain. Ini adalah satusatunya kompetisi yang lima atau enam tim mampu menjadi juara,” tutur Guardiola yang tertarik menangani timnas.
(don)