Setelah Marin, PV Sindhu dan Saina Nehwal Komentari Aturan Baru BWF
A
A
A
HYDERABAD - Aturan baru Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) membuat sejumlah pebulu tangkis top dunia berkomentar. Setelah kritik pedas disampaikan juara dunia tiga kali Carolina Marin, dan kini dua atlet putri India PV Sindhu dan Saina Nehwal turut buka suara soal syarat tampil di Final Tur Dunia BWF.
Baru-baru ini BWF memperkenalkan aturan baru yang akan diimplementasikan mulai tahun depan (2019) yang akan mewajibkan bagi 15 pemain top pria dan wanita untuk bermain minimal 12 turnamen dalam setahun demi lolos ke Final Tur Dunia BWF.
Marin pada Selasa (25/12/2018) mengatakan atlet bukan robot, yang rawan cedera jika harus tampil di banyak turnamen. Juara Olimpiade 2016 itu berharap badan pengelola harus berbuat lebih banyak untuk melindungi para pemain dari cedera.
(Baca Juga: Marin Kritik BWF: Atlet Bukan Robot, Harus Dilindungi)
Saina Nehwal, yang telah mengalami berbagai cedera yang mengancam karier selama bertahun-tahun, menyoroti bagaimana bulu tangkis bisa mengambil inspirasi dari olahraga lain seperti tenis dan golf dan mengikuti format grand slam yang mereka terapkan.
“Dengan mengurangi jumlah turnamen, ada sedikit peluang pemain cedera. Mengapa harus ikut 20 turnamen setahun? Padahal di cabang lain, mereka hanya bisa melakukan empat, lima Grand Slam dengan lebih banyak uang yang mereka hasilkan,” kata Nehwal, peraih perunggu Olimpiade 2012, seperti dilansir Times of India.
Sementara Pusarla Venkata (PV) Sindhu senada dengan Nehwal. Peraih perak Olimpade Rio 2016 itu menyatakan lebih baik atlet mengikuti sedikit turnamen tapi berkualitas.
“Pada tingkat ini, kita pasti tidak bisa memberikan yang terbaik atau berada di level tertinggi sepanjang waktu. Saya akan mengatakan bahwa kita harus memiliki turnamen terbatas dan mempersiapkan diri dengan baik, ”kata Sindhu yang baru-baru ini meraih gelar final BWF untuk pertama kalinya dalam kariernya.
Baru-baru ini BWF memperkenalkan aturan baru yang akan diimplementasikan mulai tahun depan (2019) yang akan mewajibkan bagi 15 pemain top pria dan wanita untuk bermain minimal 12 turnamen dalam setahun demi lolos ke Final Tur Dunia BWF.
Marin pada Selasa (25/12/2018) mengatakan atlet bukan robot, yang rawan cedera jika harus tampil di banyak turnamen. Juara Olimpiade 2016 itu berharap badan pengelola harus berbuat lebih banyak untuk melindungi para pemain dari cedera.
(Baca Juga: Marin Kritik BWF: Atlet Bukan Robot, Harus Dilindungi)
Saina Nehwal, yang telah mengalami berbagai cedera yang mengancam karier selama bertahun-tahun, menyoroti bagaimana bulu tangkis bisa mengambil inspirasi dari olahraga lain seperti tenis dan golf dan mengikuti format grand slam yang mereka terapkan.
“Dengan mengurangi jumlah turnamen, ada sedikit peluang pemain cedera. Mengapa harus ikut 20 turnamen setahun? Padahal di cabang lain, mereka hanya bisa melakukan empat, lima Grand Slam dengan lebih banyak uang yang mereka hasilkan,” kata Nehwal, peraih perunggu Olimpiade 2012, seperti dilansir Times of India.
Sementara Pusarla Venkata (PV) Sindhu senada dengan Nehwal. Peraih perak Olimpade Rio 2016 itu menyatakan lebih baik atlet mengikuti sedikit turnamen tapi berkualitas.
“Pada tingkat ini, kita pasti tidak bisa memberikan yang terbaik atau berada di level tertinggi sepanjang waktu. Saya akan mengatakan bahwa kita harus memiliki turnamen terbatas dan mempersiapkan diri dengan baik, ”kata Sindhu yang baru-baru ini meraih gelar final BWF untuk pertama kalinya dalam kariernya.
(sha)